Alergi Pakaian, Pria Ini Telanjang Sejak Kecil

Seorang pria di India memiliki alergi terhadap pakaian yang membuatnya mesti telanjang seumur hidup

oleh Sulung Lahitani diperbarui 08 Feb 2016, 12:24 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2016, 12:24 WIB
Alergi Pakaian, Pria Ini Telanjang Sejak Kecil
Seorang pria di India memiliki alergi terhadap pakaian yang membuatnya mesti telanjang seumur hidup

Citizen6, Jakarta Sejak usia lima tahun, Subal Barman (43) didiagnosa menderita alergi terhadap pakaian. Jangankan memakai pakaian yang menutupi seluruh badan, memakai kaos kaki saja dapat membuat badannya memerah karena gatal dan sakit luar biasa.

Sayangnya, pekerjaannya sebagai petani di desa Rajpur, Bengar Barat, India Utara, membuatnya tak mampu mencari pengobatan karena masalah biaya. Jadilah ia memilih untuk telanjang dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

Kondisi yang dirasakan Subal sudah pasti membuatnya tidak nyaman. Di malam yang dingin, ia tetap tak bisa melindungi tubuhnya dengan seprai karena bahannya dapat membuatnya alergi.

"Sejak kecil, saya tidak bisa mengenakan pakaian. Kulit saya akan terbakar dan pedihnya tak tertahankan," tutur Subal seperti dikutip dari Metro, Senin (08/02/2016).

"Untungnya, tetangga saya telah terbiasa dengan keadaan saya. Mereka kini menganggapnya normal dan tidak pernah menggodaku."

Yang membuat Subal luar biasa adalah, dia menolak untuk membiarkan alergi merusak kehidupan sosialnya. Subal menjelaskan, ia tetap menghadiri pesta pernikahan, bahkan ke kuil dengan telanjang.

"Orang-orang yang baru pertama kali mengenal saya pastinya kaget."

Metro 

Meski ia telah terbiasa hidup tanpa pakaian, ia masih tetap mendapat masalah dengan cuaca di desanya. Subal mesti mandi beberapa kali dalam sehari di musim panas karena kulitnya juga terlalu sensitif terhadap panas. Meski alerginya tak mengganggu pekerjaannya sebagai petani, namun Subal lebih memilih tetap melajang hingga kini.

"Apa wanita bisa menikah dengan pria yang memiliki masalah seperti ini?"

"Tidak ada keluarga yang mau menerima menantu sepertiku. Aku malu, tapi aku tak punya pilihan. Hidup harus terus berjalan."

Sementara dari sisi ilmiah sendiri, seorang profesor dari British Skin Foundation mengungkapkan kemungkinan Subal menderita Dysaesthesia. Dysaesthesia sendiri merupakan sensasi tidak menyenangkan yang dirasakan oleh kulit saat mendapat sentuhan dan biasanya disebabkan oleh kerusakan pada saraf perifer.

"Dysaesthesia biasa terjadi pada bagian luar tubuh. Sensasinya seperti tertusuk jarum, terbakar, kesemutan, dan rasa sakit lainnya," tutur Profesor Hywel Williams.

Hywel menambahkan penyakit tersebut dapat merupakan hasil dari sejumlah kondisi seperti neuropati diabetik atau multiple sclerosis.

Di sisi lain, Subal kini memilih menjalani takdir yang telah digariskan Tuhan untuknya. Ia lebih memilih untuk memercayai bahwa Tuhan memberikan cobaan demikian padanya karena ia istimewa. (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya