Citizen6 Jakarta Kasihan, rata-rata begitu ketika melihat tampang pengemis di pinggir jalan. Dengan pakaian lusuh dan tampang bopeng, mereka menengadah berharap dapat sedekah. Tak jarang, mengemis dilakukan manusia lanjut usia (manula), orang-orang cacat fisik, bahkan balita. Sebab kondisi itu dirasa mampu mencuri banyak simpati dari siapa saja yang melihatnya.
Baca Juga
Namun jangan buru-buru mensetereotipe orang-orang dengan kondisi demikian. Sebab tidak jauh dari kita, ada orang-orang dengan kondisi seperti itu yang lantang bilang, "Say No To Ngemis".
Advertisement
Mereka-mereka ini yang kemudian diabadikan dalam akun Instagram @ketimbang.ngemis. Sebuah akun media sosial yang memberikan apresiasi kepada orang-orang yang semangatnya melebihi batas manusia sewajarnya.
Misalnya saja, kisah Mbah Atmo Selamet. Seorang kakek yang berusia 90 tahun dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap hari Mbah Atmo, menjual sapu ijuk secara keliling. Mulai dari pagi subuh hingga kadang pulang larut malam.
Mbah Atmo mengayuh becaknya yang berisi sapu-sapu ijuk itu, keliling kecamatan di Kabupaten Bantul. Padahal, andaikata sapu ijuk Mbah Atmo laris manis, ia hanya akan mengantongi untung Rp90.000. Itu pun tergantung, berapa biji sapu ijuk yang Mbah Atmo bawa. "Rata-rata bawa 90 ikat," kata Mbah Atmo.
Harga satu sapu ijuk dijual Rp6000. Seandainya lolos dari tawar-menawar, Mbah Atmo akan untung seribu. Tak heran, semisal habis pun, Mbah Atmo kadang hanya membawa untung 15-20 ribu saja, tidak jadi 90 ribu rupiah.
Berikutnya, kisah Mbah Tohari dari Magelang. Usianya malah lebih tua dari Mbah Atmo, namun semangatnya kurang lebih sama. Kendati berumur 103 tahun, Mbah Tohari punya semangat menjalani hidup dengan tidak mengemis dan meminta-minta.
Setiap hari Mbah Tohari mengelilingi Kota Magelang membawa aneka barang kelontong. Dengan menuntun sepeda ontel tua model kumbang, Mbah Tohari berjalan amat lamban dengan nafas yang tersengal-sengal kadang.
Meski penghasilan tidak seberapa, orang-orang macam Mbah Atmo, dan Mbah Tohari mempunyai prinsip yang sama. Daripada bengong di rumah dan tidak melakukan apa-apa. Apalagi kalau sampai harus mengemis dan meminta-minta belas kasihan semata.
Masih banyak kisah-kisah yang diposting di akun ketimbang ngemis. Kini, akun tersebut telah memiliki 75 ribu follower dan mempunyai cabang di setiap kota. Misalnya saja akun ketimbang ngemis Jakarta, ketimbang ngemis Yogyakarta, ketimbang ngemis Bandung, ketimbang ngemis Bali, dan lain sebagainya.
Tujuan akun ketimbang ngemis hanya satu, untuk menyebarkan semangat orang-orang macam Mbah Atmo dan Mbah Tohari. Mengangkatnya ke permukaan sehingga orang-orang tahu, bahwa mengemis bukan pilihan satu-satunya. (war)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6