Liputan6.com, Tokyo - Ada sebuah tempat viral di Jepang. Namanya Kafe Cuddle. Pemilik kafe ini menawarkan 'persahabatan emosional' dengan memungkinkan pelanggan untuk berpelukan atau menatap orang asing.
Norma sosial yang ketat di negara itu tentang menahan diri dan tidak mengganggu orang lain membuat banyak anak muda berjuang melawan kesepian.
Advertisement
Alhasil, semakin banyak orang di Jepang yang menjauh dari hubungan intim.
Advertisement
Sebuah studi menemukan 45 persen wanita dan 25 persen pria berusia 16 hingga 24 tahun tidak tertarik atau bahkan menolak kontak seksual, dikutip dari laman SCMP, Senin (13/1/2025).
Sementara itu, survei Kantor Kabinet Jepang pada tahun 2022 mengungkapkan bahwa lebih dari seperempat orang Jepang berusia 30-an tidak memiliki rencana untuk menikah.
Hidup sendiri juga menjadi lebih umum, dengan 34 persen dari semua rumah tangga terdiri dari orang-orang lajang.
Kafe Soineya di Tokyo ini menawarkan solusi unik untuk kesepian, pelanggan dapat membayar untuk mengobrol dan memeluk orang asing.
Menurut Japan Today, tidur siang selama 20 menit di kafe tersebut dikenakan biaya 3.000 yen atau setara Rp103.421 sedangkan sesi tidur semalam selama 10 jam penuh dikenakan biaya 50.000 yen atau setara Rp5.171.085.
Dengan biaya tambahan 1.000 yen, pelanggan dapat meletakkan kepala mereka di pangkuan pelayan atau berpelukan dengannya selama tiga menit.
Biaya yang sama juga berlaku untuk menatap matanya selama satu menit atau menepuk punggungnya dengan lembut.
Aturan Ketat Bagi Para Pelanggan
Kafe semacam itu juga memiliki aturan ketat untuk melindungi staf perempuan mereka, termasuk larangan menyentuh rambut mereka atau melewati batas lainnya.
Fuki, seorang pelayan di kafe ini mengatakan bahwa banyak pelanggan kesulitan untuk terbuka kepada teman atau kolega mereka.
Seorang pelanggan laki-laki, Inoue, berkata: "Ketika saya berbicara dengan gadis-gadis di dunia nyata, saya tidak tahu apa yang mereka pikirkan. Bahkan jika mereka tersenyum manis, mereka mungkin berbohong atau mengkritik saya di belakang saya."
Inoue mengaku merasa malu saat memilih layanan tersebut, tetapi akhirnya menyandarkan kepalanya di pangkuan Fuki. Ia merasa percakapan mereka santai dan menyenangkan.
Kafe-kafe tersebut telah menarik banyak perhatian di media sosial, menuai beragam reaksi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah melihat lonjakan bisnis unik yang menawarkan dukungan emosional bagi pelanggan.
Pada akhir tahun 2023, restoran Shachihoko-ya di Nagoya menjadi berita utama dengan layanan tamparannya, di mana staf berpakaian kimono akan menampar pelanggan seharga 300 yen.
Sementara itu, kafe Mori Ouchi di Tokyo, dengan dekorasi bertema hutan, secara eksklusif melayani kaum pesimis, menawarkan ruang yang aman untuk terhubung dan berbincang.
Advertisement