Posyandu Kesehatan Jiwa di Banjarnegara Ajak Keluarga dan Masyarakat Kerja Sama Rawat ODGJ

Isu kesehatan jiwa mulai banyak dibahas di 2022. Pentingnya isu ini pun menggugah pemerintah untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan jiwa hingga di tingkat daerah.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Nov 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2022, 10:00 WIB
Ilustrasi bantuan kesehatan jiwa
Ilustrasi bantuan kesehatan jiwa. Foto: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Isu kesehatan jiwa mulai banyak dibahas di 2022. Pentingnya isu ini pun menggugah pemerintah untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan jiwa hingga di tingkat daerah.

Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah mendirikan Posyandu Kesehatan Jiwa Nusa Indah. Posyandu ini terletak di Desa Lemahjaya, Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Dengan adanya posyandu ini, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang tinggal di daerah tersebut kini memiliki kesempatan untuk melakukan konsultasi dan layanan kejiwaan. Posyandu ini disambut baik lantaran menjadi posyandu kesehatan jiwa pertama di kecamatan tersebut.

Posyandu kesehatan jiwa merupakan bentuk kepedulian agar orang dengan masalah kesehatan (ODMK) dan orang dengan gangguan jiwa dapat mengelola kehidupannya dengan lebih baik. Upaya pendiriannya disebut sebagai bentuk penanganan permasalahan sosial dengan pendekatan berbasis masyarakat.

Kegiatan di posyandu pun dipandu oleh perawat dan kader desa yang telah dilatih terkait kesehatan jiwa.

Posyandu ini berdiri dengan dukungan dari Kementerian Sosial RI melalui Sentra Satria Baturraden bersama Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPA) Banjarnegara.

Kepala Sentra Satria Baturraden, Darmanto mengatakan bahwa pelayanan pada orang dengan masalah kesehatan jiwa membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak termasuk keluarga dan masyarakat.

"Kesehatan jiwa menjadi salah satu isu yang menarik karena tanpa dukungan keluarga dan masyarakat, mereka susah untuk pulih,” kata Darmanto mengutip keterangan pers, Selasa (8/11/2022).

“Posyandu kesehatan jiwa ini merupakan media untuk membantu, tidak hanya orangnya saja tetapi juga mempersiapkan keluarganya untuk menerima mereka (ODGJ) kembali. Dan Desa Lemahjaya menjadi pioneer,” tambahnya.


Pelatihan Perawatan Diri hingga Edukasi Keluarga

Ilustrasi pita hijau kesehatan jiwa
Ilustrasi pita hijau kesehatan jiwa. Foto: freepik

Selain melayani masalah kesehatan termasuk kesehatan jiwa, menurut Kepala Dinsos PPA Banjarnegara Noor Tamami, posyandu ini juga memberikan layanan dan edukasi soal respons kebencanaan.

Sementara itu, Perawat Puskesmas Wanadadi, Kasih Wulandari, menyampaikan bahwa setiap kegiatan yang diadakan posyandu kesehatan jiwa memperoleh respons positif dari pemerlu pelayanan kesehatan sosial (PPKS) maupun keluarganya.

"Setiap kegiatan, biasanya mereka datang didampingi oleh keluarga. Mereka diberikan pelatihan self care termasuk perawatan diri sehari-hari, pemeriksaan kesehatan, pendampingan minum obat, edukasi kepada keluarga, serta kunjungan rumah. Saat ini sudah ada 21 ODGJ yang mengikuti kegiatan ini,” ujar perawat yang karib disapa Ndari.

Ketika mencoba berinteraksi dengan PPKS yang mampu berkomunikasi dengan cukup baik, mereka merasa senang dengan adanya posyandu kesehatan jiwa. Bahkan sekarang PPKS yang sudah membaik mulai dilatih untuk menjadi kader sehingga dapat memotivasi teman-temannya yang lain.

"Saya sudah 10 tahun minum obat. Sehari-hari saya tukang parkir. Saya senang ada tambahan kegiatan di sini (posyandu kesehatan jiwa),” kata D (41).


Bentuk Transisi Layanan Kesehatan Jiwa

Posyandu kesehatan jiwa menjadi salah satu contoh dari transisi layanan kesehatan jiwa yang diupayakan pula oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Program kesehatan jiwa di Indonesia sebelumnya berfokus pada tindakan kuratif dan rehabilitatif. Kini, fokus tersebut mulai bertransisi menjadi promotif dan preventif.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan Maria Endang Sumiwi dalam Global Mental Health Summit yang diadakan pada 13-14 Oktober 2022 di Roma, Italia.

“Dalam agenda transformasi layanan primer, Kementerian Kesehatan menekankan aksi promotif dan preventif yang lebih kuat,” ujar Endang, mengutip keterangan pers, Minggu (16/10/2022).

“Program kesehatan jiwa kami bertransisi dari kuratif dan rehabilitatif berbasis fasilitas menjadi mempromosikan kesehatan jiwa, meningkatkan deteksi dini dan pencegahan, serta manajemen kasus yang lebih baik di tingkat pelayanan primer,” tambahnya.


Inovasi Level Puskesmas

Senada dengan Kemensos, Kemenkes juga mengupayakan inovasi di level puskesmas. Misalnya memberdayakan penyandang gangguan jiwa yang sudah pulih, sehingga mereka bisa mandiri dan produktif.

Promosi kesehatan jiwa di masyarakat dilakukan melalui posyandu yang dibantu oleh para kader kesehatan masyarakat. Promosi kesehatan jiwa juga dilakukan melalui upaya kesehatan sekolah.

Sedangkan di tingkat kabupaten kota dan provinsi, telah dibentuk Tim Pelaksana/Pengarah Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM). Tim ini bertugas sebagai wadah koordinasi untuk pelaksanaan program kesehatan jiwa masyarakat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Jiwa tahun 2014.

Tim tersebut terdiri dari berbagai lini kementerian, organisasi profesi, dan perwakilan masyarakat yang memiliki peran strategis dalam upaya kesehatan jiwa.

 

INFOGRAFIS JOURNAL_Fakta Permasalahan Kesehatan Mental Remaja di Indonesia
INFOGRAFIS JOURNAL_Fakta Permasalahan Kesehatan Mental Remaja di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya