Liputan6.com, Jakarta - Harga kripto teratas lainnya sebagian terkoreksi pada Jumat, 5 April 2024. Beberapa kripto jajaran teratas terpantau berada di zona hijau, dan sebagian di zona merah
Mengutip data dari Coinmarketcap, Jumat (5/4/2024) kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) naik harga 2,46% dalam 24 jam, kini berada di level Rp 1.088.115.761.87.
Baca Juga
Sedangkan Etherum (ETH) masih terpantau menurun 1,06% dalam 24 jam dan saat ini senilai Rp 52.803.549.59.
Advertisement
Di urutan ketiga, yaitu harga kripto hari ini seperti stablecoin Tether (USDT) juga lanjut menurun 0,79% dalam 24 jam dan saat ini berada di angka Rp 15.908.38.
Sementara itu, Binance coin (BNB) melanjutkan penguatan. BNB menguat 2,65% dalam 24 jam dan saat ini di harga Rp 9.384.300.53.
Berikutnya adalah Solana (SOL) yang masih bertahan di zona merah dalam 24 jam, melemah 2,26% dan dipatok Rp 2,918,817.55. Sedangkan USD Coin (USDC) melemah 0,81% dan dibanderol Rp 15.899,79.
Sementara itu, kripto XRP terkoreksi dan kini berada di zona hijau, menguat 1,42% menjadi seharga Rp. 9,393.69 sedangkan Koin Meme Dogecoin (DOGE) melemah 0,51% dalam 24 jam, saat ini bernilai Rp 2.849.71.
Urutan terakhir, adalah kripto ADA yangmencapai zona hijau dengan kenaikan 0,32% senilai Rp 9.260.56 dan TON menempati urutan 10 kripto teratas, menggeser AVAX.
TON mengalami kenaikan 1,49% dalam sehari dan kini dipatok Rp 81.958.45.
Coinmarketcap mencatat, kapitalisasi pasar kripto global saat ini mencapai Rp 40.601.32T, meningkat 2.30% selama sehari terakhir.
Adapun volume pasar kripto total selama 24 jam terakhir adalah Rp 1,542T, yang membuat peningkatan 0.56%. Kemudian volume total di DeFi saat ini Rp 155.29T, 10.07% dari total volume pasar kripto 24 jam.
"Volume semua koin stabil sekarang Rp 1,452.28T, yang merupakan 94.18% dari total volume pasar kripto 24 jam. Dominasi Bitcoin saat ini 52.78%, naik 0.57% sepanjang hari," demikian catatan Coinmarketcap.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto Bitcoin Terus Anjlok, Ternyata Ini Penyebabnya
Harga Bitcoin (BTC) terus menerus mengalami tekanan di awal kuartal II 2024. Ternyata, penurunan harga Bitcoin ini menyeret seluruh aset kripto lainnya masuk ke dalam zona merah. Likuidasi besar-besaran terjadi di pasar kripto, membuat banyak investor khawatir.
Namun apa yang menyebabkan penurunan mendadak harga Bitcoin dan kawan-kawan ini, dan apa dampaknya bagi masa depan kripto?
Harga Bitcoin mengalami penurunan dramatis, anjlok dari USD 70.000 hingga USD 65.000 atau kisaran Rp 1 miliar, sementara Ethereum sempat anjlok ke USD 3.319 atau sekitar Rp 52 juta.
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menjelaskan, salah satu faktor utama penurunan harga Bitcoin adalah ETF Bitcoin yang mencatat total arus keluar tinggi dalam beberapa hari terakhir sejak awal April 2024.
"GBTC Grayscale, tampaknya berkontribusi terhadap penurunan Bitcoin karena Grayscale terus mengalami arus keluar dana yang signifikan," jelas dia seperti dikutip Jumat (5/4/2024).
Pada tanggal 1 April, GBTC mengalami arus keluar sebesar USD 302,6 juta, terutama berkontribusi terhadap arus keluar bersih gabungan sebesar USD 85,7 juta yang dicatat oleh ETF Bitcoin ini. Hal ini telah membawa lebih banyak tekanan jual pada Bitcoin, yang saat ini membebani tekanan beli di ekosistem.
Sementara, data menunjukkan produk investasi ini mencapai total arus masuk USD 862 juta pada minggu lalu.
"Aktivitas di pasar derivatif juga berperan dalam sentimen pasar yang bearish, dengan penurunan yang terlihat memegang kendali. Data dari Coinglass menunjukkan bahwa USD 409 juta telah dilikuidasi dari pasar dalam 24 jam terakhir, dengan USD 328 juta dalam posisi buy dihapus selama periode ini," jelas Fyqieh.
Advertisement
Sentimen Makroekonomi
Fyqieh melanjurkan penurunan yang terjadi ini juga mencerminkan berkurangnya antusiasme di pasar kripto, dipengaruhi oleh meningkatnya tantangan untuk mencapai kebijakan moneter yang lebih longgar di Amerika Serikat. Perhatian tertuju pada pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada tanggal 1 Mei, dengan antisipasi luas bahwa otoritas bank sentral AS mungkin akan menurunkan suku bunga.
"Saat ini, perkiraan pasar menunjukkan penurunan suku bunga terjadi pada bulan Mei sangat kecil. Oleh karenanya pasar kripto jatuh karena ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menurun. Pelaku pasar mulai mencari posisi untuk masuk kembali ke pasar melihat kondisi makroekonomi yang belum stabli," jelasnya.
Tekanan terhadap Bitcoin tampaknya belum cukup, para investor sedang menunggu dengan antisipasi untuk melihat bagaimana halving BTC yang keempat ini akan mempengaruhi harga dan stabilitas pasar. Beberapa percaya bahwa pengurangan jumlah reward blok baru akan mendorong kenaikan nilai Bitcoin, mengingat sejarah halving sebelumnya yang telah menyebabkan lonjakan harga yang signifikan.
Namun, ada juga kekhawatiran bahwa dampak halving kali ini mungkin tidak sebesar sebelumnya karena efeknya telah diantisipasi dan terduga lebih baik oleh pasar. Meskipun demikian, halving BTC tetap menjadi momen penting yang menggugah minat dan perhatian terhadap kripto terbesar di dunia ini.
Volume Perdagangan Kripto PINTU dalam Setahun Melonjak
Sebelumnya diberitakan, PT Pintu Kemana Saja mencatatkan pertumbuhan investor kripto signifikan dalam 4 tahun. Dalam satu tahun terakhir, volume perdagangan kripto di platform jual beli aset tersebut melonjak 250 persen.
Founder dan CEO Pintu Jeth Soetoyo mengatakan, peningkatan besar itu terjadi seiring jumlah investor kripto yang terus melesat. Ia pun mengklaim Pintu sebagai salah satu perusahaan kripto dan blockchain dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.
"Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Pintu mampu menorehkan pencapaian luar biasa, di mana total trading volume meningkat sangat signifikan hingga 250 persen," ujar Jeth dalam keterangan tertulis, Jumat (5/4/2024).
Menurut dia, industri kripto di Indonesia pun terus mengalami pertumbuhan dari sisi jumlah investor dan total transaksi.Â
Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor kripto di Indonesia hingga Maret 2024 mencapai 19 juta. Dengan peningkatan sekitar 1,86 juta investor secara tahunan, dimana pada Maret 2023 terdapat 17,14 juta.Â
"Aplikasi PINTU sendiri hingga Maret 2024 telah diunduh oleh 7 juta pengguna dan memiliki anggota komunitas di berbagai platform yang mencapai 1 juta anggota," imbuh Jeth.Â
Tak ingin tertinggal, Pintu disebutnya terus berinovasi dengan mengembangkan berbagai produk baru, salah satunya dompet Web3 pertama di Indonesia. Â
"Dengan Pintu Web3 Wallet, pengguna dapat dengan mudah mengakses beragam Decentralized Applications (dApps), termasuk aplikasi-aplikasi Decentralized finance (DeFi), hingga NFT marketplace," terangnya.Â
Ia mengklaim pihaknya juga telah berinovasi dengan berbagai fitur bagi para investor kripto. Mulai dari perdagangan spot dengan lebih dari 250 token, PTU Staking, Auto DCA, dan juga limit order.Â
"Kami optimistis, di kondisi bull market saat ini kami akan bekerja dengan efektif dan berambisi untuk mendorong perubahan positif di Indonesia melalui penerapan teknologi blockchain," pungkas Jeth.
Â
Advertisement