Liputan6.com, Jakarta Manusia setiap hari dihadapkan dengan cobaan hidup. Meski berat, namun Allah SWT tidak akan memberi cobaan hidup melebihi batas kemampuan umat-Nya. Untuk itu, seluruh umat Islam diharapkan agar selalu berlindung kepada Allah SWT agar senantiasa dilapangkan dadanya dalam mencari ridho-Nya.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Cobaan hidup seringkali berupa kebimbangan saat menentukan pilihan yang tepat. Tak jarang, seseorang akan mencari jalan keluar untuk menemukan jawaban. Biasanya, mereka yang kurang dekat dengan Allah SWT akan memilih jalan hidup seadanya.
Namun, alangkah baiknya jika setiap umat Islam yang dihadapkan dengan pilihan berat untuk meminta petunjuk Allah SWT agar keputusannya tidak membuat menyesal nantinya. Meskipun segala keputusan yang diambil telah ditakdirkan Allah SWT, namun sebaiknya selalu ingat dengan Sang Pencipta alam semesta agar hidup berjalan dengan hikmat.
Anjuran Melaksanakan Sholat Istiqarah
Dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengajari kami shalat Istiqarah dalam setiap perkara atau urusan yang kami hadapai, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dari Al-Quran.”
Untuk itu, sudah jelas bahwa agama Islam menganjurkan seluruh umat agar menjalankan sholat Istiqarah ketika dihadapkan dengan pilihan yang sulit. Sholat Istiqarah adalah sholat sunnah yang dikerjakan ketika seseorang sedang bimbang tentang keputusan yang akan diambil.
Sholat ini memiliki tujuan untuk memohon petunjuk terbaik atas pilihan yang harus diambil. Sholat Istiqarah dilakukan saat berurusan dengan berbagai macam keputusan, baik itu tentang jodoh, pekerjaan, maupun pendidikan.
Advertisement
Jawaban Tidak Berupa Mimpi
Dengan sholat Istiqarah, seseorang akan mampu membuat pilihan yang benar dan terbaik menurut petunjuk Allah SWT. Kebanyakan orang mengatakan bahwa petunjuk atau jawaban yang diberikan berupa mimpi. Namun, sebenarnya tidak ada dalil yang membuktikan tanda-tanda jawaban sholat Istiqarah.
Sholat Istiqarah kemudian diibaratkan berkonsultasi kepada Allah SWT mengenai keputusan yang hendak diambil. Dengan menjalankan sholat ini, seseorang akan merasa lega karena sudah berkonsultasi kepada Yang Maha Esa.
Umumnya, sholat Istiqarah dilaksanakan pada sepertiga malam. Namun, apabila sudah mendesak, sholat Istiqarah dapat dilaksanakan kapanpun. Terlepas dari pelaksanaannya yang tidak terpaku pada waktu, setiap umat Islam tetap harus memahami tata cara sholat Istiqarah yang baik dan benar.
Pada dasarnya, tata cara sholat Istiqarah sama seperti sholat wajib dan sholat sunnah pada umumnya. Namun, khusus sholat Istiqarah terdiri dari dua rokaat.
Untuk itu, Liputan6.com sajikan dengan lengkap mengenai tata cara sholat Istiqarah beserta doanya agar ibadah Anda senantiasa diterima oleh Allah SWT, yang dilansir dari berbagai sumber, Rabu (27/2/2019).
Tata Cara Sholat Istiqarah dan Doanya
1. Niat Sholat Istiqarah
Sebelum melakukan sholat Istiqarah, berikut ini adalah niat sholat yang harus dibaca saat mempraktikkan tata cara sholat Istiqarah:
“Ushalli sunnatan istikhorooti rok’ataini lillahi ta’aala.”
2. Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram dilakukan setelah membaca niat yaitu dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga untuk laki-laki, dan sejajar dengan dada untuk perempuan, sambil membaca “Allaahu akbar”.
Kemudian, kedua tangan disedekapkan pada dada dan membaca do’a iftitah seperti sholat wajib dan sholat sunnah lainnya. Setelah selesai membaca do’a iftitah, dilanjutkan dengan membaca Al-Fatihah.
3. Bacaan Surat Pendek
Setelah Alfatihah, pada rokaat pertama bacaan surat pendeknya diutamakan membaca Surat Al Kafirun. Pada rokaat kedua, setelah Al Fatihah diutamakan membaca Surat Al Ikhlas.
4. Ruku’
Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, tata cara sholat Istiqarah selanjutnya adalah ruku’. Kedua tangan diangkat setinggi telinga dan membaca Allaahu akbar. Kemudian, badan dibungkukkan dengan kedua tangan memegang lutut dan ditekankan. Usahakan antara punggung dan kepala supaya rata.
Setelah sempurna, kemudian membaca do’a berikut sebanyak tiga kali:
“Subhaana rabbiyal ‘adziimi wa bihamdih”. (3x)
5. I’tidal
Setelah ruku’, kemudian bangkit tegak dengan mengangkat kedua tangan setinggi telinga sambil membaca:
“Sami’allaahu liman hamidah. Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil ‘ulardhi wa mil ‘umaasyi’ta min syai’in ba’du.”
6. Sujud
Selesai I’tidal lalu sujud dengan meletakkan dahi di alas shalat. Ketika turun, yaitu dari berdiri i’tidal ke sujud sambil membaca “Allahuu akbar”. Saat sujud membaca tasbih sebanyak tiga kali:
“Subhaana rabbiyal a‘laa wa bihamdih.” (3x)
7. Setelah sujud, lakukan duduk di antara dua Sujud dan membaca
“Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii wa’fu ‘annii.”
8. Sujud kedua dikerjakan seperti sujud pertama baik cara maupun bacaannya.
Setelah sujud pertama, berdiri dan melakukan raka’at kedua dengan tata cara sama seperti raka’at pertama namun tanpa membaca do’a Iftitah.
9. Tahiyatul Akhir
Setelah sujud pada rokaat kedua, lakukan tahiyatul akhir dengan duduk kaki bersilang (tawarruk) serta membaca:
“attahiyaatul mubaarakaatush shalawaa-tuth thayy1baatu lillaah. assalaamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh. assalaamualainaa wa’alaa `ibaadillaahish shaalihhn. asy-hadu al laa ilaaha illallaah, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullaah. allaahumma shalli alaa sayyidinaa muhammad. wa alaa aali sayyidinaa muhammad. kama shallaita ‘alaa sayyidinaaibraahiim. wa’alaa aali sayyidinaa ibraahiim wabaarik-‘alaa sayyidinaa muhammad wa-‘alaa aali sayyidinaa muhammad. kamaa baarakta alaa sayyidinaa ibraahiim. wa ‘alaa aali sayyidinaa ibraahiim fil’aala miina innaka hamiidum majiid.”
10. Salam
Selanjutnya, lakukan salam dengan menengok ke kanan dan ke kiri bergantian sambil membaca:
“Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.”
Advertisement
Doa sholat Istiqarah
Dalam mengerjakan tata cara sholat Istiqarah berupa dua rokaat sholat, sangat dianjurkan untuk membaca doa Istiqarah sebagai berikut:
“Allahumma inni astakhii-ruka bi ‘ilmika, wa astaq-diruka bi qud-ratika, wa as-aluka min fadh-likal adziim, fa in-naka taq-diru wa laa aq-diru, wa ta’lamu wa laa a’lamu, wa anta ‘allaamul ghuyub. Allahumma in kunta ta’lamu anna hadzal amro khoiron lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii faq-dur-hu lii, wa yas-sirhu lii, tsumma baarik lii fiihi. Wa in kunta ta’lamu anna hadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma’aasyi wa ‘aqibati amrii, fash-rifhu ‘annii was-rifnii ‘anhu, waqdur lial khoiro haitsu kaana tsumma ardhi-nii bih”