Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau mengalami pergerakan yang beragam pada Senin (18/3/2024). Harga bitcoin melesat 2,09 persen dalam 24 jam terakhir.
Data dari Coinmarketcap per Senin (18/3/2024) menunjukkan harga Bitcoin (BTC), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar naik 2,09 persen dalam 24 jam.
Baca Juga
Saat ini, harga BTC berada di level Rp. 1,052,154,496.60. Selanjutnya adalah Ethereum (ETH) yang naik 0,87 persen dalam 24 jam terakhir, saat ini berada di level Rp. 55,949,210.47 per koin.
Advertisement
Harga kripto hari ini seperti stablecoin USDT kini berada di urutan ketiga terbesar tetapi nilainya turun 0,81 persen menjadi Rp15,635.45.
Adapun Solana (SOL) yang naik hingga 6,38 persen kini di level Rp. 3,065,876.42, dan Binance coin (BNB) turun 3,98 persen dalam 24 jam terakhir menjadi Rp. 8,661,239.85.
Kemudian XRP yang berada di zona hijau hari ini, naik 0,51 persen menjadi Rp9,721.78, sedangkan USC Coin (USDC) turun 0,81 persen menjadi Rp15,647.50.
Harga cardano (ADA) naik 0,56 persen dalam 24 jam terakhir, saat ini pada level Rp. 10,382.44 per koin, serta Koin Meme Dogecoin (DOGE) naik 5,69 persen, membuatnya diperdagangkan di level Rp2,417.38 per token.
Kemudian harga avalanche (AVAX) dengan kenaikan 7,56 persen dan kini bernilai Rp891,689.75 per koin.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level Rp 40,570.42 triliun, meningkat 1.94 persen selama sehari terakhir.
"Volume pasar kripto total selama 24 jam terakhir adalah Rp 2,171.18 triliun, yang membuat meningkat 2.16 persen," demikian tertulis dalam Coinmarketcap.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Bitcoin Terus Menguat, Analis Imbau Investor Hati-Hati
Nilai Bitcoin (BTC) terus meningkat dalam satu bulan terakhir. Bahkan, nilai Bitcoin diprediksi bisa tembus hingga Rp 1,2 miliar atau USD 80.000 jika gerak investasi meningkat hingga pekan depan.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mencatat, nilai BTC telah menyentuh USD 73.650 atau sekitar Rp 1,14 miliar pada 13 Maret 2024. Salah satunya ditopang oleh lonjakan permintaan di Amerika Serikat (AS). Pada waktu itu, aliran dana ke BTC mencapai lebij dsri USD 1 miliar di AS.
Dia mengatakan, harga Bitcoin yang bergerak di kisaran USD 71.000-72.000 menandakan adanya peningkatan sebesar 45,2 persen dalam 30 hari terakhir.
"Lonjakan nilai Bitcoin baru-baru ini, didukung oleh Bursa Efek London yang akan menerima Exchange Traded Notes (ETN) untuk Bitcoin dan Ethereum, menandai langkah besar dalam penerimaan aset kripto oleh investor konvensional dan institusi finansial. Minat institusional terhadap pasar kripto juga meningkat," kata Fyqieh dalam keterangan resmi, dikutip Senin (18/3/2024).
Data CoinMarketCap menunjukkan ada peningkatan aktivitas perdagangan di pasar kripto. Ini tercermin dari volume perdagangan yang meningkat 81,67 persen menjadi USD 56,06 miliar. Kapitalisasi pasar juga naik menjadi USD 1,42 triliun, mendominasi pasar sebesar 52,37 persen.
Dalam jangka pendek, dia menaksir adanya lonjakan aliran dana tambahan imbas dari keterlibatan investor institusi ke Bitcoin. Menurut dia, hal itu memberikan kesan positif bagi masa depan BTC.
"Jika investasi ETF terus meningkat pada minggu depan, harga Bitcoin berpotensi mencapai USD 80.000 (sekitar Rp 1,2 miliar). Pada akhir bulan, angka USD 80.000 bukanlah sesuatu yang mustahil bagi BTC," kata dia.
"Investor yang terjebak dalam Fear of missing out (FOMO) kemungkinan akan segera berdatangan, karena ETF telah memperluas pasar untuk menjangkau lebih banyak investor individu,"ia menambahkan.
Advertisement
Harus Berhati-hati
Namun, kata Fyqieh, jika Bitcoin mencapai USD 80.000, hal tersebut dapat menimbulkan hambatan bagi kenaikan harga yang berkelanjutan. Itu bisa menembus level resistensi yang mungkin akan menandai peningkatan momentum bullish.
Fyqieh menegaskan investor harus lebih berhati-hati mengamati pergerakan harga Bitcoin yang semakin dinamis. Misalnya dengan melakukan riset mendalam sebelum terjun dan melakukan akumulasi Bitcoin atau aset kripto lainnya.
"Pergerakan pasar kripto dan Bitcoin tidak pernah bersifat linear. Setiap pasar kripto yang bullish pasti akan mengalami koreksi. Sentimen pasar dapat berubah dengan cepat saat kemungkinan adanya penurunan mulai muncul. Tekanan bisa datang dari kondisi makroekonomi yang belum begitu baik, seperti data inflasi AS terbaru yang naik," jelas Fyqieh.
Data dari IntoTheBlock menunjukkan bahwa saat ini 100 persen pemegang Bitcoin telah memperoleh keuntungan. Namun, hal ini juga dapat memicu aksi jual jika Bitcoin turun di bawah level support penting dalam jangka pendek.
Perlu diketahui, bukan hal yang mustahil bagi Bitcoin untuk mencapai USD 80.000 sebelum peristiwa halving berikutnya dalam 30 hari. Tapi hal ini bergantung pada mempertahankan momentum bullish dan melewati level resistensi yang penting. Investor dan trader perlu memperhatikan pergerakan harga serta sentimen pasar untuk menilai kemungkinan tercapainya target tersebut.
Analis Ini Yakin Banget Bitcoin Bisa Tembus USD 150.000 pada 2025
Sebelumnya diberitakan, Analis Bernstein Gautam Chhugani dan Mahika Sapra berbagi pandangan mengenai harga Bitcoin (BTC). Keduanya yakin bahwa harga Bitcoin akan bisa menembus level USD 150.000.
Mengutip News.bitcoin, Sabtu (16/3/2024), Gautam Chhugani dan Mahika Sapra mengungkapkan dalam catatan yang diterbitkan awal pekan ini, bahwa mereka sekarang lebih yakin tentang terobosan harga Bitcoin pasca peristiwa halving pada bulan April mendatang.
"Ini masih merupakan tahap awal integrasi Bitcoin ke dalam portofolio aset tradisional," tulis mereka.
"Kami sekarang lebih yakin dengan harga Bitcoin yang akan (mencapai) USD 150.000," katanya.
Analis Bernstein memperkirakan pada bulan November 2023 lalu bahwa harga Bitcoin bisa naik menjadi USD 150.000 pada 2025.
Keyakinan mereka terhadap Bitcoin untuk mencapai target harga tersebut diperkuat oleh meningkatnya arus masuk ke dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin spot.
"Pada tingkat ini, ETF Bitcoin akan melampaui perkiraan arus masuk tahun 2025 kami dalam 166 hari perdagangan untuk sisa tahun 2024," kedua analis merinci.
Advertisement