Ahli Geram pada Penyebar Hoax Vaksin COVID-19, Menyesatkan juga Memperpanjang Pandemi

Dari sekian banyak berita bohong di media sosial, para ahli di AS menilai konten yang menyebutkan vaksin COVID-19 bisa menyebabkan autisme sangat berbahaya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 14 Feb 2021, 10:10 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2021, 10:10 WIB
ilsutrasi vaksin
ilsutrasi vaksin .Photo by CDC on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Dari sekian banyak berita bohong di media sosial, para ahli di AS menilai konten yang menyebutkan vaksin COVID-19 bisa menyebabkan autisme sangat berbahaya.

“Vaksin itu aman, tidak menyebabkan autisme, tidak menyebabkan semua hal lain yang mereka bicarakan. Ini sangat protektif, dan bisa menyelamatkan nyawa anak Anda,” kata Profesor pediatri dan dekan National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine, Peter Hotez, dikutip dari Buzzfeednews.

Peter membahas membahas salah satu akun penyebar misinformasi anti vaksinasi yang diiklankan di facebook tahun lalu, yaitu sebuah halaman bernama Earthley dan Modern Alternative Mama yang cukup ramai diperdebatkan.

Earthley adalah sebuah perusahaan pengobatan alternatif yang berbasis di Ohio yang kerap mengiklankan anti-vaksinasi yang dimiliki oleh Catherine dan Benjamin Tietje. Earthley telah memiliki pengikut lebih dari 70.000 orang di Facebook selama 10 tahun terakhir. Iklan tersebut telah berjalan sejak 9 Desember, ditautkan ke halaman arahan yang memungkinkan orang mengunduh PDF gratis di situs web Earthley.

Dokumen tersebut secara salah mengklaim bahwa vaksin menyebabkan batuk rejan karena mengandung unsur aluminium yang dapat menyebabkan kerusakan saraf, dan menawarkan produk Earthley, seperti elderberry elixir, bubuk vitamin C, dan campuran herbal, sebagai alternatif.

Earthley mengklaim bahwa yang ia iklankan tidak melanggar kebijakan Facebook. Sementara Earthley dan Modern Alternative Mama tidak hanya menyebarkan misinformasi anti vaksinasi dalam iklan, tetapi juga sering memposting konten anti vaksinasi gratis di akun Facebook dan Instagram publik mereka. Oleh karena itu Facebook memperketat kebijakannya.

Itu juga karena dalam mengatasi pembatasan Facebook pada iklan anti vaksinasi masih bisa diakali. Misalnya meskipun hashtag yang secara terang-terangan menyesatkan seperti #vaccineskill diblokir di Instagram, orang-orang menggunakan hashtag seperti # vaççineskillandinjure, atau hashtag samar #readaninsert, yang mengacu pada kampanye yang ujung-ujungnya merupakan pamflet yang mempromosikan misinformasi vaksin.

Facebook menolak berkomentar tentang bagaimana ia mengidentifikasi atau memoderasi hashtag seperti ini.

 

Simak Video Berikut Ini:

Kebijakan Facebook

Beberapa orang menyertakan tautan Linktree di Instagram mereka, yang jika diklik, membawa pengguna ke halaman kustom dengan banyak tautan. Terkadang, Linktree digunakan untuk mengarahkan orang ke situs web yang memuat lebih banyak informasi yang salah tentang vaksin.

Linktree terkadang digunakan oleh afiliasi Earthley untuk mempromosikan produk perusahaan. Dan mungkin masih ada banyak metode lainnya untuk terhindar dari pembatasan Facebook.

Tetapi bahkan dengan kebijakan Facebook tersebut, misinformasi sudah terlanjur tersebar dari grup pribadi ke halaman-halaman influencer Instagram yang menjajakan nasihat kesehatan kepada ibu baru. Tidak jelas apakah kebijakan Facebook yang baru diperluas akan lebih efektif daripada upaya sebelumnya untuk menekan COVID-19 dan misinformasi terkait vaksin.

“Jutaan orang diberi makan kebohongan berbahaya yang membuat mereka meragukan pedoman pemerintah tentang COVID-19 dan vaksin, sehingga memperpanjang pandemi,” kata CEO dari kelompok pengawas Center for Countering Digital Hate, Imran Ahmed, dikutip dari ABCnews.go.com.

Sementara itu, Jim Killock, Direktur Eksekutif Open Rights Group menyatakan perlunya Facebook berhati-hati pada garis tipis perbedaan antara misinformasi dan konten yang mengungkapkan kekhawatiran orang-orang. Facebook perlu mengambil tindakan, katanya dikutip dari Dailymail.

"Perjalanan masih panjang (dalam melawan COVID-19), dan pada tahun 2021 kami fokus untuk mendukung para pemimpin kesehatan dan pejabat publik dalam pekerjaan mereka untuk memvaksinasi miliaran orang terhadap COVID-19," kata kepala kesehatan Facebook, Kang-Xing Jin, dalam sebuah pernyataan.

Salah satu akun instagram yang telah dilarang yaitu Robert F. Kennedy Jr., salah satu anti vaksin paling terkemuka di AS karena mempromosikan teori konspirasi tentang vaksin, dikutip dari Forbes.

Infografis Hati-Hati 5 Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun Saat Pandemi Covid-19.

Infografis Hati-Hati 5 Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hati-Hati 5 Tanda Daya Tahan Tubuh Menurun Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya