Citizen6, Jakarta Sudah banyak laporan yang menyatakan bahwa radiasi elektromagnetik dari ponsel dan perangkat Wi-Fi lainnya berbahaya bagi manusia. Namun tidak ada yang pernah sampai rela tinggal di gua seperti kisah dua wanita Prancis ini .
Anne Cautain dan Bernadette Touloumond menderita reaksi hipersensitif terhadap radiasi elektromagnetik. Gejalanya termasuk kulit seperti terbakar dan sakit kepala tak terhankan, sangat buruk hingga mereka tak bisa hidup di dunia luar lagi. Setelah mencoba beberapa pilihan, gua menjadi perlindungan utama mereka.
Anne dan Bernadette memilih tinggal di sebuah gua di luar kota Beaumugne, di tepi dataran tinggi Vercors, Prancis. Untuk mendapatkan akses ke gua mereka, digunakan tangga kecil yang menempel di lereng gua. Tanda "Mobile Phones Prohibited” terdapat di mana-mana.
Advertisement
"Aku tak bisa berada di tempat yang terdapat gelombang elektromagnetik seperti apapun. Wi-Fi, ponsel, maupun kabel bertegangan tinggi," ujar Anne sebagaimana dilansir dari Telepro.be, Kamis (01/10).
Untuk Anne, semuanya dimulai dengan luka bakar. Mantan karyawan di Universitas Nice ini menjadi alergi terhadap radiasi pada bulan Januari 2009. Hal ini terjadi saat Wi-Fi dipasang di universitas. Setelah mencoba tinggal di berbagai tempat, gua adalah pilihan terakhirnya. Kini Anne telah menghabiskan musim dingin ketiganya di sana. Bernadette bergabung dengannya beberapa saat kemudian.
Meski hidup terasa lebih baik di dalam gua, mereka masih tak bisa memiliki akses ke udara segar atau sinat matahari. Di dalam gua, mereka memasang beberapa papan di tanah agar lantai gua tetap kering. Lembaran plastik dipasang di langit-langit untuk menjaga kelembaban. Mereka memiliki tempat tidur dan meja serta beberapa lilin. Tak ada pemanas maupun listrik. Mereka hidup dengan menanam makanan sendiri di luar gua.
Banyak yang berpendapat Anne dan Bernadette telah gila. Mereka akhirnya harus berpisah dengan teman dan keluarga. Penyakit mereka, bagaimanapun, jauh lebih buruk dari apa yang Anda bayangkan.
Elektromagnetik hypersensibility atau EHS telah diterima sebagai sebuah penyakit. Namun jumlah orang yang menderita penyakit tersebut sangat sedikit. Anne mengatakan kalau ia sebenarnya tak menikmati hidupnya. Tapi ia tak punya pilihan lain selain bertahan. (sul)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6