CEO Amazon Andy Jassy Berbagi Pemikiran Terkait NFT hingga Cryptocurrency

CEO Amazon Andy Jassy menanggapi soal perkembangan NFT dan cryptocurrency.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 17 Apr 2022, 14:18 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2022, 14:18 WIB
Andy Jassy, CEO Amazon Baru Pengganti Jeff Bezos. YouTube/SiliconANGLE theCUBE
Andy Jassy, CEO Amazon Baru Pengganti Jeff Bezos. YouTube/SiliconANGLE theCUBE

Liputan6.com, Jakarta - CEO Amazon Andy Jassy baru-baru ini membagikan pemikirannya tentang NFT dan cryptocurrency, hal itu menghasilkan keputusan terpisah.

"Saya sendiri tidak memiliki NFT dan Bitcoin. Saya sendiri tidak memiliki Bitcoin," kata Andy Jassy kepada Andrew Ross Sorkin dari CNBC, dikutip dari Yahoo Finance, Minggu (17/4/2022).

"Jadi, Anda tahu, saya pikir NFT akan terus tumbuh sangat signifikan," ia menambahkan.

Jassy menambahkan pihaknya tidak mungkin hampir menambahkan crypto sebagai mekanisme pembayaran dalam bisnis ritel perseroan.  

"Tetapi saya percaya seiring waktu bahwa Anda akan melihat crypto menjadi lebih besar dan itu luar biasa,” ujar dia.

Sejauh Amazon menjual NFT, Jassy berkata, "Saya pikir itu mungkin di platform."

Sementara itu, token yang tidak dapat dipertukarkan,atau NFT, adalah cara untuk memiliki konten digital, baik itu foto maupun gif. Jassy, ​​yang sebelumnya memimpin Amazon Web Services, menggantikan Jeff Bezos sebagai CEO Juli lalu, dan bertanggung jawab untuk memulai layanan Amazon Managed Blockchain.

Pernyataan kepala eksekutif tersebut mengilhami berbagai reaksi di media sosial. Seorang komentator membuat tweet gambar mantan CEO Amazon Jeff Bezos dan pacarnya Lauren Sanchez.

"Amazon selalu menjadi pemimpin yang peduli dengan pengguna dan pekerjanya, jadi itu fantastis. Dia akan cocok dengan /s ," tulis keterangan itu, yang menunjukkan bahwa pernyataan itu sarkastis.

Sedangkan, Amazon menantang hasil voting untuk berserikat di gudang perusahaan di Staten Island, NY. Selama wawancara CNBC, Jassy mengatakan Amazon memberdayakan karyawannya dan serikat pekerja dapat berdampak negatif pada hubungan pekerja dengan manajer mereka.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kian Tajir, CEO Amazon Andy Jassy Kantongi Kompensasi Saham Setara Rp 3,06 Triliun

AWS
CEO Amazon Web Services (AWS), Andy Jassy, pada saat gelaran AWS di Las Vegas, Amerika Serikat. (Liputan6.com/ Andina Librianty)

Sebelumnya, CEO Amazon, Andy Jassy menerima paket pembayaran senilai USD 212,7 juta atau setara Rp 3,06 triliun (kurs Rp 14.371 per USD) pada 2021.

Hal itu menandai peningkatan kompensasi yang substansial bagi eksekutif selama tahun pertamanya menjalankan raksasa teknologi itu.

Melansir CNN, Sabtu, 2 April 2022, hampir semua kompensasi Jassy datang dalam bentuk opsi saham yang akan diberikan selama 10 tahun.

Kompensasi Jassy pada 2021 menandai kenaikan enam kali lipat dari gajinya pada 2020 ketika ia menjadi kepala divisi komputasi cloud penghasil laba Amazon, AWS.

Jassy menjadi CEO Amazon musim panas lalu, menggantikan Jeff Bezos yang kemudian menjabat sebagai Ketua Eksekutif Dewan Amazon.

Gaji Jeff Bezos

FOTO: Jeff Bezos Mundur dari CEO Amazon
CEO Amazon Jeff Bezos mengadakan konferensi pers untuk mengungkap Kindle 2, versi terbaru dari pembaca elektronik populer Amazon, di New York, Amerika Serikat, 9 Februari 2009. Orang terkaya di dunia Jeff Bezos memutuskan mundur dari jabatannya sebagai CEO Amazon. (EMMANUEL DUNAND/AFP)

Namun, Jeff Bezos mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif dan fokus pada perusahaan ruang angkasa Blue Origin dan usaha lainnya.

Gaji Bezos tetap tidak berubah di kisaran hampir USD 1,7 juta, kendati kepemilikannya atas saham Amazon membuatnya menjadi orang terkaya kedua di dunia.

Penghargaan saham besar-besaran bukanlah hal yang aneh bagi CEO yang baru. Sebelumnya, ada Sundar Pichai mengambil alih posisi CEO perusahaan induk Google, Alphabet, pada 2019.

Dia diberi penghargaan saham satu kali yang bernilai total gabungan sekitar USD 240 juta. Namun, belakangan diketahui Pichai tidak menerima penghargaan saham sebagai bagian dari kompensasi pada tahun berikutnya.

Aksi Korporasi Amazon Bangkitkan Gairah Investor

FOTO: Jeff Bezos Mundur dari CEO Amazon
CEO Amazon Jeff Bezos berbicara kepada media tentang upaya keberlanjutan perusahaan di Washington, Amerika Serikat, 19 September 2019. Jeff Bezos mengajak agar staf Amazon tidak takut berinovasi. (ERIC BARADAT/AFP)

Sebelumnya, saham Amazon melonjak lebih dari 5 persen usai e-commerce raksasa umumkan akan melakukan stock split dan buyback menjadi langkah untuk menarik lebih banyak investor ke saham yang kinerjanya belakangan ini lesu meski meroket sejak go public 25 tahun lalu.

Sementara itu, Amazon  mengumumkan pada Rabu, 9 Maret 2022 terkait stock split 1:20 yang pertama sejak 1999, dan buyback saham senilai USD 10 miliar. Itu terjadi setelah pemecahan nilai nomimal serupa yang diumumkan oleh Alphabet Inc awal tahun ini.

"Manajemen Amazon ingin menanamkan kepercayaan baru," ujar Direktur Investasi AJ Bell Russ Mold, dikutip dari Channel News Asia, pada Jumat, 11 Maret 2022.

Dia juga menyebutkan, seraya menambahkan buyback tersebut merupakan distribusi langsung pertama perusahaan dari uang kembali kepada pemegang sahamnya sejak debut pasar sahamnya.

Saham Amazon naik 5,4 persen menjadi USD 2.936,99 pada awal perdagangan Kamis. Kemudian, saham perusahaan ditutup pada USD 2.785,58 pada Rabu, mendekati level terendah dua tahun setelah naik reli saham teknologi dan pertumbuhan yang disebabkan oleh pandemi yang membawanya dalam jarak yang sangat dekat dengan nilai valuasi USD 2 triliun.

Saham Amazon pun menjadi tren di situs media sosial yang berfokus pada investor stocktwits.com dan termasuk yang paling banyak dibahas di wallstreetbets Reddit. Hal tersebut disampaikan berdasarkan sentimen aggregator Swaggystocks.

Lalu, ada juga saham Apple dan Tesla yang menguat tajam setelah stock split mereka pada 2020.Salah satu pemilik saham Amazon pun membuka suara terkait stock split yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

"Hanya membuat investor dan traders yang tidak berpengalaman merasa lebih baik," ujar Portfolio Manager Redwood Winslow LLC, Perri Dong.

"Ini hanya psikologis. Beberapa orang percaya saham akan memiliki lebih banyak likuiditas, tapi saya berpendapat itu tidak masalah," ia menambahkan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya