Kapitalisasi Pasar Bitcoin Tumbuh 60 Persen pada 2023 di Tengah Krisis Perbankan Global

Kapitalisasi pasar bitcoin naik USD 194 miliar pada 2023. Kapitalisasi pasar tersebut bahkan lebih tinggi 66 persen dibandingkan saham perbankan teratas di wall street.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Mar 2023, 06:43 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2023, 06:43 WIB
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat
Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Liputan6.com, Jakarta - Kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) telah bertambah USD 194 miliar atau sekitar Rp 2.980 triliun (asumsi kurs Rp 15.363 per dolar Amerika Serikat) pada 2023.

Secara year to date (ytd), kapitalisasi pasar bitcoin unggul 66 persen dibanding saham perbankan teratas di wall street, terutama karena kekhawatiran akan krisis perbankan global meningkat. Enam bank terbesar AS, JPMorgan Chase (JPM), Bank of America (BAC), Citigroup (C), Wells Fargo (WFC), Morgan Stanley (MS), dan Goldman Sachs (GS), telah kehilangan hampir USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.536 triliun nilai pasarnya sejak awal tahun.

Saham Bank of America adalah memiliki terburuk di antara para pemain perbankan Wall Street, dengan penurunan kapitalisasi pasar hampir 17 persen YTD. Goldman Sachs membuntuti dengan penurunan hampir 12 persen YTD, diikuti oleh Wells Fargo turun 9,75 persen, dan JP Morgan Chase turun 1 persen.

Melansir data Ychart, kapitalisasi pasar Bitcoin saat ini berada pada level USD 503,47 miliar. Naik 57,7 persen dari posisi akhir tahun lalu sebesar USD 319,25 miliar. Valuasi bank AS telah turun di tengah keruntuhan perbankan regional AS yang tengah berlangsung.

Termasuk pengumuman minggu lalu bahwa Silvergate, bank yang berfokus pada crypto, menutup operasionalnya. Disusul pengambilalihan Signature Bank dan Silicon Valley Bank oleh regulator. Krisis semakin meluas dengan hampir runtuhnya First Republic Bank, yang diselamatkan pada saat terakhir melalui suntikan dana USD 30 miliar atau sekitar Rp 460,91 triliun yang berasal dari 11 bank besar AS.

Bangkitnya Bitcoin di tengah krisis perbankan AS yang tengah berlangsung, tampak serupa dengan reaksinya selama krisis finansial Siprus dan Yunani.

Melansir Cointelegraph, Minggu (19/3/2023), harga BTC tumbuh hingga 5.000 persen di tengah krisis keuangan Siprus pada 2013 lalu. Didorong oleh paparan bank-bank Siprus terhadap perusahaan real-estate regional yang memiliki pengaruh berlebihan.

Situasi saat itu sangat mengerikan sehingga otoritas Siprus, pada Maret 2013, menutup semua bank untuk menghindari bank run. Sementara, ketika Yunani menghadapi krisis serupa pada 2015 dan memberlakukan kontrol modal pada warganya untuk menghindari bank run, harga Bitcoin naik 150 persen selama periode tersebut.

 

 

Harga Bitcoin Tembus Level Tertinggi 9 Bulan di Tengah Kejatuhan Bank Besar AS

Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Sebelumnya, harga Bitcoin (BCT) menguat hari ini. Kripto dengan kapitalisasi terbesar di dunia itu melampaui USD 27.300 pada Sabtu, 18 Maret 2023. Pada titik ini, BCT diperdagangkan pada level tertinggi sejak Juni dan telah terapresiasi sekitar 35 persen dalam sepekan.

Setelah naik ke level tertinggi selama beberapa bulan terakhir, bitcoin sempat mundur sedikit dan jatuh di bawah USD 26.200. Namun, setelah mengalami penurunan ini, BCT melanjutkan penguatan hingga menembus USD 27.300.

Melansir Forbes, Sabtu (18/3/2023), bitcoin dan aset kripto pada umumnya mengalami keuntungan setelah minggu yang sulit, di mana banyak bank mengalami kegagalan. Awal bulan ini, Silvergate Capital Corporation mengumumkan rencana untuk melikuidasi Bank Silvergate, yang menyatakan bahwa pihaknya berencana mengembalikan semua simpanan kepada pemegang rekening.

Sejumlah lembaga pemberi pinjaman terimbas kejatuhan FTX. Tak lama setelah pengumuman itu, pasar mengalami pukulan karena Departemen Perlindungan Keuangan dan Inovasi California menutup Silicon Valley Bank, menempatkan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) untuk memastikan bahwa individu dan entitas yang memegang simpanan yang diasuransikan di sana akan mendapatkan kembali dana mereka.

 

 

Sentimen yang Bayangi Kripto

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Pada 12 Maret, investor menerima kabar terbaru terkait bank, karena Departemen Layanan Keuangan New York mengambil alih Signature Bank, yang memiliki aset lebih dari USD 100 miliar.

Credit Suisse yang berbasis di Swiss, telah berjuang dengan berbagai masalah. Perusahaan baru-baru ini menerima tawaran untuk meminjam lebih dari USD 50 miliar dari bank sentral negara Eropa, dana yang akan digunakan untuk melakukan reorganisasi.

Swiss National Bank mengumumkan akan memberikan dukungan ini karena Credit Suisse memenuhi persyaratan modal dan likuiditas yang lebih tinggi yang berlaku untuk bank yang penting secara sistemik.

First Republic Bank, yang memiliki aset senilai lebih dari USD 200 miliar pada akhir tahun 2022, juga menjadi berita utama minggu ini ketika sebuah konsorsium lembaga keuangan besar mengumumkan rencana untuk menyetor USD 30 miliar ke perusahaan tersebut sebagai upaya penyelamatan.

Bitcoin dan Ethereum Kembali Perkasa Dibayangi Krisis Perbankan

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Sebelumnya, harga bitcoin terus naik sejak Kamis, 16 Maret 2023 di tengah krisis perbankan yang terjadi di AS. Bitcoin terakhir menguat 2,44 persen di kisaran USD 24.967 atau setara Rp 384,7 juta (asumsi kurs Rp 15.408 per dolar AS).  

Dilansir dari CNBC, Jumat (17/3/2023), sebelumnya harga Bitcoin lebih tinggi hingga menembus USD 25.000 atau setara Rp 385,3 juta menurut data dari Coin Metrics. Sementara itu Ether menguat 1,97 persen dan diperdagangkan pada USD 1.680 atau setara Rp 25,88 juta.

Pasar global lebih terguncang minggu ini setelah Credit Suisse mengungkapkan "kelemahan material" dalam keuangannya dan Bank Nasional Saudi mengatakan tidak akan menginvestasikan modal tambahan untuk menopang pemberi pinjaman Swiss yang terkepung. 

Rabu malam, Bank Nasional Swiss turun tangan, mengizinkan Credit Suisse untuk meminjam hingga sekitar USD 54 miliar atau setara Ro 832 triliun, meredakan kekhawatiran langsung atas likuiditas Credit Suisse.

Investor telah menyambut harga kripto yang tangguh di tengah krisis perbankan minggu ini, yang, ditambah dengan korelasi terendah bitcoin dengan saham dalam beberapa bulan, mendorong perubahan naratif untuk bitcoin sebagai aset alternatif yang berharga. 

Pergerakan harga Bitcoin, bagaimanapun, masih sangat dipengaruhi oleh inflasi dan kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Pada Senin dan Selasa, bitcoin dan Ethereum masing-masing melonjak sekitar 17 persen dan 10 persen, setelah kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank selama akhir pekan. 

Bitcoin sempat naik di atas USD 26.000 atau setara Rp 400,6 juta, level tertinggi sejak Juni lalu. Ether diperdagangkan setinggi USd 1.780 atau setara Rp 27,42 juta, level yang tidak terlihat sejak 12 September 2022.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya