5 Faktor Penyebab Hoaks Bisa Dipercaya

Faktor yang membuat seorang mempercayai hoaks

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 01 Mar 2024, 09:52 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2024, 17:00 WIB
Pegiat Literasi Digital Klinik Devie Rahmawati
Live Streaming Virtual Class dengan tema: Viral Belum Tentu Benar, Bagaimana Cara Antisipasi Hoaks di Medsos?

Liputan6.com, Jakarta- Penyebaran hoaks di tengah masyarakat masih terjadi, informasi bohong ini harus dihindari agar kita tidak dirugikan karena mempercayainya.

Lalu apa yang membuat seorang mempercayai hoaks?

Pegiat Literasi Digital Klinik Devie Rahmawati menyebut ada 5 P yang membuat seorang mudah mempercayai berita bohong.

Devie menyebutkan, yang pertama adalah Pahlawan, pada dasarnya hoaks itu beredar karena manusia itu mahluk yang baik sehingga mau jadi pahlawan bagi manusia lainnya, sehingga ketika ada berita mengganggu seperti bencana alam, kejahatan dan sebaginya tidak berfikir untuk memeriksa kebenaran informasinya.

"Ini dibagikan atas dasar apa? Bukan karena ingin mengacaukan orang lain atau menyebar hoaks, tapi ingin menjadi pahlawan bagi yang lainnya," kata Devie, dalam Live Streaming Virtual Class, dikutip, Kamis (29/2/2024).

Devie melanjutkan berikutnya adalah Pengetahuan yang lemah, dia mencotohkan contoh saat pandemi Covid-19 baru terjadi tidak ada yang memiliki pengetahuan tentang penyakit tersebut sehingga informasi yang beredar kerap dianggap benar tanpa memeriksanya.

"Ketika ada sesuatu yang baru kita tidak punya pengetahuan ada informasi yang belum tentu benar tanpa pengetahuan," tuturnya.

 

P berikutnya

Devie menyebutkan P berikutnya adalah Pergaulan orang terdekat, ketika orang terdekat memberikan informasi kita tidak lagi berifikir untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.

"kita tidak lagi berfikir untuk mengeceka informasi itu karena orang terdekat kita tidak mungkin menyebar berita bohong," ungkapnya.

Dia menambahkan untuk P yang keempat adalah personalitas, memang ada kecenderungan personalitas tertentu mudah percaya informasi yang tidak benar. Terakhir adalah Platform sebagai tempat beredarnya informasi, sejumlah pihak pun menuntut platform untuk lebih selektif dalam menyebar informasi.

"Ini yang sedang ramai menuntut paltform menjadi medan pertarungan informasi benar dan tidak benar, platform diminta untuk lebih memilih informasi yang baik," imbuhnya.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya