Anak Muda Ternyata Tidak Kebal dari Virus Corona, Ini Alasannya

Anak muda ternyata tidak kebal terhadap virus Corona seperti yang diperkirakan sebelumnya

oleh Sulung Lahitani diperbarui 20 Mar 2020, 13:01 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2020, 13:01 WIB
[Fimela] ilustrasi masker
masker untuk menghindari virus corona | pexels.com/@cottonbro

Liputan6.com, Washington DC - Anak-anak muda mungkin tidak kebal terhadap efek virus Corona (Covid-19) seperti yang diperkirakan sebelumnya. Ini berdasarkan data yang dirilis pada hari Senin oleh US Centres for Disease Control and Prevention (CDC). Melihat data tersebut, Presiden AS Donald Trump pun mendesak para anak muda di negara itu untuk memerhatikan pedoman jarak sosial seperti social distancing.

Studi CDC terhadap 4.226 infeksi virus Corona yang dikumpulkan di AS dari 12 Februari hingga Senin menunjukkan bahwa sekita seperlima dari 705 orang berusia 20-44 dirawat di rumah sakit, dengan 2-4 persen membutuhkan perawatan intensif.

Di sisi lain, data di AS cocok dengan temuan di China yang merupakan pusat awal pandemi global yang menunjukkan bahwa risiko komplikasi parah dan kematian yang timbul akibat virus ini meningkat seiring bertambahnya usia.

Menurut studi CDC, mereka yang berusia di atas 65 tahun adalah kelompok yang paling rentan terhadap virus Corona. Sebanyak 31 persen dari semua infeksi yang dicatat dalam penelitian ini terjadi pada ornag berusia di atas 65 tahun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lansia rentan, tapi anak muda tidak kebal Covid-19

Ilustrasi relationship
Atasi rasa rindu pada kekasih saat isolasi diri di tengah pandemi virus corona. (Foto: Unsplash)

Meski ahli epidemiologi telah menekankan bahwa semua kelompok umur menghadapi risiko, perhatian publik dan media terlalu berfokus pada tingkat kematian dan penularan yang lebih tinggi di antara mereka yang berusia di atas 65 tahun. Kelompok usia ini menyumbang 45 persen dari pasien rawat inap, 53 persen dirawat di unit perawatan intensif, dan 80 persen dari kematian pun dicatat selama periode pengambilan data.

Sebanyak 9 orang berusia 20-64 meninggal karena penyakit ini, tanpa ada kematian yang tercatat di antara orang yang terinfeksi berusia 19 tahun ke bawah. Data yang tak jauh berbeda didapat dari Perancis dan Italia yang juga menunjukkan bahwa orang yang lebih muda bisa sakit parah dan dirawat di ICU.

"Dokter yang merawat orang dewasa harus menyadari bahwa Covid-19 dapat menyebabkan penyakit parah di antara orang-orang segala usia," kata CDC dalam laporannya seperti dikutip dari South China Morning Post.

 

Anak muda AS tak peduli larangan berkumpul

[Fimela] Ilustrasi masker pencegah virus Corona
Ilustrasi masker pencegah virus corona | unsplash.com/@thedotter

Laporan media di AS menunjukkan banyak anak muda yang tak mengindahkan langkah-langkah sosial ketat yang direkomendasikan CDC untuk menekan epidemi di negara itu di tengah lonjakan transmisi masyarakat. CDC telah melarang pertemuan sosial dengan lebih dari 10 orang menilik dari setiap negara bagian di AS kini telah mencatatkan kasus infeksi Covid-19.

"Mereka tidak menyadari bahwa mereka dapat membawa banyak hal buruk ke rumah kepada kakek dan nenek mereka dan bahkan orang tua mereka," ujar Trump.

 

Bayi dan balita lebih rentan

Virus Corona
Ilustrasi Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV). (CDC via AP, File)

Dalam rapat pada hari Rabu, Pimpinan Teknisi WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove mengatakan bahwa gejala ringan yang dialami oleh mayoritas anak-anak secara keseluruhan tidak universal.

Sebuah studi terhadap lebih dari 2000 anak yang terinfeksi virus Corona di China yang diterbitkan dalam Journal Pediatrics minggu ini mengatakan, sebagian besar anak yang terinfeksi hanya mengalami gejala ringan atau sedang. Sementara balita dan bayi dapat mengembangkan gejala yang lebih parah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya