Liputan6.com, Jakarta - Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) kerap kali disalahgunakan untuk membuat dan menyebarkan hoaks. Tentunya hal ini menjadi tantangan bagi masyarakat khususnya di era digitalisasi ketika informasi tersebar dengan begitu cepat dan masif.Â
AI Researcher sekaligus Machine Learning Engineer, Gregorius Nathanael membagikan beberapa tips jitu mengenali hoaks buatan teknologi AI. Hal ini disampaikan Nathan dalam acara Virtual Class Liputan6.com yang bertajuk 'Tumpas Hoaks Seputar Bencana, Yuk Jadi Generasi Siaga' yang digelar pada hari Jumat (24/5/2024).
Advertisement
Baca Juga
Pertama, kata Nathan, adalah dengan mengenali jenis teknologi AI atau data yang dimainkan oleh suatu teknologi AI.
"AI itu sendiri bisa bermain dengan data seperti teks, ataupun data suara, dan data gambar. Biasanya, semua jenis konten yang dihasilkan oleh AI cenderung ada pola tersendiri," kata Nathan.
Menurutnya, teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk mengenali sesama AI. Oleh karena itu, dirinya mengimbau agar masyarakat membiasakan diri untuk menggunakan tools khusus yang dapat digunakan untuk membedakan konten AI dan konten orisinal.
"Ada yang namanya ZeroGPT, ada juga QuillBot. Itu dua contoh tools yang bisa digunakan. Kedua tools ini sudah ada fitur AI untuk memprediksi apakah konten-konten yang dihasilkan, kemungkinan satu dibuat oleh AI sendiri, kedua dibuat oleh AI dan diparafrase lagi, atau dibuat oleh manusia," ujarnya menjelaskan.
Selain dengan tools khusus, Nathan juga mendorong agar masyarakat melakukan pengecekan informasi yang terkandung di dalamnya. Masyarakat perlu membiasakan diri untuk melakukan cek fakta.
"Sekarang juga sudah banyak sekali sistem-sistem untuk melakukan fact-checking. Bahkan kalau kita ketik saja di Google, cek fakta, itu banyak sekali tools yang bisa kita gunakan," tutur Nathan.
Mesin pencarian Google akan memuat informasi-informasi terbaru yang sudah dikonfirmasi, sehingga memudahkan masyarakat untuk membedakan antara fakta dengan hoaks.
"Jadi, dua hal itu yang perlu dikonfirmasi. Pertama, kalau kita menggunakan sesama AI adalah cek dari segi penataan, data-data, dan kontennya. Lalu, yang kedua pemeriksaan dari segi informasinya," katanya.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement