Kenali Ciri-ciri People Pleaser dan Cara Mengatasinya!

Orang yang mengalami kecenderungan menjadi people pleaser akan merasa kesulitan untuk menolak permintaan atau tuntutan dari orang lain.

oleh Fathiyyah Azizah diperbarui 07 Mei 2023, 01:57 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2023, 01:53 WIB
Ilustrasi sorang wanita sedang melakukan terapi mindfulness
Ilustrasi sorang wanita sedang melakukan terapi mindfulness (freepik).

Liputan6.com, Jakarta Seorang people pleaser memiliki kecenderungan untuk melakukan apapun agar orang lain tidak kecewa terhadapnya. Orang yang mengalami kecenderungan menjadi people pleaser akan merasa kesulitan untuk menolak permintaan atau tuntutan dari orang lain. 

People pleaser memiliki beberapa ciri yang dapat dikenali, yaitu cenderung merendahkan diri sendiri dan selalu setuju dengan pendapat orang lain serta merasa lebih bertanggung jawab atas perasaan orang lain dan sering meminta maaf atas hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. 

Ciri-ciri lain dari seorang people pleaser adalah sering menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan diri sendiri, dan mengorbankan waktu dan energinya untuk membantu orang lain. Orang dengan tipe ini, juga cenderung tidak mengungkapkan perasaan negatif mereka, seperti kekecewaan atau kemarahan karena takut akan mengecewakan orang lain atau mengganggu hubungan mereka dengan orang lain.

Kecenderungan menjadi people pleaser seringkali berasal dari rasa tidak aman atau trauma masa lalu, seperti pengalaman pelecehan atau kehilangan sosok penting dalam hidup. Namun, tekanan sosial juga dapat memainkan peran penting dalam mengembangkan perilaku ini, terutama jika kamu sering menerima pujian dan penghargaan atas kebaikan mereka.

Sangat penting untuk menyadari bahwa menjadi people pleaser dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik seseorang. Tentu saja, hal ini dapat menyebabkan stres yang berlebihan, kelelahan, kecemasan, dan depresi. 

Oleh karena itu, seseorang yang mengalami kecenderungan menjadi people pleaser perlu belajar untuk mengembangkan batas-batas yang sehat, memperkuat rasa percaya diri, dan memprioritaskan kebutuhan dan kesehatan diri sendiri.  

 

Tips Agar Tak Jadi People Pleaser

Terapi mindfulness bisa menjadi solusi untuk mengatasi rasa tidak enakan kepada orang lain dengan mempelajari cara untuk fokus pada keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta menerimanya secara terbuka.

Dalam terapi mindfulness, seseorang akan diajarkan untuk fokus pada pernapasan dan mengalihkan perhatian dari pikiran-pikiran yang merugikan diri sendiri. Dengan terapi ini, orang yang cenderung menjadi people pleaser dapat belajar untuk membatasi pengorbanan diri untuk orang lain dan memprioritaskan kebutuhan diri sendiri.

Selain itu, terapi mindfulness juga membantu seseorang untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang lebih baik. Sebab, dengan memperhatikan secara terbuka tentang perasaan dan emosi yang dirasakan, seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan lebih jelas dan tegas sehingga dapat meminimalkan konflik yang timbul akibat ketidaksepahaman atau pengorbanan diri yang berlebihan.

 

Cara Lain Agar Berhenti Jadi People Pleaser

Mulailah untuk menjadi tegas dalam bersikap pada diri sendiri dan orang lainSebelum membantu orang lain, pikirkan terlebih dahulu apakah permintaan tersebut akan memanfaatkanmu atau tidakJangan takut menolak jika diminta bantuan yang berlebihan atau merugikanmu. Berikan penjelasan yang baik tentang alasan kamu tidak bisa melakukannya.

Jangan mudah meminta maaf jika tidak melakukan kesalahan Jangan merasa bertanggung jawab atas kehidupan orang lain Prioritaskan kebahagiaanmu dan jangan bergantung pada respons atau ucapan terima kasih orang lain. Ingatlah bahwa kebahagiaan bukan hanya datang dari pujian atau ucapan terima kasih orang lain, tapi juga bisa kamu ciptakan sendiri. Jangan merelakan segala cara dan mengabaikan kebutuhanmu sendiri demi orang lain. Cintailah diri sendiri dan kembangkan potensi yang ada di dalam dirimu.

Jika kamu masih sulit untuk berhenti menjadi people pleaser meskipun sudah menerapkan tips di atas, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog agar kamu bisa mendapatkan saran dan bimbingan yang tepat untuk mengubah sifat buruk ini.

 

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya