Liputan6.com, Jakarta Tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka Nasional. Salah satu hal yang berkaitan erat dengan Pramuka adalah lambangnya yang berupa tunas kelapa atau nyiur.
Anda pasti pernah melihat simbol yang memiliki makna mendalam dalam Gerakan Pramuka Indonesia ini. Hal ini dikarenakan, tunas kelapa sebagai lambang Pramuka itu digunakan pada berbagai elemen seperti bendera, seragam, tanda pengenal, bahkan alat administrasi Pramuka.
Berikut ini beberapa arti tunas kelapa pada lambang pramuka seperti dihimpun dari berbagai sumber:
Advertisement
1. Tunas kelapa menjadi simbol kehidupan
Tunas kelapa pada lambang pramuka dapat menjadi lambang pertumbuhan. Seperti halnya tunas kelapa yang tumbuh menjadi pohon kelapa yang tinggi, Pramuka pun begitu: diharapkan membawa udara segar, harapan, dan berperan dalam perkembangan masyarakat.
2. Warna hijau: lambang kesegaran
Warna hijau pada lambang pramuka merupakan simbol kesegeran hidup. Ini menjadi nilai-nilai yang dipegang pramuka sebagai kelompok yang menyemai kebaikan dan semangat positif.
3. Warna merah: kemeriahan hidup
Warna merah pada lambang pramuka menjadi simbol kemeriahan hidup. Diharapkan, pramuka dapat menjadi semangat dan semarak kehidupan. Ini tercermin dari semangat komunitas, kebersamaan, dan gotong royong yang dijunjung anggota Pramuka.
4. Cikal/buah kelapa yang tumbuh: inti kelangsungan hidup bangsa
Istilah cikal merujuk pada buah kelapa yang sedang tumbuh. Ini mengandung makna bahwa Pramuka menjadi inti yang vital bagi kelangsungan hidup bangsa.
5. Kekuatan jasmani dan rohani
Pohon kelapa yang memiliki umur panjang menjadi inspirasi pemilihannya sebagai lambang pramuka. Diharapkan, seperti tunas kelapa yang terus tumbuh, anggota Pramuka kelak menjadi individu yang kuat dan memiliki ketahanan fisik serta mental.
Profil pencetus lambang pramuka
Dikutip dari laman Kwartis Nasional, ide tunas kelapa sebagai lambang pramuka dicetuskan oleh Soenardjo Atmodipoerwo.
Ia merupakan seorang andalan nasional sekaligus pejabat di Departemen Pertanian pada era Soekarno.
Soenardjo Atmodipoerwo lahir di Blora pada 29 Februari 1909. Sedangkan penggunaan siluet tunas kelapa sebagai lambang pramuka pertama kali dicetuskan yakni pada 14 Agustus 1961.
Momen tersebut juga bertepatan dengan penganugerahan Panji Kepramukaan oleh Presiden Soekarno. Soenardjo Atmodipoerwo tutup usia pada 31 Mei 1979 dan dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Barat.
Advertisement
Hari Pramuka Nasional, Ini Cara Memakai Topi Baret Pramuka dengan Benar
Seragam pramuka erat kaitannya dengan topi baret yang menjadi bagian pengenal. Dalam mengenakan topi baret pramuka, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar seragam pramuka terlihat sopan dan rapi.
Berikut ini beberapa tips dan cara memakai topi baret pramuka dengan benar seperti dihimpun dari berbagai sumber:
1. Pilihlah ukuran baret yang tepat
Saat memilih topi baret, pastikan ukurannya sesuai dengan kepala Anda: tidak terlalu lapang dan tak terlalu sempit. Topi baret pramuka yang terlalu kecil dapat mengganggu sirkulasi darah membuat pusing, sedangkan baret yang longgar bisa jatuh saat Anda bergerak.
Tema dan Logo Hari Pramuka 2023 yang Diperingati Tanggal 14 Agustus
Setiap tahunnya pada tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka. Tahun ini gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) di Indonesia telah merayakan ulang tahunnya yang ke-62 tahun.
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Praja Muda Karana guna memiliki kepribadian yang beriman, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki berkecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan.
Sejak berdiri dan ditetapkan sebagai satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia, Gerakan Pramuka terus berbenah dan memperbaiki diri. Termasuk dalam revitalisasi pengabdian masyarakat.
Advertisement