Liputan6.com, Jakarta - Badan pengelola kompetisi sepak bola internasional, FIFA telah mengumumkan peluncuran koleksi non-fungible token (NFT) bekerja sama dengan perusahaan blockchain Modex. Peluncuran koleksi NFT FIFA akan bertepatan dengan Piala Dunia Antarklub 2023 mendatang di Arab Saudi.
Menurut pengumuman pada 11 Desember, koleksi perdananya akan menampilkan 100 NFT dan akan debut pada 15 Desember. Salah satu yang menarik dari koleksi ini adalah kesempatan bagi para penggemar untuk mendapatkan tiket ke final Piala Dunia FIFA 2026.
Baca Juga
Selain itu, total 900 koleksi digital lainnya akan dirilis di jaringan Polygon dan OpenSea sepanjang bulan. Koleksi ini akan menampilkan momen-momen berkesan dari turnamen yang sedang berlangsung dan versi digital dari memorabilia yang didambakan.
Advertisement
NFT akan tersedia di platform FIFA, FIFA+ Collect, yang diluncurkan pada September 2022 dan didukung oleh Algorand. Chief Business Officer FIFA, Romy Gai mengatakan peluncuran baru ini, baik tahun ini dan seterusnya, akan memberikan para penggemar sepak bola.
"Cara unik dan inovatif untuk terhubung dengan olahraga ini, sekaligus berkontribusi terhadap pertumbuhan pasar barang koleksi digital,” kata Gai, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (14/12/2023).
Sejak awal, platform FIFA+ Collect telah melakukan 11 peluncuran NFT, menghasilkan 909.255 koleksi digital dan menarik 16.448 pemegang. Platform ini telah menghasilkan total volume perdagangan sebesar USD 2,4 juta atau setara Rp 37,4 miliar (asumsi kurs Rp 15.612 per dolar AS) di pasar NFT primer dan sekunder.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Aliran Dana Global Mengalir ke Perusahaan Kripto di Hong Kong hingga Singapura
Sebelumnya diberitakan, laporan Pitchbook mengungkapkan lebih dari 11 persen pendanaan modal ventura global dalam blockchain dan kripto disalurkan ke usaha yang berbasis di Hong Kong dan Singapura sepanjang 2023. Temuan ini menandai peningkatan yang signifikan dari alokasi yang hanya sebesar 2 persen pada 2021.
Dilansir dari Coinmarketcap, Selasa (12/12/2023), Pitchbook mengaitkan perubahan ini dengan beberapa faktor, termasuk runtuhnya bursa kripto FTX milik Sam Bankman-Fried dan efek domino kebangkrutan yang ditimbulkannya yang memaksa banyak perusahaan kripto yang berbasis di AS untuk menilai kembali strategi mereka.
Menurut laporan tersebut, ketidakpastian peraturan dan dampak dari pelanggaran perusahaan kripto besar seperti Binance dan Gemini terhadap otoritas telah memaksa banyak perusahaan untuk mengurangi ukuran dan besarnya operasi mereka di AS.
Beberapa bahkan mencari perlindungan di pusat kripto global di luar negeri. Laporan tersebut. Mitra investor web3 VC Side Door Ventures, Bryan Chow menyatakan banyak perusahaan kripto telah memindahkan basis operasi mereka ke Hong Kong untuk memanfaatkan sikap suportif pemerintah terhadap web3 dan kripto.
PitchBook juga menyoroti larangan perdagangan kripto di Tiongkok daratan sebagai peluang bagi Singapura dan Hong Kong untuk memposisikan diri mereka di garis depan keuangan terdesentralisasi.
Hong Kong mengeluarkan lisensi perdagangan ritel pertamanya untuk Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) pada Agustus 2023, sementara Singapura memberikan Coinbase lisensi perdagangan penuh pada Oktober 2023.
Meskipun pemberi pinjaman kripto lokal Three Arrows Capital (3AC) bangkrut, pemerintah Singapura masih mendukung industri ini, meskipun dengan pengawasan yang lebih ketat.
Pada November, PitchBook melaporkan keseluruhan pendanaan kripto turun lebih dari 60 persen pada kuartal ketiga 2023 dibandingkan periode yang sama pada 2022. Situasi ini memaksa beberapa penyandang dana startup kripto, termasuk Coinbase, untuk mengurangi dukungan mereka.
Advertisement
Interactive Brokers Group Ekspansi Perdagangan Kripto ke Hong Kong
Sebelumnya diberitakan, Interactive Brokers Group (IBKR) memperluas perdagangan mata uang kripto ke investor ritel di Hong Kong. Broker-dealer otomatis ini telah menjadi broker sekuritas yang menerima lisensi dari Komisi Sekuritas dan Berjangka Hong Kong (SFC) pertama yang disetujui untuk mengizinkan klien ritel memperdagangkan mata uang kripto di Hong Kong.
Kepala APAC untuk Interactive Brokers, David Friedland mengatakan saat ini telah meningkat permintaan terhadap eksposur mata uang kripto sebagai sarana diversifikasi.
“Kami dengan senang hati menawarkan kepada investor di Hong Kong cara yang mudah dan hemat biaya untuk mengalokasikan sebagian dana mereka, portofolio ke aset digital,” kata Friedland, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (30/11/2023).
Perdagangan kripto untuk klien IBKR yang memenuhi syarat di Hong Kong memungkinkan investor untuk bertransaksi dan mengelola portofolio mereka melalui satu platform, memberikan pandangan terpadu. Klien juga akan menerima manfaat dari pengelolaan kas terpusat.
Platform Terpadu
Mereka dapat memperdagangkan mata uang kripto seperti bitcoin dan ethereum, bersama dengan saham, opsi, kontrak berjangka, mata uang, obligasi, reksa dana, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), kontrak acara, kontrak berjangka mata uang kripto, dan opsi berjangka, semuanya dari satu akun dan antarmuka.
Friedland menambahkan, platform terpadu IBKR memungkinkan klien di seluruh dunia dengan mudah berinvestasi di berbagai produk global, dan komunitas investor ritel.
"Di Hong Kong akan mendapatkan keuntungan dari kemampuan untuk mengakses pasar mata uang digital tanpa membuka dan mengelola akun berbeda di banyak broker dan bursa," ujar Friedland.
Interactive Brokers meluncurkan perdagangan mata uang kripto di Hong Kong bekerja sama dengan OSL Digital Securities, yang merupakan platform perdagangan aset digital berlisensi SFC pertama di Hong Kong.
Advertisement