Hoaks Meningkat Saat Lonjakan Kasus Covid-19 di Amerika Serikat

Kabar hoaks seputar vaksin Covid-19 tidak berfungsi dan vaksin menyebabkan keguguran semakin merajalela di Amerika Serikat.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 12 Agu 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2021, 18:00 WIB
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Amerika Serikat dilaporkan mengalami lonjakan kasus positif virus corona Covid-19. Selain disebabkan varian delta, informasi palsu atau hoaks juga diduga menjadi pemicu melonjaknya jumlah positif Covid-19.

Dikutip dari theverge.com, berdasarkan penelitian dari Zignal Labs, misinformasi terkait vaksin dan Covid-19 meningkat drastis dari Juni hingga Juli 2021.

Klaim palsu, termasuk pernyataan yang mengatakan bahwa vaksin tidak berfungsi, kekebalan dari infeksi lebih baik daripada vaksinasi, dan vaksin menyebabkan keguguran semakin merajalela. Kepalsuan bahwa vaksin tidak bekerja naik sebesar 437 persen.

Lonjakan terjadi setelah jeda informasi yang salah selama Mei dan Juni, ketika kasus Covid-19 rendah di sebagian besar tempat di AS.

The New York Times juga melaporkan bahwa kampanye disinformasi yang berpihak pada Rusia juga berkontribusi pada penyebaran kebohongan.

Para aktor tersebut menyebarkan pesan palsu tentang efek samping dari vaksin Covid-19 berbasis gen yang dibuat oleh Pfizer/BioNTech dan Moderna.

"Disinformasi tumbuh subur dalam kekosongan informasi," ungkap Kepala Eksekutif Grup Alethea, Lisa Kaplan, dikutip dari theverge.com, Kamis (12/8/2021).

"Mengetahui bagaimana orang Rusia biasanya memainkan situasi seperti itu, tidak akan mengejutkan jika mereka mencoba mengambil keuntungan darinya," tambah dia.

Sementara, pejabat kesehatan di Amerika Serikat terus meyakinkan warga untuk mengikuti program vaksinasi yang dilakukan pemerintah. Hal ini sebagai langkah mencegah penularan varian delta.

Namun, hanya 59 persen orang di AS yang memenuhi syarat untuk divaksin. Di negara bagian lainnya dilaporkan, sistem rumah sakit kewalahan dengan pasien Covid-19, yang sebagian besar tidak divaksinasi.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya