Dianggap Tak Layani Warganya, Wali Kota Ini Dihukum Pancung

Pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan janjinya saat kampanye, wali kota ini dihukum di alat eksekusi abad pertengahan.

oleh Reza Sugiharto diperbarui 08 Mar 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 09:00 WIB
Karena Pelayanannya Kurang, Walikota Ini Dihukum Di Alat Hukum Pancung
Pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan janjinya saat kampanye, walikota ini dihukum di alat eksekusi abad pertengahan.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi wakil rakyat tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Seorang calon wakil rakyat harus meyakinkan rakyat untuk memilihnya di ajang pemilihan umum.

Namun sayang, beberapa politikus yang terpilih tidak melaksanakan kewajibannya setelah diberi kepercayaan oleh rakyat. Karena adanya kejadian seperti ini, beberapa negara membuat hukuman sebagai langkah pencegahan politikus yang meninggalkan tanggung jawabnya.

Dari sekian banyak negara yang memiliki hukuman untuk para politikus yang tidak bertanggung jawab, Bolivia menjadi negara yang memiliki hukuman yang unik bagi para pejabat nakal tersebut. Bolivia menerapkan hukum keadilan sosial bagi para politikus nakal.

Masyarakat San Buenaventura, sebuah kota kecil di Bolivia utara, baru-baru ini memanfaatkan hak konstitusional mereka untuk menghukum wali kotanya, Javier Delgado. Mereka melakukan hal itu karena Delgado tidak memberikan pelayanan yang terbaik bagi warganya.

Langsung Ditangkap Saat Tiba di Lokasi

Warga San Buenaventura berhasil mempermalukan Delgado dengan mengikat kakinya di sebuah alat eksekusi abad pertengahan. Terlihat Delgado terduduk dan dipermalukan warga kota yang mengelilinginya.

Pada 25 Februari, Wali Kota Javier Delgado seharusnya meresmikan sebuah jembatan yang dibangun dengan dana negara bagian dan kota. Namun, ketika sampai di lokasi tersebut, Delgado terkejut saat mengetahui bahwa sudah ada banyak orang yang menunggunya.

Bukan untuk menonton peresmian jembatan, warga yang hadir ingin memberi Delgado "pelajaran". Tanpa waktu lama, warga langsung menangkap wali kota itu dan mengikatnya ke alat eksekusi tersebut.

"Mereka tidak memberi saya kesempatan untuk mencari tahu mengapa mereka mengajukkan hukuman ini kepada saya. Namun, saya ikuti saja kemauan mereka daripada muncul masalah yang lebih besar lagi," kata Delgado.

Setelah itu, warga yang mengerumuninya meminta Delgado memberi penjelasan mengapa dia tidak melayani warganya dengan baik.

"Kemudian, mereka memberi saya kesempatan untuk menjelaskan. Setelah dijelaskan, mereka meminta maaf kepada saya karena mereka menerima informasi yang salah," kata wali kota tersebut.

Tak Hanya Sekali

Karena Pelayanannya Kurang, Walikota Ini Dihukum Di Alat Hukum Pancung
Pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan janjinya saat kampanye, walikota ini dihukum di alat eksekusi abad pertengahan.

Ternyata, informasi yang diterima masyarakat telah dimanipulasi oleh lawan politik Delgado. Diketahui, musuh Delgado adalah pengusaha lokal yang mencoba menggulingkannya karena merasa kebijakan yang dibuat Delgado sudah merugikan mereka.

Namun, Daniel Salvador, penduduk asli San Buenaventura, mengatakan bahwa Wali Kota Delgado telah dihukum karena tidak memenuhi komitmennya kepada masyarakat setempat. Delgado dianggap berbohong kepada mereka dan tidak memprioritaskan warganya.

Kejadian ini sebenarnya adalah kali ketiga yang diterima Javier Delgado selama dua setengah tahun masa jabatannya.

"Saya adalah satu dari sedikit orang yang telah mengalami hukuman tradisional ini," keluh Delgado.

Seperti banyak komunitas lainnya di Bolivia, orang-orang San Buenaventura memerintah diri mereka sendiri sesuai dengan tiga prinsip dasar "ama qhuilla, ama llulla, ama suwa" yang artinya jangan malas, jangan menjadi pembohong, jangan jadi pencuri.

Hukum keadilan sosial sendiri telah dimasukkan ke dalam konstitusi negara sejak  2009. Namun, jika terjadi kejahatan serius pelaku tetap akan mendapatkan hukuman yang diputuskan oleh pengadilan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya