Cek Fakta: Tidak Benar Vaksin yang Mengandung Polisorbat 80 Berbahaya

Beredar di media sosial postingan soal bahaya vaksin karena mengandung Polisorbat 80.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 18 Jan 2021, 09:56 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2021, 18:00 WIB
Cek Fakta Polisorbat pada vaksin covid-19
Cek Fakta Polisorbat pada vaksin covid-19

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan soal bahaya vaksin karena mengandung Polisorbat 80. Postingan ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.

Salah satu akun yang mengunggahnya bernama Marissa Payton. Dia mempostingnya di Facebook pada 3 Januari 2021.

Dalam postingannya terdapat gambar dengan tulisan

"Vaccines Dirty Little Secret!! Polysorbate 80. This chemical emulsifier suppresses the immune system and bypasses the blood brain barrier which can cause ANAPHYLACTIC SHOCK, ENCEPHALITIS and INFERTILITY."

atau dalam Bahasa Indonesia

"Rahasia kotor vaksin!! Polysorbate 80. Pengemulsi kimiawi ini menekan sistem kekebalan dan melewati sawar darah otak yang dapat menyebabkan anafilaksis, radang otak dan kemandulan."

Lalu benarkah vaksin yang mengandung Polisorbat 80 berbahaya dan menyebabkan akibat seperti postingan di atas?

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Penelusuran Fakta

Ilustrasi Cek Fakta
Ilustrasi Cek Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengetik kata kunci polysorbate 80 vaccines di mesin pencarian Google. Di sana ditemukan artikel berjudul 'Posts mislead on risk posed by vaccine ingredient' yang tayang di AFP Fact Check, Jumat (16/1/2021).

Di sana terdapat penjelasan bahwa isu serupa sudah beredar sejak 2017. Namun postingan serupa marak kembali dibagikan setelah vaksin covid-19 mendapat izin darurat (EUA) di beberapa negara.

Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) vaksin covid-19 buatan Pfizer dan Mordena tidak mengandung Polisorbat 80.

Namun Polisorbat 80 lazim digunakan di vaksin sebagai pengelmusi untuk menyatukan bahan. Tak hanya vaksin, Polisorbat 80 juga digunakan di produk kosmetik, vitamin, bahkan produk makanan seperti es krim.

"Biasanya dalam satu cangkir es krim mengandung lebih dari 300 ribu microgram Polisorbat 80. Sebaliknya jumlah Polisorbat 80 dalam formulasi vaksin hanya sekitar 50 gram," ujar Suresh Mittal Profesor Virologi Purdue University pada AFP Fact Check.

"Tidak ada kekhawatiran yang signifikan tentang penggunaan Polisorbat 80 pada vaksin, kecuali ada orang yang alergi dengan bahan itu," katanya menambahkan.

Selain itu terdapat penjelasan dari Cosby Stone Jr, Instruktur alergi dan imunologi di Klinik Alergi Obat Universitas Vanderbilt.

"Kasus alergi akibat Polisorbat 80 juga sangat jarang terjadi, mungkin hanya satu dari sejuta. Polisorbat 80 seperti halnya penstabil dalam vaksin, jadi tidak mungkin menembus sawar darah otak," kata Stone menegaskan.

Terkait keamanan vaksin, Libby Richards, profesor di Purdue School of Nursing menjelaskan, "Vaksin memiliki sejarah keamanan yang panjang dan menjalani pengujian keamanan dan kemanjuran yang ketat sebelum tersedia untuk umum. Bahan-bahan vaksin digunakan pada tingkat paling minimum untuk menjaga agar vaksin tetap aman dan seefektif mungkin."

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah
Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Postingan yang menyebut vaksin covid-19 yang mengandung polisorbat berbahaya adalah tidak benar. 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya