Deretan Potret Artis Cantik Keturunan Bangsawan, Ada yang Jadi Idol Kpop

Liputan6.com, Jakarta Di Indonesia, banyak selebriti menggabungkan garis keturunan bangsawan atau "darah biru" dalam jejak sejarah mereka, mengikuti tradisi keraton yang telah diwarisi selama berabad-abad. Keikutsertaan selebriti dalam acara-acara bersejarah sering kali menjadi pusat perhatian.

Sebagai sebuah negara yang kaya akan sejarahnya, Indonesia memiliki banyak keraton yang tersebar di berbagai wilayah. Pulau Jawa, sebagai contoh, menjadi rumah bagi beberapa keraton terkenal seperti Keraton Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, dan masih banyak lagi.

Selain hak waris ini, gelar yang diberikan kepada anak dan cucu dari keluarga bangsawan juga memiliki peran penting dalam menjaga kehormatan dan status sosial mereka dalam masyarakat. Para selebriti yang merupakan keturunan keraton memegang nilai-nilai budaya ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Artis senior Indonesia, Paramitha Rusady, dikenal dengan nama lengkap Raden Pradnya Paramitha Chandra Devy Rusady. Dia merupakan seorang perempuan kelahiran Makassar yang memiliki garis keturunan dari kerajaan Sumedang Larang.

Paramitha adalah anak dari pasangan Raden Mas Yus Rusady Wirahaditenaya dan Raden Ayu Marry Zumarya. Keberadaan darah keturunan keraton Sumedang Larang dalam diri Paramitha menguatkan ikatan budaya dan sejarah yang kaya dalam kehidupannya.

Sebagai artis senior, Paramitha Rusady juga menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana seseorang dapat merangkul dan mempertahankan warisan budaya dan sejarah dalam kehidupan pribadi mereka. Belum lama ini, ia ikut dalam kirab pusaka dan jamasan dari keraton Sumedang Larang.

Ardina Rasti, artis yang dikenal akan pesonanya, juga memiliki latar belakang keturunan darah biru yang memikat. Darah bangsawan ini mengalir melalui jalur ayahnya, yang merupakan keturunan dari keraton Mangkunegaran Surakarta. 

Lahir pada tahun 1986 dengan nama lengkap Raden Ajeng Ardina Rasti Widiani, kebanggaan akan keturunannya bukanlah satu-satunya aset berharga dalam keluarganya. Kakeknya, R.M. Tirto Adhi Soerjo, adalah seorang Pahlawan Nasional dan dijuluki sebagai Bapak Pers Indonesia. 

Penghargaan tersebut bahkan tercermin dalam nama jalan yang diabadikan di Bogor. Ini bukan sekadar pengenalan gelar atau status, melainkan sebuah penghormatan terhadap nilai-nilai budaya dan sejarah. 

Raden Adjeng Dewi Pudjijati, ia dikenal sebagai Dewi Yull dalam dunia hiburan. Di balik sukses karirnya, Dewi Yull membawa dalam dirinya keturunan bangsawan dari dua kerajaan yang berbeda.

Ia merupakan keturunan bangsawan Kesultanan Cirebon dan Melayu Palembang. Ayahnya, HRP Soendaryo, adalah keturunan bangsawan dari Kesultanan Cirebon, sedangkan ibunya, Masayu Devi Hetimawati, adalah keturunan bangsawan Melayu Palembang.

Keberadaan darah keturunan kerajaan dalam keluarga Dewi Yull memperkaya latar belakang budayanya dan menandai akar budaya yang dalam. Ini adalah bukti bahwa warisan keluarga memiliki tempat istimewa dalam menjalin identitas dan kesuksesan seseorang.

Artis yang memesona, Shandy Aulia, memiliki latar belakang keturunan bangsawan yang mewarnai kehidupannya. Ia adalah putri dari pasangan Kemas Yusuf Effendy dan Elsye Dopong.

Dikenal sebagai Nyimas Shandy Aulia, gelar "Nyimas" yang melekat pada namanya adalah tanda penghormatan yang menandakan garis keturunan bangsawan dari Palembang, Sumatera Selatan.

Keberadaan darah bangsawan dalam keluarga Shandy Aulia merupakan bagian berharga dari identitas dan warisan budayanya. Gelar "Nyimas" adalah penghargaan untuk kebangsawanan keluarganya, mencerminkan kedalaman akar budaya dan sejarah yang mereka junjung tinggi.

Dinda Hauw, artis muda yang mencuri perhatian, membawa dalam dirinya jejak keturunan bangsawan yang menghiasi namanya. Ia memiliki nama lengkap Nyimas Khodijah Nasthiti Adinda, dan lahir di kota Palembang.

Gelar "Nyimas" yang dikenal sebagai sebutan hormat bagi bangsawan Palembang ini merupakan penghormatan terhadap akar budaya dan sejarah keluarganya yang kaya. Gelar tersebut disandang oleh ayahnya, Kemas Muhammad Syafei Herman, yang juga merupakan keturunan bangsawan Palembang.

Selain sempat dikagumi penggemar sebagai pasangan harmonis dengan Rey Mbayang. Keberadaan keturunan bangsawan dalam keluarga Dinda Hauw memperkaya latar belakangnya.

Dita Karang, seorang penyanyi yang meraih ketenaran dalam industri K-pop, juga memiliki latar belakang keturunan bangsawan yang menarik perhatian. Dikenal luas sebagai anggota grup idola wanita asal Korea Selatan, Secret Number, Dita Karang mencapai prestasi unik sebagai wanita pertama dari Indonesia yang memulai debutnya sebagai idola dalam industri K-pop.

Nama lengkapnya adalah Anak Agung Ayu Puspa Aditya Karang, tetapi dia lebih dikenal dengan nama Dita Karang. Ayahnya, Anak Agung Chandra Karang, memiliki keturunan yang dapat ditelusuri hingga Raja Kerajaan Karangasem Bali, atau yang dikenal dengan sebutan Puri Karangasem.

Keberadaan darah keturunan bangsawan dalam keluarga Dita Karang menunjukkan keterkaitan yang kuat dengan sejarah dan budaya Indonesia, serta mewakili kebanggaan akan warisan keluarganya. Dita Karang adalah bukti hidup bahwa budaya dan sejarah Indonesia memiliki daya tarik yang universal dan dapat menjadi inspirasi di tingkat internasional.

Anggun Cipta Sasmi, atau lebih akrab dikenal sebagai Anggun C Sasmi, adalah seorang penyanyi terkenal yang juga memiliki latar belakang keturunan bangsawan yang menarik. Keturunan bangsawan ini berasal dari sang ibu, Dien Herdiana, yang merupakan keturunan dari Keraton Yogyakarta.

Sebagai salah satu ikon musik Indonesia yang berhasil menembus pasar internasional, Anggun memperlihatkan kepada dunia bagaimana warisan budaya dan sejarah yang kaya dapat menjadi sumber inspirasi dalam karya seni.

Anggun C Sasmi juga dikenal karena keputusannya untuk melebarkan sayap karirnya dengan menjadi warga negara Perancis. Keputusan ini adalah langkah besar dalam mengembangkan karirnya di panggung internasional.

Maia Estianty, yang dikenal sebagai musisi ternama sekaligus seorang pengusaha sukses, juga memiliki latar belakang keturunan bangsawan yang mencerminkan kekayaan sejarah keluarganya. Maia adalah cucu dari salah satu tokoh sejarah Indonesia yang terkemuka, HOS Cokroaminoto.

Selain itu, dia memiliki keturunan dari Keraton Kasunanan Surakarta, yang menambah prestise warisan budayanya. Gelar "Kanjeng Mas Ayu" adalah penghormatan dan gelar bangsawan yang diberikan kepadanya, dan dia adalah ibunda dari Al, El, dan Dul, ketiga anaknya.

Keberadaan darah keturunan bangsawan dalam keluarga Maia Estianty menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan akar budaya yang kaya. Gelar "Kanjeng Mas Ayu" yang disematkan padanya mengukuhkan kedalaman warisan budaya dan sejarah yang dimilikinya.

Istilah "darah biru" seringkali digunakan untuk merujuk kepada orang-orang yang memiliki latar belakang bangsawan atau keturunan keluarga kerajaan. Meskipun istilah ini mungkin terdengar sederhana, ia memiliki makna yang mendalam dalam sejarah dan budaya di berbagai negara di seluruh dunia.

Pemberian gelar atau status bangsawan kepada keluarga kerajaan telah menjadi tradisi turun-temurun dalam beberapa masyarakat, dan darah biru menjadi simbol keturunan dan status yang tinggi.

Dalam banyak budaya, memiliki "darah biru" seringkali membawa tanggung jawab besar dan ekspektasi tinggi. Orang-orang yang memiliki keturunan bangsawan diharapkan untuk menjalani kehidupan yang sesuai dengan tradisi dan nilai-nilai keluarga kerajaan.

Bukan golongan darah, namun istilah darah biru. Ini merujuk kepada seseorang yang memiliki garis keturunan bangsawan atau ningrat.

Seiring berjalannya waktu, kata "darah biru" telah menjadi sinonim bagi keturunan dari keluarga kerajaan atau bangsawan dalam masyarakat Indonesia.

Konsep "darah biru" mencerminkan cara budaya kita menghormati garis keturunan dan mengakui status keluarga kerajaan. Dalam masyarakat Indonesia, keturunan bangsawan sering kali dihormati dan memiliki peran penting dalam menjaga warisan budaya dan sejarah yang kaya.

Keturunan bangsawan adalah mereka yang lahir dalam keluarga ningrat dan kaya. Dalam masyarakat tradisional, status ini dihormati dan disegani. Keturunan bangsawan seringkali memiliki peran penting dalam menjaga dan merawat warisan budaya serta sejarah keluarga mereka.

Mereka dianggap sebagai penjaga nilai-nilai tradisional dan memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan integritas keluarga kerajaan atau bangsawan. Selain dari segi status, keturunan bangsawan juga sering kali diharapkan untuk memegang peran penting dalam kehidupan masyarakat.

Mereka bisa menjadi pemimpin, penjaga tradisi, atau pelindung budaya. Dalam banyak masyarakat tradisional, garis keturunan bangsawan merupakan bagian integral dari struktur sosial dan memiliki pengaruh yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari.

Keturunan darah biru seringkali dianggap memiliki kelebihan tertentu. Mereka merupakan generasi keturunan dari keluarga bangsawan atau ningrat, yang umumnya menurunkan nilai-nilai, adat, dan budaya yang kaya dari generasi sebelumnya.

Kelebihan pertama yang sering terlihat adalah karisma yang dimiliki oleh keturunan darah biru. Mereka cenderung memiliki pesona dan kepribadian yang kuat, sehingga sering kali disegani dan dihormati oleh banyak orang di sekitarnya.

Kelebihan lainnya dari keturunan darah biru adalah warisan budaya yang mereka bawa dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang tradisi, etiket, dan nilai-nilai yang diterapkan dalam keluarga mereka.

Dalam budaya Jawa, gelar kebangsawanan adalah tanda penghormatan dan status yang digunakan dalam masyarakat untuk menunjukkan kedudukan seseorang. Gelar-gelar kebangsawanan ini mencerminkan hierarki sosial yang telah ada selama berabad-abad di Pulau Jawa.

Beberapa contoh gelar kebangsawanan yang digunakan dalam budaya Jawa antara lain adalah adipati, amangkurat, bendara, gusti, gusti pangeran harya, G.P.H., hamengkubuwono, Kanjeng Pangeran Harya, K.P.H., mangkubumi, mangkunegara, pangeran adipati, paku alam, pakubuwana, Panembahan, Raden Mas, raden, sunan, raden ajeng, R.A, raden ayu, R.Ay., ratu ayu, dan ratu bagus, gusti kanjeng.