Pemerintah AS Ajak Kreator Konten Digital Lawan Misinformasi Vaksin Covid-19

Pemerintah AS menjalin kerja sama dengan beberapa kreator konten digital untuk melawan misinformasi yang banyak beredar.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Agu 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2021, 11:00 WIB
FOTO: Vaksin COVID-19 Pfizer Mulai Disuntikkan kepada Warga
Vaksinator menunjukkan vaksin COVID-19 dari Pfizer di Puskesmas Lebak Bulus, Jakarta, Senin (23/8/2021). Pemerintah memprioritaskan distribusi vaksin COVID-19 Pfizer dengan merek Comirnaty di Jabodetabek. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menjalin kerja sama dengan beberapa kreator konten digital untuk melawan misinformasi yang banyak beredar. Misinformasi ini mengakibatkan banyak masyarakat tidak ingin menerima vaksin Covid-19.

“Mereka mengatakan mereka memulai proses untuk menjangkau para influencer, orang yang dipandang oleh masyarakat, benar-benar ingin menghentikan rumor dan menyebarkan berita mengenai vaksin,” ucap Ellie Zeiler, salah satu kreator konten digital yang memiliki 10 juta pengikut di TikTok, melansir ABC News, Rabu (25/8/2021).

Kreator konten digital di TikTok dengan 1,5 juta pengikut, Alaysia Brandy, menambahkan, “Tetapi ketika orang mulai berkata ‘Vaksin akan memasukkan microchip pada anda’, kamu hanya ingin segera menghapus dan menangkal disinformasi tersebut. Mari kita hentikan ketakutan sehingga mereka dapat berhadapan dengan masalah yang sebenarnya.”

Pemerintahan Presiden Joe Biden juga meminta beberapa ikon media sosial seperti Olivia Rodrigo dan Benny Drama untuk menyebarkan berita mengenai vaksinasi ini.

Tak hanya kreator, Biden juga telah mengatur wawancara dengan Dr. Anthony Fauci, Kepada Penasehat Medis Presiden dan sebagai figur yang viral, sebagai upaya mendorong vaksinasi dan menghilangkan misinformasi yang beredar.

Faktanya, berdasarkan data yang dikeluarkan dari Centers for Diseases Control and Prevention (CDC), hanya 33,9% remaja dengan usia 12 hingga 15 tahun, 44% remaja dengan usia 16 hingga 17 tahun, dan 46,6% remaja dengan usia 18 hingga 24 tahun di Amerika Serikat yang telah menerima vaksin Covid-19. Sementara itu, hanya 50,8% kelompok masyarakat dengan usia 25 hingga 39 tahun yang telah menerima vaksin.

Brandy berharap pandemi akan selesai satu tahun kedepan dan ia akan melakukan apapun supaya ini berakhir.

“Ini jelas merupakan motivasi yang konstan untuk terus menyimpan semangat saya untuk memastikan bahwa saya melakukan bagian saya dan menggunakan platform serta suara saya untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat di luar sana,” ujar Brandy, dilansir ABC News.

(MG/ Amadea Claritta)

Sumber: https://abcnews.go.com/Technology/teen-social-media-stars-uphill-battle-covid-19/story?id=79625431

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya