Simak 6 Hoaks Seputar Covid-19 yang Beredar dalam Sepekan

Berikut informasi hoaks seputar Covid-19 dalam sepekan

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Feb 2021, 09:11 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 09:11 WIB
Ilustrasi Hoaks Hoax
Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Liputan6.com, Jakarta- Informasi seputar Covid-19 masih menjadi buruan untuk meningkatkan pengentahuan tentang penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 tersebut. Namun, informasi yang beredar seputar Covid-19 tidak seluruhnya dapat dipercaya. Pasalnya, ada informasi palsu alias hoaks yang sengaja disajikan untuk menyesatkan kita.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi seputar Covid-19, hasilnya informasi tersebut palsu alias tidak benar.

Berikut informasi hoaks seputar Covid-19 dalam sepekan:

1. Jambu Kristal Ampuh Menangkal Covid-19

Cek Fakta Liputan6.com menemukan unggahan yang membahas soal khasiat jambu kristal. Disebutkan buah-buahan ini mampu sebagai anti virus corona Covid-19.

Klaim ini berada di akun Facebook milik Mamax Arya Membiri. Bahkan, dia menyebut jambu kristal ini ampuh sebagai penangkal covid-19.

Begini narasinya:

"Ready jambu kristal putih👌penangkal virus corona😀rasa buahnya manis👌vitamin c nya lebih tinggi dari buah jeruk👌ngak percaya buka google aja👌😊😀minat tlpn/wa 0813xxxxxx..ingat penggantaran besok😊😊😊👌."

Lalu, benarkah covid-19 bisa ditangkal melalui jambu kristal?.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Covid-19 bisa ditangkal melalui jambu kristal merupakan informasi yang salah. Faktanya, jambu kristal merupakan buah yang mampu meningkatkan imunitas tubuh.

2. Saran WHO Orang Sehat Berhenti Memakai Masker

Beberapa hari terakhir ini, netizen Facebook ramai-ramai membagikan kicauan Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) yang menyebut orang sehat tidak perlu memakai masker di masa pandemi covid-19.

Mereka membagikan kicauan akun Twitter World Health Organization Western Pacific soal orang sehat tidak perlu masker dengan narasi sebagai berikut:

"If you do not have any respiratory symptoms, such as fever, cough, or runny nose, you do not need to wear a medical mask. When used alone, masks can give you a false feeling of protection and can even be a source of infection when not used correctly."

Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:

"Jika Anda tidak mengalami gejala gangguan pernapasan, seperti demam, batuk, atau pilek, Anda tidak perlu menggunakan masker. Saat digunakan sendiri, masker dapat memberi Anda perasaan perlindungan yang salah dan bahkan dapat menjadi sumber infeksi jika tidak digunakan dengan benar."

Itu merupakan unggahan akun Facebook Kim Moran pada 25 Januari 2021. Unggahan berupa tangkapan layar dari akun Twitter WHO regional Western Pacific mendapat banyak respons dari netizen.

Lalu, benarkah WHO sudah menyarankan orang sehat tidak perlu menggunakan masker lagi di masa pandemi covid-19?

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim WHO sudah menyarankan orang sehat tidak perlu menggunakan masker lagi di masa pandemi covid-19 merupakan informasi hoaks. Kicauan WHO yang dibagikan netizen merupakan twit lama.

 

3. Covid-19 Bukan Virus dan Tidak Menular

Pada 25 Januari 2021, seorang netizen Facebook dengan nama Lois Lois mengklaim kalau covid-19 bukanlah sebuah virus berbahaya. Bahkan, dia menyebut Covid-19 ini tidak menular.

Begini narsinya:

"Sebar info Bahwa saya Benar! Covid19 Bukan Virus dan Tidak Menular.

Tidak perlu Masker

Tidak perlu PSBB

Tidak perlu Vaksin FLU

Covid19 Bukan Pandemi Virus tapi Pandemi salah alat Rapid dan PCR dengan Teori sesatnya.

Alat salah diagnosa

Salah dalam pemberian terapi dan jadi penyebab kematian Ratusan Juta jiwa seluruh dunia akibat keracunan obat keras!"

Lalu, benarkah covid-19 bukan sebuah virus dan tidak menular? 

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim yang menyebut covid-19 bukan virus dan tidak menular adalah informasi hoaks. Faktanya, covid-19 merupakan virus yang bisa menularkan penyakit ke orang lain.

 

4. Air Rebusan Belimbing Bisa Cegah dan Sembuhkan Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp video tentang buah belimbing wuluh yang disebut bisa mencegah dan mengobati covid-19. Video tersebut ramai dibagikan sejak pekan ini.

Unggahan tersebut disertai narasi:

"Obat covid.....Simak.semoga bermanfaat......D ambil dari pengalaman pribadi yg terpapar covid😩Masuk akal..karna belimbing wuluh paling tinggi vitamni C ny..."

Video tersebut berdurasi 7 menit, 43 detik. Di dalam tersebut seorang wanita menyebut bahwa dia punya resep untuk Covid-19.

Dalam video dia menyebut resep tersebut adalah buah belimbing wuluh. Belimbing tersebut direbus lalu diminum hangat-hangat.

Sebelum diminum rebusan buah belimbing wuluh dikumur-kumur di tenggorokan sebelum diminum. Dia pun mengklaim belimbing merupakan pencegahan terbaik Covid-19.

Lalu benarkah air rebusan buah belimbing wuluh merupakan pencegahan dan obat bagi Covid-19?.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim yang menyebut buah belimbing wuluh sebagai pencegahan dan obat dari Covid-19 adalah tidak benar.

 

5. Tidak Benar Tanzania Terbebas dari Covid-19

Beberapa netizen mengklaim kalau negara Tanzania sudah terbebas dari Covid-19. Salah satu akun Facebook yang membagikan klaim itu adalah Eriera Eriera pada Janauri 2021.

Begini narasinya:

"Masya allah.. Tanzznia luar basa. Ternyata negara mereka bebas dari covid-19

berkat Doa & kecerdasan nya... Masya allah.."

Selain narasi, pengguna akun Faceboo Eriera Eriera juga mengunggah video tentang pidato Preziden Tanzania. Dalam video itu, Presiden Tanzania mengatakan:

"Kita ambil sampel dari kambing. Kita ambil sample dari domba. Kita ambil sampel dari pepaya. Kita ambil sampel dari oli mobil.

Kiya bawa sample-sample itu ke laboratorium tanpa sepengetahuan mereka. Bahkan, sample itu kita beri nama. Misalnya sample dari oli mobil itu kita beri nama Jabi Hanza, 30 thn, pria.

Hasilnya negatif

Ketika kami berikan sample dari pepaya, kita kasih nama Elizabath Ane, 26 tahun, wanita.

Hasilnya, pepaya itu positif terinfeksi corona."

Lalu, benarkah Tanzania terbebas dari Covid-19?

Klaim Tanzania bebas dari Covid-19 merupakan tidak benar. Dan klaim Presiden Tanzania, John Magufuli menyebut Covid-19 cuma teori konspirasi karena kambing dan buah pepaya bisa terpapar penyakit ini bisa disimpulkan tidak terbukti.

Faktanya, mesin untuk menguji sampel covid-19 di Tanzania sudah rusak. Manajemen laboratorium kesehatan nasional yang bertempat di National Institute of Medical Research (NIMR) yang berkantor pusat di ibu kota komersial Dar es Salaam tidak memperbaiki mesin yang rusak. Klaim ini juga sudah ada sejak tahun 2020.

 

6. Vaksin Covid-19 Tidak Kebal Menghadapi Virus

Pengguna Facebook atas nama Lois Lois menyebut vaksinasi covid-19 percuma dilakukan. Dia mengklaim kalau vaksin masih bisa membuat seseorang tertular virus.

Begini narasinya:

"Setelah di Vaksin Masih bisa ketularan Virus.

Gak bisa kebal!

Trus ngapain harus di Vaksin?

(Saya menangis hik)".

Lalu, benarkah klaim vaksin tidak kebal melawan virus dan masih bisa menularkan virus?

 Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim yang menyebut vaksin tidak kebal melawan virus dan masih bisa menularkan virus tidak benar. Faktanya, vaksin butuh waktu untuk membentuk antibodi agar seseorang tidak terinfeksi atau dampak yang serius dari infeksi dari sebuah penyakit.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya