Penelitian: Gigi Tak Rapi Bisa Picu Masalah Kesehatan Mental

Kondisi gigi yang tidak rapi bisa berpengaruh pada kesehatan mental.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 14 Mar 2023, 13:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2023, 13:00 WIB
Gigi - Vania
Ilustrasi Gigi/https://unsplash.com/Enis yavuz

Liputan6.com, Jakarta Kondisi gigi yang tidak rapi bisa berpengaruh pada kesehatan mental. Penampilan gigi mengambil peranan besar dalam membentuk cara seseorang mempersepsikan diri dan membangun rasa percaya diri.

Melansir situs National Alliance of Mental Illness, masalah kepercayaan diri tidak dikategorikan sebagai masalah mental. Namun, kepercayaan diri ada kaitannya dengan masalah tersebut. Minimnya kepercayaan diri menimbulkan risiko gangguan kecemasan hingga depresi.

Jurnal berjudul Impact of Dental Disorders and its Influence on Self Esteem Levels among Adolescents menyatakan, ketidakpuasan terhadap penampilan dapat menjadi pemicu rendahnya tingkat kepercayaan diri.

Penelitian tersebut juga menyatakan, gangguan kesehatan pada gigi seperti maloklusi atau kondisi susunan dan posisi gigi tidak sejajar berpengaruh pada psikologi sosial seseorang.

Tidak hanya itu, maloklusi dengan tingkat keparahan tinggi dapat meningkatkan resiko munculnya gangguan kesehatan lain seperti nyeri sendi, stroke, hingga serangan jantung.

Membangun kepercayaan diri penting bagi setiap orang untuk mencapai kualitas hidup yang baik. Bagi orang yang memiliki masalah maloklusi dan ingin meningkatkan kepercayaan dirinya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memakai perapi gigi atau aligner.

“Alat medis berbahan plastik bening yang berfungsi merapikan gigi ini banyak diminati karena mudah dilepas-pasang sesuai kebutuhan,” mengutip keterangan pers Coway dan Rata, Selasa (14/3/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Minim Iritasi

Proses perataan gigi dengan aligner minim iritasi serta tidak menyakitkan seperti penggunaan kawat gigi.

Melansir Webmd, aligners adalah serangkaian corong yang dibuat khusus dan pas yang dipasang di gigi.

Sebelum menggunakan aligner, dokter gigi akan membantu memutuskan apa yang terbaik untuk pasien. Tidak tentu semua pasien harus menggunakan aligner untuk merapikan gigi.

Setiap perapi gigi dibuat khusus untuk setiap pasien mengikuti kondisi gigi. Alat ini paling cocok digunakan orang dewasa atau remaja.

Sedangkan, merapikan gigi anak cenderung lebih rumit. Pasalnya, mulut dan gigi anak masih tumbuh dan berkembang. Dokter harus memikirkan hal ini saat menyiapkan pengobatan.


Untuk Gigi Berjejal

Perapi gigi biasanya digunakan untuk pasien yang memiliki gigi berjejal ringan hingga sedang. Bisa juga digunakan bagi orang yang giginya memiliki jarak.

“Pasien yang memiliki masalah susunan gigi yang parah mungkin memerlukan perawatan yang lebih kompleks,” mengutip Webmd, Selasa (14/3/2023).

Dokter gigi akan memeriksa keparahan gigi dan dampaknya pada saat mengunyah makanan. Setelah itu, dokter akan menentukan cara merapikannya.

Jika pasien bisa ditangani dengan perapi gigi, maka pasien akan dipasangi beberapa versi perapi gigi untuk menemukan versi paling cocok sebelum dibuatkan aligner khusus.


Diganti Secara Berkala

Perapi gigi umumnya terbuat dari plastik bening atau bahan akrilik yang pas di gigi. Alat kesehatan ini bisa dilepas jika hendak makan atau menyikat. Tidak seperti kawat gigi yang tak bisa lepas pasang.

Perapi gigi yang digunakan pun akan terus dimutakhirkan untuk menyesuaikan pergeseran gigi.

“Anda akan mendapatkan aligner baru setiap beberapa minggu untuk terus menggerakkan gigi ke posisi yang diinginkan,” mengutip tulisan yang ditinjau ulang oleh dokter gigi AS Evan Frisbee.

Memperbaiki gigi yang bengkok atau tidak sejajar bukan hanya tentang menciptakan senyum yang sempurna. Ini dapat membantu melindungi kesehatan gigi dalam jangka panjang.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya