Liputan6.com, Jakarta Stroke, penyakit yang biasanya dikaitkan dengan usia lanjut, kini semakin sering menyerang generasi muda. Menurut data terbaru, peningkatan kasus stroke pada usia 30-40 tahun cukup signifikan di Indonesia. Penyebabnya beragam, mulai dari gaya hidup tidak sehat hingga faktor genetik. Memahami penyebab dan faktor risiko stroke di usia muda sangat penting untuk pencegahan dini.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) menjelaskan bahwa gaya hidup kurang sehat menjadi kontributor utama. "Kurang olahraga, pola makan tinggi lemak dan gula, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol di kalangan usia muda. Ini yang membuat kecenderungan usia muda lebih banyak (stroke) pada akhir-akhir ini," jelas beliau dalam sebuah webinar. Selain itu, tingkat stres yang tinggi akibat persaingan hidup juga menjadi faktor pemicu.
Advertisement
Kasus stroke pada usia muda ini menimbulkan kekhawatiran. "Memang tren stroke pada usia muda itu cenderung mengalami suatu peningkatan di banyak negara termasuk di Indonesia. Beberapa usia yang saya temui sekitar 30, 40 tahun itu sekarang meningkat sekali," ungkap seorang dokter spesialis neurologi. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran akan faktor risiko dan langkah pencegahan stroke sejak dini.
Advertisement
7 Penyebab Stroke di Usia Muda
Berikut tujuh penyebab utama stroke pada usia muda yang perlu Anda waspadai:
- Gaya Hidup Tidak Sehat: Merokok (termasuk perokok pasif), konsumsi alkohol berlebihan, dan penyalahgunaan narkoba meningkatkan risiko stroke. Gaya hidup ini dapat meningkatkan trigliserida, menurunkan kolesterol HDL, meningkatkan penggumpalan darah, dan merusak pembuluh darah.
- Kurang Bergerak (Sedentary Lifestyle): Minimnya aktivitas fisik meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke. Kebanyakan duduk, tidur, atau berdiam diri tanpa aktivitas fisik dapat memicu kondisi ini.
- Obesitas: Kelebihan berat badan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2, yang semuanya dapat menyebabkan stroke.
- Kelainan Jantung: Kelainan jantung bawaan, seperti patent foramen ovale (PFO), gangguan irama jantung, dan kebocoran katup jantung meningkatkan risiko stroke.
- Gangguan Pembekuan Darah: Kelainan genetik seperti hemofilia dan sindrom antifosfolipid meningkatkan risiko stroke hemoragik (perdarahan di otak).
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi): Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol merusak pembuluh darah di otak, meningkatkan risiko stroke iskemik maupun hemoragik.
- Faktor Genetik: Riwayat stroke dalam keluarga meningkatkan risiko, bahkan dengan gaya hidup sehat. Beberapa kelainan genetik spesifik juga meningkatkan risiko.
Selain tujuh penyebab utama di atas, faktor risiko tambahan meliputi kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung koroner, aneurisma, malformasi arteriovenosa, migrain (terutama dengan gejala neurologis), penggunaan kontrasepsi hormonal, dan cedera kepala berat.
Advertisement
Faktor Risiko dan Pencegahan
Penting untuk memahami bahwa informasi ini bersifat umum dan tidak menggantikan konsultasi medis. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang risiko stroke, segera konsultasikan dengan dokter. Pencegahan dini sangat penting. Jagalah gaya hidup sehat dengan olahraga teratur, pola makan seimbang, hindari merokok dan alkohol, kelola stres, dan pantau kesehatan secara berkala.
Perlu diingat, stroke bukanlah penyakit eksklusif orang tua. Dengan memahami penyebab dan faktor risikonya, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk melindungi kesehatan diri sendiri dan orang-orang terkasih. Jangan abaikan gejala yang mencurigakan, segera cari pertolongan medis jika diperlukan.
Kesimpulan: Stroke di usia muda merupakan ancaman serius yang perlu diwaspadai. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, kita dapat mengurangi risiko terkena stroke dan menjaga kesehatan jantung serta pembuluh darah.
