Dinkes Kota Mataram Sebut Sebagian Lansia Takut Divaksin Covid-19 karena Hoaks

Meski sebagian lansia belum mengikuti vaksinasi Covid-19, namun Dinkes Kota Mataram optimis dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 31 Mar 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2021, 20:00 WIB
Ilustrasi penyuntikan vaksin Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)
Ilustrasi penyuntikan vaksin Covid-19 (Liputan6.com / Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dr H Usman Hadi mengungkapkan, masih ada sebagian lansia yang takut mengikuti vaksinasi Covid-19 karena termakan hoaks.

"Tapi, kita tetap optimistis dan semangat untuk mencapai target vaksinasi lansia meskipun secara perlahan. Pemerintah juga mengarahkan jika vaksin lansia tidak bisa 100 persen, bisa dialihkan ke yang lain dulu," kata Usman, dilansir dari Antara, Rabu (31/3/2021).

Ia menambahkan, cakupan kegiatan vaksinasi Covid-19 tahap pertama bagi kalangan lansia baru mencapai 56,73 persen atau 7.582 orang dari target 13.366 lansia.

"Cakupan vaksinasi Covid-19 lansia ini memang relatif lambat, karena dalam proses skrining petugas harus lebih berhati-hati dan lebih teliti menanyakan kondisi kesehatan lansia sebelum divaksin," ucap Usman.

Namun demikian, untuk mencapai target vaksin lansia yang ditetapkan, Dinkes telah membuka pelayanan dengan sistem jemput bola ke 325 lingkungan melalui posyandu lansia guna mendekatkan pelayanan.

"Harapan kita, upaya jemput bola tersebut bisa maksimal 'menyisir' para lansia yang tidak bisa datang langsung ke fasilitas kesehatan atau puskesmas terdekat," katanya.

Lebih jauh Usman mengatakan, kendati cakupan vaksinasi lansia terkesan lambat, tetapi untuk cakupan tenaga kesehatan (nakes) dan pekerja pelayanan publik sudah cukup tinggi.

Bahkan untuk nakes cakupannya vaksin Covid-19 tahap pertama sudah mencapai 106 persen dengan realisasi 7.507 nakes dari target 7.053 nakes. Sementara untuk vaksin tahap kedua nakes mencapai 7.104 nakes.

"Untuk vaksin tahap kedua nakes masih ada sisa 6 persen, karena memang belum waktunya vaksin," tambah Usman.

Sedangkan untuk pekerja pelayanan publik untuk tahap pertama sudah mencapai 22.949 orang, sedangkan vaksinasi tahap kedua sudah mencapai 7.192 orang.

"Cakupan vaksinasi untuk pekerja pelayanan publik termasuk aparatur sipil negara (ASN) dan non-ASN, lebih cepat dari lansia karena mereka masih muda dan usianya di bawah 50 tahun," katanya.

 

**#IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita. 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya