Citizen6, Jakarta Orang bilang, anak-anak zaman sekarang lebih cepat dewasa dibandingkan dengan anak-anak tahun 90-an ke bawah. Entah benar atau tidak secara statistik, tetapi gaya pacaran anak sekarang memang bisa dikatakan memprihatinkan. Setelah beberapa waktu lalu dihebohkan dengan acara “penembakan” anak SMP kepada anak SD, juga tentang maraknya MBA (Marriage by Accident) di kalangan anak-anak SD dan SMP, belum lagi kasus pelecehan seksual yang tidak hanya dilakukan orang dewasa kepada anak-anak di bawah umur, tetapi juga pelaku sendiri dari kalangan di bawah umur.
Lantas bagaimana kita menyikapinya? Pendidikan seks untuk saat ini memang bukan lagi hal tabu untuk diajarkan sejak dini. Berbeda dengan usia saya saat masih kanak-kanak dulu. Rasanya sangat tabu membahas seks. Saya tahu juga dari pelajaran Biologi saat SMP. Kemudian, saat kelas 3 kami mendapatkan pelajaran seks dengan mengundang pakar kesehatan.
Terkadang, saya sendiri juga bingung bagaimana menjelaskan kepada anak-anak agar tidak terkesan vulgar. Berikut tips-tips yang bisa diterapkan:
Advertisement
1. Mengajarkan Toilet Training
Tahap ini adalah tahap paling awal pendidikan seks pada anak. Sambil dicebokin, anak dikenalkan dengan organ paling berharga yang tidak boleh disentuh orang lain kecuali ayah bunda. Karena terkadang, justru pelecehan seksual terjadi dari orang-orang terdekat seperti saudara, sepupu, paman, tante, guru, baby sitter, dan lain-lain. Bahkan oleh dokter atau perawat pun harus didampingi oleh orang tua. Dan disentuh kali ini, karena darurat. Karena adek belum bisa membersihkan sendiri. Anak dapat mulai dilakukan toilet training biasanya di atas usia satu atau satu setengah tahun, hingga 2,5-3 tahun.
Ingin tahu pokok-pokok pendidikan seks untuk anak lebih jelas? Bisa dibaca kelanjutannya di sini
Pengirim:
Makarame
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini