Pfizer Minta Izin ke FDA Terkait Penggunaan Vaksin Booster untuk Anak Usia 5 hingga 11 Tahun

Pfizer pada hari (26/9/2022), meminta Administrasi Makanan dan Obat (FDA) untuk mengesahkan suntikan booster Covid baru yang menargetkan subvarian Omicron BA.5 untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun.

oleh Camelia diperbarui 27 Sep 2022, 16:03 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2022, 16:03 WIB
AS Vaksinasi COVID Anak-Anak Usia 5-11 Tahun
Finn Washburn (9) disuntik vaksin COVID-19 Pfizer-BioNTech saat adiknya, Piper Washburn (6) menunggu giliran saat vaksinasi anak 5 - 11 tahun di San Jose, California, Rabu (3/11/2021). Ini menjadi langkah perdana vaksinasi Covid-19 bagi anak kecil di Amerika Serikat. (AP Photo Noah Berger)

Liputan6.com, Jakarta - Pfizer pada Senin (26/9/2022), meminta Administrasi Makanan dan Obat (FDA) untuk mengesahkan suntikan booster Covid baru yang menargetkan subvarian Omicron BA.5 untuk anak-anak usia 5 hingga 11 tahun.

Permohonan Pfizer ke FDA dilakukan sebelum hasil uji klinis vaksin baru dipublikasikan. Dilansir dari CNBC, Senin (26/9/2022), perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan mengatakan permintaannya didasarkan pada data manusia dari vaksin serupa yang menargetkan subvarian Omicron BA.1 dan data dari studi hewan pada suntikan BA.5.

Pesaing utama Pfizer untuk vaksin Covid-19, Moderna, sebelumnya juga meminta FDA untuk mengizinkan suntikan Omicron untuk anak-anak usia 6 hingga 17 pada Jumat (23/9/2022). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC menghapus booster Omicron Pfizer untuk anak berusia 12 tahun ke atas dan vaksin baru Moderna untuk orang dewasa awal bulan ini.

CDC, dalam sebuah dokumen yang diterbitkan awal bulan ini, mengatakan suntikan itu kemungkinan akan tersedia untuk anak-anak berusia 5 tahun pada Oktober. Komite penasihat vaksin badan kesehatan memiliki pertemuan yang dijadwalkan pada 19 dan 20 Oktober, di mana diharapkan untuk meninjau data yang tersedia tentang booster untuk kelompok usia anak tersebut.

Diharapkan akan memberikan perlindungan yang jauh lebih baik

Vaksin Anak di Bawah 5 Tahun
Ilustrasi vaksin yang diberikan pada anak di bawah usia lima tahun. Credits: pexels.com by CDC

Pejabat di FDA dan CDC mengharapkan suntikan Omicron BA.5 akan memberikan perlindungan yang jauh lebih baik terhadap infeksi dan penyakit pada musim gugur dan musim dingin ini. Tetapi pejabat kesehatan AS telah mengakui bahwa dengan tidak adanya data manusia, tidak jelas seberapa banyak perlindungan yang akan diberikan oleh vaksin baru dibandingkan dengan yang lama.

Dr. Peter Marks, yang mengepalai divisi tinjauan vaksin FDA, mengatakan AS menggunakan proses yang sama untuk mengganti vaksin Covid-19 untuk menargetkan jenis baru yang digunakannya untuk memperbarui vaksin flu setiap tahun. 

Booster baru menargetkan subvarian dominan Omicron BA.5 serta strain asli Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China, pada tahun 2019. Suntikan lama, yang dikembangkan untuk melawan strain asli Covid-19, tidak lagi memberikan perlindungan yang berarti terhadap infeksi dan penyakit ringan karena virus telah bermutasi begitu banyak selama pandemi.

Vaksin asli masih mencegah penyakit parah, meskipun efektivitasnya terhadap rawat inap juga menurun.

Menuju Endemi, Apakah Anak-Anak Indonesia Masih Rentan Terinfeksi COVID-19?

Imunisasi Anak dengan Protokol Kesehatan
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin polio kepada balita di sebuah posyandu di Banda Aceh, Aceh, Rabu (4/10/2020). Pemberian vaksin polio dan vaksin campak secara gratis yang berlanjut di tengah pandemi COVID-19 bertujuan memperkuat imunitas anak. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Meski kasus terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia terus turun, namun bukan berarti jumlah pasiennya tidak ada. Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto menyampaikan, di RS Persahabatan Jakarta misalnya, masih ada sekitar 20 pasien yang dirawat dengan COVID-19. Begitu pun dengan pasien COVID-19 anak-anak. 

"Masih ada (pasien COVID-19), walaupun sudah sangat sedikit. Kasus anak sedikit sekali. Beberapa kali bahkan tidak ada yang dirawat di rumah sakit," kata Agus dalam konferensi pers “Pertemuan Ilmiah Khusus PDPI 2022 in Conjunction withrila The 2nd Indonesian Chronic Lung Disease International Meeting (ICLIME), ditulis Senin (26/9/2022).

Kendati demikian, dokter spesialis paru, Heidy Agustin mengingatkan para orangtua untuk tetap waspada akan gejala COVID-19 pada anak. Apalagi di masa peralihan musim seperti saat ini, anak lebih rentan terserang batuk dan pilek.

"Batuk pilek umum terjadi pada anak-anak, apalagi di musim sekarang. Ditambah, cuaca dan kondisi tidak menentu. Yang perlu diwaspadai, batuk pilek sekarang harus diwaspadai bila ada gejala COVID-19," ujarnya.

Heidy menyampaikan, anak batuk pilek harus dikaitkan dengan gejala COVID-19 yang ada, seperti misalnya apakah anak juga mengalami sakit tenggorokan, demam, dan lainnya.

"Perlu diingat, batuk pilek pada anak tidak menularkan ke orang dewasa karena jumlah virus/bakterinya sangat sedikit. Namun bisa ditelusuri apakah dia tertular dari orang dewasa, apakah dari ibu bapaknya atau susternya," ujarnya.

Pentingnya Hidup Sehat dan Vaksinasi

Pemerintah Indonesia masih terus menggenjot cakupan vaksinasi COVID-19, termasuk vaksinasi bagi masyarakat suku anak dalam (SAD). (Dok. PT Marga Bara Jaya)
Pemerintah Indonesia masih terus menggenjot cakupan vaksinasi COVID-19, termasuk vaksinasi bagi masyarakat suku anak dalam (SAD).

Pesan Heidy, untuk meningkatkan imunitas pada anak, sebaiknya orangtua selalu memenuhi kebutuhan gizinya dengan mengonsumsi sumber protein tinggi seperti telur serta makanan lain dengan gizi seimbang.

Selain itu, menjaga protokol kesehatan seperti memakai masker dan cuci tangan juga perlu dilakukan terus menerus pada anak.

Selain itu, pemberian vaksinasi lengkap pada anak penting di masa pandemi agar penyakit-penyakit menular tidak memberatkan kondisi mereka dan jadi tidak mudah sakit.

“Vaksin lengkap sangat dianjurkan karena kita tahu pandemi ini membuat kondisi kekebalan anak jauh lebih rentan terinfeksi. Kalau terinfeksi suatu penyakit kondisinya bisa jauh lebih ringan,” jelas Dokter spesialis anak Tumpal Andreas, dikutip ANTARA. 

Jika anak memiliki vaksin lengkap, kata Andreas, bisa mengurangi komorbid atau penyakit bawaan yang disebabkan oleh infeksi COVID-19.

“COVID-19 itu kan punya komorbid banyak, artinya mengurangi komorbid yang bisa menyebabkan kefatalan pada kasus COVID-19,” tambahnya. 

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya