Liputan6.com, Jakarta Petroleum Jelly banyak didapat di supermarket dan sering digunakan orang untuk kebutuhan kecantikan. Petroleum Jelly sendiri sudah digunakan selama beberapa dekade berkat khasiatnya.
Petroleum Jelly bukan termasuk ke dalam kosmetik melainkan hanya salep topikal yang mengandung minyak mineral. Kebanyakan orang cenderung menggunakan petroleum jelly untuk hampir setiap masalah kecil pada kulit. Mulai dari kulit kering, pecah-pecah, hingga ruam.
Meski dijual secara bebas dan kaya manfaat, sebuah studi menunjukkan bahwa ternyata penggunaan petroleum jelly tidak sebaik yang Anda duga, seperti dikutip dari Boldsky pada Kamis (12/7/2018).
Advertisement
1. Tidak memelihara kulit Anda
Meski dianggap sebagai obat, petroleum jelly tidak memberi segala nutrisi untuk kulit. Karena tidak memiliki sifat penyembuhan. Jika kulit Anda tidak bersih atau tidak lembap, penggunaan petroleum jelly menjadi tidak efektif. Bahkan jika Anda menggunakan petroleum jelly secara teratur, memungkinkan kulit tidak menghasilkan kelembapan alami.
Meski petroleum jelly bersifat oklusif, penggunaannya harus berbarengan dengan humektan. Sehingga air yang ditarik ke kulit dari udara bisa menghidrasi kulit dan melembutken kulit.
2. Produk sampingan
Jeli ini masih terus menjadi produk sampingan dari minyak. Saat disuling, akan diubah menjadi gel yang tidak berbau dan tidak berwarna. Secara tidak langsung, ketika menggunakan petroleum jelly, Anda mengoleskan produk sampingan dari minyak ke kulit.
Advertisement
3. Menciptakan penghalang pada kulit
Petroleum jelly telah digunakan untuk merawat kulit kering dan pecah-pecah. Idealnya, gel tebal memerangkap uas air dalam kulit dengan menciptakan penghalang di atas kulit. Ini melindungi kulit dari faktor eksternal, seperti air, bakteri, dan udara.
Namun, ia memiliki sisi negatif di mana petroleum jelly membentuk penghalang tebal yang membuat kulit tidak bernafas. Jika tidak benar-benar dibutuhkan, lebih baik tidak menggunakan petroleum jelly.