Liputan6.com, Jakarta - Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) resmi menyetujui ETF Bitcoin Spot pada 10 Januari 2024. Produk investasi tersebut juga sudah diperdagangkan hampir sekitar dua pekan sejak peluncurannya.
ETF Bitcoin Spot sempat mendapatkan hype yang besar dari para investor ritel dan juga institusional. Bahkan, kemunculan ETF Bitcoin sempat mendorong harga Bitcoin mencapai USD 49.000 atau setara Rp 772,9 juta (asumsi kurs Rp 15.775 per dolar AS).
Baca Juga
Meskipun begitu, hype ETF Bitcoin mulai memudar dan mendorong harga Bitcoin sempat di bawah USD 40.000 atau setara Rp 631 juta. Lantas dari kehadiran ETF Bitcoin Spot, pihak mana saja yang diuntungkan?
Advertisement
Penerbit ETF Bitcoin Spot
Ada 11 penerbit ETF Bitcoin Spot yang disetujui oleh SEC. Baru-baru ini ada dua perusahaan yang memimpin dalam arus masuk dan aset kelolaan (AUM) ETF Bitcoin Spot.
Kurang dari dua minggu setelah regulator AS menyetujui ETF Bitcoin Spot, iShares Bitcoin Trust milik BlackRock (IBIT) dan Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund (FBTC) memimpin sektor ini dengan arus masuk terbesar.
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (30/1/2024), masing-masing alami arus masuk sekitar USD 1,9 miliar atau setara Rp 30,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.775 per dolar AS) dan USD 1,6 miliar atau setara Rp 25,3 triliun, menurut data terbaru yang tersedia yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Nilai itu kira-kira merupakan gabungan 70% dari arus masuk ETF Bitcoin spot keseluruhan sejauh ini. Dominasi awal ini menunjukkan kekuatan saluran pemasaran dan distribusi kedua raksasa manajemen aset tersebut, yang kemungkinan besar telah membantu memasukkan produk-produk tersebut ke dalam portofolio institusional dan ritel.
Investor Kripto
ETF Bitcoin Spor, BlackRock mencapai tonggak penting dengan melampaui USD 1 miliar atau setara Rp 15,7 triliun dalam aset yang dikelola (AUM) dalam minggu pertama perdagangannya.
Ini menjadikan BlackRock perusahaan manajemen aset pertama yang meraih capaian tersebut di antara penerbit ETF Bitcoin Spot lain.
Pertukaran Kripto Coinbase
Perusahaan investasi Wedbush dalam sebuah laporan pada Kamis, 11 Januari 2024 mengungkapkan Coinbase akan mendapatkan keuntungan dari ETF Bitcoin Spot.
“Ini karena Coinbase memiliki peran dominan di semua kecuali satu ETF yang disetujui, bertindak sebagai penerbit atau kustodian dan pendapatan akan berasal dari biaya kustodian serta layanan tambahan,” kata Wedbush dalam laporannya.
Manfaat lainnya termasuk peluang untuk membuka investor institusional, karena kurang dari 10% dana lindung nilai berinvestasi dalam aset digital, dan jumlah akun institusional aktif Coinbase bertambah.
Advertisement
Investor Kripto
Kehadiran ETF Bitcoin Spot menimbulkan spekulasi yang besar untuk aset kripto Bitcoin. Meskipun harga Bitcoin tengah mengalami koreksi, tetapi ada optimisme kenaikan harga setelah ETF Bitcoin disetujui SEC.
Beberapa perusahaan telah memprediksi harga Bitcoin setelah kehadiran ETF Bitcoin Spot. Salah satu prediksi Anthony Scaramucci dari hedge fund SkyBridge prediksi Harga Bitcoin bisa menembus USD 170.000 atau setara Rp 2,6 miliar tahun depan, didorong permintaan ETF Bitcoin Spot dan halving Bitcoin pada April.
Bank multinasional Standard Chartered memperkirakan harga Bitcoin (BTC) dapat mencapai USD 200.000 atau setara Rp 3,1 miliar pada akhir 2025 jika ETF Bitcoin Spot berhasil di Amerika Serikat.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Ketua SEC Minta Investor Waspada Penipuan Kripto di Tengah Optimisme ETF Bitcoin
Sebelumnya diberitakan, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) Gary Gensler mengeluarkan peringatan kepada investor kripto di X (sebelumnya Twitter), karena banyak manajer aset menunggu keputusan akhir mengenai aplikasi dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin (ETF).
Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (10/1/2024), dalam sebuah utas di X Gensler meminta investor untuk berhati-hati dan waspada terhadap risiko yang terkait dengan cryptocurrency.
Dia menekankan penyedia layanan kripto mungkin tidak mematuhi undang-undang sekuritas federal dengan menawarkan sarana investasi kripto dan kripto bisa sangat berisiko dan mudah berubah.
Gensler juga menyoroti penipuan di industri kripto, dengan menyatakan penipu terus mengeksploitasi meningkatnya popularitas aset kripto untuk memikat investor ritel agar melakukan penipuan.
Dia mengutip contoh-contoh seperti penawaran koin palsu, skema Ponzi dan piramida, dan pencurian langsung oleh promotor proyek kripto.
Pernyataan ketua SEC muncul hanya beberapa jam setelah beberapa penerbit ETF Bitcoin Spot mengajukan amandemen aplikasi kepada SEC. Pengajuan ini adalah salah satu langkah terakhir dalam proses persetujuan ETF kripto di Amerika Serikat.
Manajer aset termasuk Valkyrie, WisdomTree, BlackRock, VanEck, Invesco dan Galaxy, Grayscale, ARK Invest dan 21Shares, Fidelity, Bitwise dan Franklin Templeton semuanya telah mengajukan aplikasi untuk ETF Bitcoin spot.
SEC telah mempertimbangkan permohonan untuk ETF Bitcoin spot selama beberapa tahun tetapi belum menyetujuinya. Badan tersebut telah menyatakan keprihatinannya tentang volatilitas Bitcoin dan potensi manipulasi di pasar spot Bitcoin.
Advertisement