Berpelukan Ternyata Bikin Candu, Begini Kata Ahli

Para ahli menyimpulkan bahwa berpelukan sebenarnya bisa membuat kecanduan satu sama lain.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 28 Feb 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2020, 19:00 WIB
pasangan cinta
ilustrasi pelukan/Photo by Diego Rezende from Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Memeluk ternyata tidak hanya menunjukkan rasa untuk bersimpati, tapi juga ampuh menurunkan tingkat hormon stresmu.

Melansir Bright Side, Jumat (28/2/2020), namun, para ahli menyimpulkan bahwa berpelukan sebenarnya bisa membuat kecanduan satu sama lain, karena kamu dan pasanganmu menjadi lebih dekat sehingga kalian punya alasan untuk lebih banyak memeluk.

Banyak pasangan bahkan tidak menyangkal bahwa berpelukan bisa membangun keintiman dalam hubungan, tapi mereka meragukan bahwa hal itu membuat mereka kecanduan satu sama lain.

Ternyata, hormon oksitosin atau lebih dikenal dengan hormon cinta menjadi alasan di balik pelukan jadi candu ini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Hormon Oksitosin Menghasilkan Perasaan Bahagia

Hormon ini pertama kali dianalisis sebagai zat yang memicu persalinan pada wanita. Dan itu adalah zat kimia yang sama memerintahkan otak agar ibu mengeluarkan susu untuk bayi yang baru lahir. Ini juga bertanggung jawab untuk membuat ikatan ibu dan bayi lebih dekat satu sama lain.

Para ilmuwan telah menyadari bahwa hormon ini menghasilkan perasaan bahagia, kehangatan dan cinta. Itu pada dasarnya membuat kita merasa baik.

Penelitian yang dilakukan psikiater Rene Hurlemann juga menyarankan bahwa seringnya oksitosin membuat pasangan kita lebih menarik bagi kita.

Ditambah lagi, pelepasan oksitosin yang terus menerus memicu keluarnya dopamin, bahkan kimia lain yang terasa enak. Tidak heran jika kita kecanduan orang yang kita peluk, bahkan kimia mungkin menjadi alasannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya