Liputan6.com, Jakarta - Borderline Personality Disorder (BPD) atau kepribadian ambang telah menjadi kontroversi sejak pertama kali dikenal dalam "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders" pada tahun 1980.
Salah satu kontroversi yang masih belum terpecahkan adalah apakah Borderline Personality Disorder terkait dengan gangguan bipolar atau tidak karena mereka memiliki banyak gejala serupa.
Kedua kondisi ini ditandai dengan ketidakstabilan suasana hati dan impulsif, namun ada juga perbedaannya. Gangguan bipolar melibatkan perubahan dramatis dalam suasana hati dan tingkat aktivitas, sedangkan BPD ditandai dengan disregulasi emosi.
Advertisement
Gejala
Ketidakstabilan suasana hati dan perilaku impulsif sering dialami baik oleh individu dengan gangguan bipolar maupun pengidap BPD.
Melansir dari Verywellmind, Senin (21/8/2023), gangguan bipolar dikaitkan dengan perubahan suasana hati dari depresi menjadi mania atau hipomania. Mania ditandai dengan kegembiraan, penurunan kebutuhan tidur dan peningkatan aktivitas. Hipomania mirip dengan mania tetapi tidak terlalu parah.
BPD juga dikaitkan dengan perubahan suasana hati, terkadang disebut disregulasi emosi atau ketidakstabilan afektif. Individu dengan BPD sering berubah dari merasa baik-baik saja menjadi sangat tertekan dalam hitungan menit.
Penyebab
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun gangguan bipolar dan kepribadian ambang bisa terjadi bersamaan, keduanya tampak sebagai kondisi yang terpisah dengan penyebab yang berbeda.
Meskipun para peneliti tidak sepenuhnya memahami penyebab pasti dari setiap kondisi, diyakini bahwa beberapa faktor berperan dalam meningkatkan kerentanan seseorang untuk mengembangkan setiap kondisi.
Â
Penyebab gangguan bipolar dan gangguan kepribadian ambang
Gangguan bipolar
- Genetika
Gangguan bipolar diyakini memiliki hubungan genetik yang kuat. Ini adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang paling diwariskan.
- Trauma dan stres
Trauma masa kecil dan kejadian yang membuat stres juga bisa dikaitkan dengan gangguan bipolar.
- Perbedaan otak
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa struktur otak dan perbedaaan kimiawi juga bisa menyebabkan gangguang bipolar, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami hubungan ini dengan lebih baik.
Gangguan kepribadian ambang
- Pelecehan dan trauma
BPD sangat terkait dengan pelecehan dan trauma masa kecil. Faktor-faktor seperti keterikatan ibu yang buruk, penggunaan zat leh orangtua, dan kekerasan fisik, emosional dan seksual berhubungan dengan BPD.
- Perbedaan otak
Individu dengan BPD memiliki perbedaan di area otak yang berhubungan dengan kontrol emosi.
- Genetika
Penelitian juga menunjukkan bahwa kondisi tersebut memiliki kaitan dengan genetik. BPD cenderung diturunkan dalam keluarga, artinya memiliki kerabat dekat dengan kodisi tersebut bisa meningkatkan risiko seseorang juga akan memilikinya.
Â
Advertisement
Diagnosa gangguan bipolar dan gangguan kepribadian ambang
Diagnosa
Saat membuat diagnosis, penyedia layanan kesehatan akan melihat beberapa faktor berbeda untuk membantu membedakan gangguan bipolar dan BPD. Beberapa komponen penting memisahkan keduanya.
- Kualitas
Meskipun kedua gangguan tersebut ditandai dengan perubahan mood, kualitas perubahan mood bisa sangat berbeda.
Individu dengan gangguan bipolar cenderung mengalami mania dan depresi, sementara individu dengan BPD mengalami rasa sakit emosional yang intens dan perasaan hampa, putus asa, marah dan kesepian.
- Waktu
Pada BPD, perubahan suasana hati seringkali berlangsung singkat. Mereka mungkin bertahan hanya beberapa jam pada suatu waktu. Sebaliknya, perubahan mood pada gangguan bipolar cenderung berlangsung berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
- Penyebab
Perubahan suasana hati pada BPD biasanya bereaksi terhadap stresor lingkungan, seperti pertengkaran dengan individu yang dicintai, sedangkan perubahan suasana hati pada gangguan bipolar bisa terjadi secara tiba-tiba.
- Derajat
Pergeseran suasana hati yang khas dari BPD jarang melibatkan kegembiraan. Biasanya, pergeserannya adalah dari perasaan kesal menjadi perasaan baik-baik saja, bukan dari perasaan buruk menjadi perasaan yang tinggi atau suasana hati yang tinggi, yang lebih khas dari gangguan bipolar.