Liputan6.com, Amerika Serikat - Seorang wanita berusia 22 tahun dinobatkan sebagai penyandang disabilitas pertama yang dipercayai oleh sebuah panggung pertunjukan terkenal di AS, Radio City Chrismast Spectacular.
Adalah Sydney Mesher yang berhasil meraih capaian tersebut.
Baca Juga
Ia terlahir dengan kondisi tak sempurna, kondisi langka symbrachydactyly yang membuatnya tak memiliki tangan kiri. Kendati demikian dirinya tak menyerah dan terus berusaha untuk mewujudkan impiannya.
Advertisement
Di Radio City Chrismast Spectacular yang berjalan sampai 5 Januari 2020, penonton yang menghadiri acara tersebut mungkin tak menyadari ia hanya memiliki satu tangan, bahkan ketika saat pertunjukan yang mengharuskan dirinya untuk memperlihatkan tangan tersebut.
"Saya tidak ingin dikenal sebagai penari yang memiliki satu tangan dan itu bukanlah hal yang buruk. Saya bekerja sangat keras untuk berada di tempat saya sekarang," katanya melansir Daily Mail, Kamis (26/12/2019).
Ia mengungkapkan bahwa dia terinspirasi dari Team Dancer tahun 1925 yang pertama kali dilihatnya di sebuah acara televisi Macy's Thanksgiving Day Parade.
Baginya, menari bukanlah hal yang asing karna sudah ditekuninya sejak kecil dan bahkan orangtuanya mengatakan kepada dirinya bahwa ia mulai menari sebelum ia bisa berjalan.
Direktur Kreatif Rockettes, Karen Keeler mengatakan bahwa Sydney adalah penari yang sangat serbaguna dengan etos kerja yang kuat.
"Sydney itu pintar dan tekun bahkan sangat teliti," katanya.
Sydney merasa bangga tergabung ke dalam Rockettes meski hanya dengan satu tangan.
"Menjadi Rockettes dengan satu tangan adalah terobosan terbaru. Saya tidak mengganggap keterbatasan sebagai tantangan untuk itu saya harus berada di posisi ini untuk membuat orang dengan kondisi yang sama juga memiliki kesempatan itu," katanya.
Sydney ingin memberitahukan kepada dunia bahwa setiap orang berbeda-beda dengan caranya masing-masing mulai dari negara, ras dan latar belakang.
"Saya berbeda dengan cara saya sendiri. Saya hanya akan membentuk diri saya sebagaimana orang pada umumnya," pungkasnya.
Tanpa Tangan Protestik
Sydney pernah menggunakan tangan prostetik untuk mempermudahnya melakukan kegiatan sehari-hari. Namun sayang, ia merasa tersudutkan setelah temen-temen sekelasnya memanggilnya si gadis dengan tangan palsu.
Ayahnya, Page mengatakan bahwa Sydney menemukan caranya sendiri meski hanya dengan satu tangan. Tidak ada yang menjadi penghalang baginya.
Bahkan orangtuanya sangat mendukung untuk tergabung dalam dunia tari karna ia telah menunjukkan bakatnya.
"Tari adalah sebuah pintu yang akan dibuka untuk Sydney karna ia sendiri telah menunjukkan bakatnya tersebut sejak masih kecil dan itu ia lakukan setiap hari," kata ibunya, Lynn.
Reporter : Yuliasna
Advertisement