Liputan6.com, Jakarta Anak-anak penyandang disabilitas di Pati, Jawa Tengah sempat mengalami kesulitan mengakses pelajaran agama, salah satunya dalam membaca Al Quran.
Hal ini melatarbelakangi didirikannya Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) Inklusi Al Mubarok di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Baca Juga
Berbeda dengan TPQ pada umumnya, para siswa merupakan anak-anak penyandang disabilitas, terutama disabilitas netra, Tuli, dan disabilitas wicara. TPQ ini didirikan seorang dosen asal Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) Sahal Mahfudh pada Oktober 2022.
Advertisement
"Awal mulanya dulu saat saya mengajar mata kuliah psikolinguistik yang salah satu materinya membahas kesulitan berbahasa atau patologi berbahasa pada tahun 2021. Waktu itu mahasiswa saya Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pati. Kepala sekolahnya bernama Pak Sumarno curhat terkait siswanya agar bisa membaca Al Quran dan memahami masalah ubudiyah yang lainnya," jelas Sahal mengutip NU Online, Senin (4/3/2024).
Atas dasar itu, ia dan teman-temannya di Prodi Pendidikan Bahasa Arab IPMAFA mendirikan TPQ Inklusi Al-Mubarok, yang ternyata menjadi TPQ Inklusi pertama di Kabupaten Pati.
Sahal berkisah, hambatan pertama saat mendirikan TPQ tersebut adalah sumber dana. Hambatan kedua, sumber daya manusia atau guru-guru yang berkompeten dalam bidang ini juga sulit ditemukan.
"Sumber daya manusia yang kompeten dan mau bekerja secara gratisan atau volunteer (sukarelawan) sulit ditemukan. Selain itu, mengajari anak-anak berkebutuhan khusus bukanlah hal yang mudah," ucapnya.
Upaya Cari Dana
Sahal menambahkan, untuk mengatasi hambatan dan tantangan ini, pertama terkait pendanaan, ia mengajukan bantuan ke BAZNAS.
Selain itu, ia juga membuka donasi untuk pengadaan Mushaf Braille dan sudah terkumpul Rp 9 juta yang dibelanjakan untuk:
- Satu set Mushaf Braille 30 Juz tanpa terjemah.
- Satu set Mushaf Braille 30 Juz dengan terjemah.
- Sebanyak 20 paket Iqra' Braille.
- Sebanyak 30 paket Juz Amma Isyarat dan Iqro' Isyarat.
Advertisement
Upaya Tangani Masalah SDM
Dalam menangani masalah sumber daya manusia (SDM), Sahal mencoba mengajak para mahasiswa untuk berbagi ilmu secara sukarela.
"Yang kedua, masalah SDM. Solusinya, saya mengajak para mahasiswa IPMAFA untuk menjadi volunteer dalam program ini. Mereka dilatih belajar membaca dan mengajar mushaf isyarat dan braille dari mentor.”
“Kita pun mempunyai mentor dari Lembaga Pentasihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ)," tambah Sahal.
Sahal menyebut, saat ini jumlah siswa di TPQ Inklusi Al-Mubarok ada 50 orang. Rinciannya, 20 siswa disabilitas netra (dan beberapa plus autis) serta 30 Tuli dan disabilitas wicara.
Sedangkan jumlah gurunya ada tujuh yakni empat mahasiswa IPMAFA putri, dua dari SLB Pati dan satu lagi adalah Sahal sendiri.
Tingkatan Pendidikan di TPQ Inklusi Al-Mubarok
Pembelajaran di TPQ Inklusi Al-Mubarok terbagi dalam beberapa tingkatan. Pertama kelas A, yang terdiri dari anak-anak disabilitas netra dan relatif mudah dalam mengajarnya.
Kedua kelas B yang terdiri dari anak-anak disabilitas wicara dan Tuli. Cukup sulit untuk diajar, kata Sahal.
Terakhir ada kelas C yang sangat sulit untuk diajar.
"Kita belum menerima siswa berkebutuhan khusus yang berat seperti autis berat, disabilitas daksa dan tuna grahita karena keterbatasan sumber daya manusia," pungkasnya.
Advertisement