Ciri Orang yang Menggunakan Suntik Putih, Pahami Efek Sampingnya

Kenali ciri-ciri orang yang menggunakan suntik putih, efek sampingnya, serta cara aman mencerahkan kulit secara alami. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Des 2024, 13:32 WIB
Diterbitkan 18 Des 2024, 13:30 WIB
ciri orang yang menggunakan suntik putih
ciri orang yang menggunakan suntik putih ©Ilustrasi dibuat AI
Daftar Isi

Liputan6.com, Jakarta Beberapa tahun belakangan ini, metode suntik putih semakin populer sebagai cara instan untuk mendapatkan kulit yang lebih cerah. Banyak orang tertarik mencoba metode ini karena menjanjikan hasil yang cepat. Namun, sebelum memutuskan untuk melakukan suntik putih, penting untuk memahami apa itu suntik putih, bagaimana prosesnya, serta apa saja efek samping yang mungkin ditimbulkan. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang ciri-ciri orang yang menggunakan suntik putih beserta penjelasan detail terkait metode perawatan kulit kontroversial ini.

Pengertian Suntik Putih

Suntik putih atau yang juga dikenal dengan istilah whitening injection adalah metode perawatan kulit yang bertujuan untuk mencerahkan warna kulit secara instan. Prosedur ini dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan yang mengandung berbagai bahan pemutih ke dalam tubuh melalui pembuluh darah. Cairan tersebut kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh dan bekerja dari dalam untuk menghambat produksi melanin sehingga kulit menjadi lebih cerah.

Metode suntik putih ini menjadi populer karena menawarkan hasil yang cepat dibandingkan penggunaan krim atau lotion pemutih topikal. Dalam waktu beberapa minggu saja, pengguna suntik putih biasanya sudah bisa melihat perubahan warna kulit yang signifikan. Hal inilah yang membuat banyak orang tertarik untuk mencoba metode ini meskipun harganya cukup mahal dan berisiko menimbulkan efek samping.

Perlu diketahui bahwa suntik putih sebenarnya bukan prosedur medis yang direkomendasikan oleh dokter kulit. Penggunaannya masih kontroversial karena belum ada penelitian jangka panjang yang membuktikan keamanannya. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga belum mengeluarkan izin edar resmi untuk produk suntik putih di Indonesia. Oleh karena itu, prosedur ini sebaiknya dihindari dan lebih baik memilih cara alami yang lebih aman untuk merawat kesehatan kulit.

Kandungan Suntik Putih

Cairan suntik putih biasanya mengandung kombinasi dari beberapa bahan aktif yang dipercaya dapat memutihkan kulit, antara lain:

  • Glutathione - Zat antioksidan yang dapat menghambat produksi melanin
  • Vitamin C - Membantu mencerahkan kulit dan meningkatkan produksi kolagen
  • Alpha Arbutin - Menghambat enzim tyrosinase yang berperan dalam pembentukan melanin
  • Kojic Acid - Bahan pemutih yang bekerja dengan menghambat produksi melanin
  • Placenta Extract - Dipercaya dapat meregenerasi sel kulit
  • Collagen - Membantu meningkatkan elastisitas kulit

Komposisi dan dosis dari bahan-bahan tersebut bisa berbeda-beda tergantung merek produk suntik putih yang digunakan. Beberapa produk bahkan menambahkan bahan lain seperti vitamin B kompleks, asam amino, atau mineral tertentu. Sayangnya, belum ada standarisasi yang jelas terkait kandungan dan keamanan produk suntik putih yang beredar di pasaran.

Perlu diingat bahwa meskipun bahan-bahan tersebut umumnya aman jika digunakan secara topikal, belum tentu aman jika disuntikkan langsung ke dalam aliran darah. Risiko efek samping dan komplikasi bisa meningkat karena tubuh menerima dosis bahan aktif yang jauh lebih tinggi dibandingkan penggunaan topikal. Itulah mengapa suntik putih masih dianggap berisiko dan tidak direkomendasikan oleh ahli kesehatan kulit.

Ciri-Ciri Orang yang Menggunakan Suntik Putih

Berikut adalah beberapa ciri yang sering terlihat pada orang yang menggunakan suntik putih:

1. Perubahan Warna Kulit yang Drastis

Ciri paling mencolok dari pengguna suntik putih adalah perubahan warna kulit yang sangat cepat dan drastis. Dalam waktu 1-2 minggu saja, warna kulit bisa berubah 2-3 tingkat lebih cerah dari warna aslinya. Perubahan ini biasanya terlihat tidak alami dan cenderung merata di seluruh tubuh. Berbeda dengan pemutihan kulit alami yang biasanya bertahap dan tidak terlalu ekstrem.

2. Warna Kulit Tidak Merata

Meskipun suntik putih menjanjikan hasil yang merata, seringkali malah terjadi ketidakrataan warna kulit pada penggunanya. Beberapa bagian tubuh mungkin terlihat lebih putih dibanding bagian lainnya. Hal ini bisa terjadi karena penyebaran cairan suntikan yang tidak merata atau perbedaan respons tiap bagian kulit.

3. Kulit Terlihat Pucat dan Tidak Sehat

Pengguna suntik putih sering terlihat memiliki kulit yang terlalu pucat hingga terkesan tidak sehat. Warna kulitnya cenderung keputihan dan kehilangan rona alami. Hal ini terjadi karena suntik putih menghambat produksi melanin secara berlebihan sehingga kulit kehilangan pigmen alaminya.

4. Kulit Lebih Sensitif dan Mudah Iritasi

Suntik putih dapat membuat kulit menjadi lebih tipis dan sensitif. Pengguna suntik putih biasanya lebih mudah mengalami iritasi kulit, kemerahan, atau ruam saat terkena sinar matahari atau bahan kimia tertentu. Kulit mereka juga cenderung lebih kering dan mudah mengelupas.

5. Munculnya Bintik-Bintik atau Flek Hitam

Ironisnya, penggunaan suntik putih dalam jangka panjang justru bisa memicu munculnya flek hitam atau hiperpigmentasi di beberapa bagian wajah dan tubuh. Hal ini terjadi karena gangguan pada proses pigmentasi alami kulit akibat bahan kimia yang disuntikkan.

6. Perubahan Tekstur Kulit

Pengguna suntik putih sering mengalami perubahan tekstur kulit menjadi lebih kasar atau tidak rata. Pori-pori wajah juga bisa terlihat lebih besar dan menonjol. Hal ini terjadi karena kerusakan lapisan kulit akibat bahan kimia yang disuntikkan.

7. Gejala Ketergantungan

Banyak pengguna suntik putih yang akhirnya mengalami ketergantungan psikologis. Mereka merasa tidak percaya diri jika tidak melakukan suntik putih secara rutin. Hal ini bisa terlihat dari kecemasan berlebih saat efek suntikan mulai berkurang atau obsesi untuk terus memutihkan kulit meski sudah sangat cerah.

8. Perubahan Kondisi Kesehatan

Dalam jangka panjang, pengguna suntik putih mungkin mengalami gangguan kesehatan seperti masalah ginjal, liver, atau sistem kekebalan tubuh. Hal ini bisa terlihat dari gejala seperti mudah lelah, sering sakit, atau hasil tes darah yang tidak normal.

Perlu diingat bahwa ciri-ciri di atas tidak selalu muncul pada semua pengguna suntik putih. Efeknya bisa berbeda-beda tergantung kondisi kulit, dosis yang digunakan, serta faktor individu lainnya. Namun secara umum, penggunaan suntik putih cenderung memberikan hasil yang tidak alami dan berisiko bagi kesehatan kulit maupun tubuh secara keseluruhan.

Efek Samping Suntik Putih

Meskipun menjanjikan hasil cepat, suntik putih memiliki berbagai risiko efek samping yang perlu diwaspadai, antara lain:

1. Reaksi Alergi

Bahan kimia dalam suntik putih bisa memicu reaksi alergi pada beberapa orang. Gejalanya bisa berupa gatal-gatal, ruam kulit, hingga kesulitan bernapas dalam kasus yang parah. Reaksi alergi ini bisa terjadi segera setelah penyuntikan atau beberapa waktu kemudian.

2. Infeksi

Prosedur penyuntikan yang tidak steril bisa menyebabkan infeksi bakteri atau virus. Hal ini bisa mengakibatkan pembengkakan, nanah, atau bahkan infeksi sistemik yang berbahaya. Risiko infeksi semakin tinggi jika suntik putih dilakukan di tempat yang tidak higienis atau oleh orang yang tidak kompeten.

3. Kerusakan Ginjal dan Hati

Penggunaan suntik putih jangka panjang bisa membebani organ ginjal dan hati yang bertugas menyaring racun dalam tubuh. Akibatnya, fungsi kedua organ vital ini bisa terganggu dan menimbulkan masalah kesehatan serius.

4. Gangguan Hormon

Beberapa bahan dalam suntik putih bisa mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh. Hal ini bisa memicu berbagai masalah seperti gangguan menstruasi pada wanita atau penurunan libido.

5. Kanker Kulit

Penggunaan suntik putih berlebihan bisa meningkatkan risiko kanker kulit. Hal ini terjadi karena kulit kehilangan pigmen melanin yang berfungsi melindungi dari radiasi UV berbahaya.

6. Ketergantungan

Banyak pengguna suntik putih yang akhirnya mengalami ketergantungan psikologis. Mereka merasa tidak percaya diri jika tidak melakukan suntik putih secara rutin, padahal hal ini justru semakin membahayakan kesehatan.

7. Hiperpigmentasi

Ironisnya, penggunaan suntik putih jangka panjang justru bisa memicu munculnya flek hitam atau hiperpigmentasi di beberapa bagian kulit. Hal ini terjadi karena gangguan pada proses pigmentasi alami kulit.

8. Penipisan Kulit

Suntik putih bisa menyebabkan penipisan lapisan kulit sehingga kulit menjadi lebih rentan terhadap kerusakan akibat faktor lingkungan seperti sinar UV atau polusi.

9. Gangguan Sistem Imun

Bahan kimia dalam suntik putih bisa mengganggu sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap berbagai penyakit dan infeksi.

10. Masalah Pembuluh Darah

Penyuntikan yang tidak tepat bisa merusak pembuluh darah dan menyebabkan masalah sirkulasi. Dalam kasus parah, bisa terjadi nekrosis atau kematian jaringan di sekitar area suntikan.

Mengingat besarnya risiko efek samping tersebut, sangat disarankan untuk menghindari penggunaan suntik putih. Lebih baik memilih cara alami dan aman untuk merawat kesehatan dan kecantikan kulit.

Perbedaan Kulit Putih Alami dan Hasil Suntikan

Membedakan kulit putih alami dengan hasil suntikan memang tidak selalu mudah, terutama jika prosedur dilakukan dengan baik. Namun, ada beberapa ciri yang bisa diamati untuk membedakan keduanya:

1. Kecepatan Perubahan

Kulit putih alami biasanya berubah secara bertahap dan membutuhkan waktu. Sementara hasil suntikan bisa terlihat drastis hanya dalam hitungan hari atau minggu.

2. Kerataan Warna

Kulit putih alami cenderung memiliki gradasi warna yang lebih natural. Sementara hasil suntikan seringkali terlihat terlalu rata dan tidak alami.

3. Tekstur Kulit

Kulit putih alami biasanya memiliki tekstur yang lebih halus dan elastis. Sementara hasil suntikan bisa membuat kulit terlihat lebih tipis atau bahkan kasar.

4. Reaksi terhadap Sinar Matahari

Kulit putih alami masih bisa berubah warna (tanning) jika terpapar sinar matahari. Sementara hasil suntikan cenderung tidak bereaksi atau malah menjadi kemerahan.

5. Kondisi Kulit Secara Keseluruhan

Kulit putih alami biasanya terlihat lebih sehat dan segar. Sementara hasil suntikan bisa membuat kulit terlihat pucat atau tidak sehat.

6. Pori-pori

Kulit putih alami memiliki pori-pori yang normal. Sementara hasil suntikan bisa membuat pori-pori terlihat lebih besar atau menonjol.

7. Elastisitas

Kulit putih alami memiliki elastisitas yang baik. Sementara hasil suntikan bisa membuat kulit kehilangan elastisitasnya dan terlihat lebih kendur.

8. Sensitivitas

Kulit putih alami memiliki tingkat sensitivitas normal. Sementara hasil suntikan cenderung membuat kulit menjadi lebih sensitif terhadap berbagai faktor eksternal.

Perlu diingat bahwa perbedaan-perbedaan ini tidak selalu mutlak. Beberapa orang mungkin bisa mendapatkan hasil suntikan yang terlihat cukup alami. Namun, risiko kesehatan dari prosedur suntik putih tetap ada dan sebaiknya dihindari.

Cara Aman Mencerahkan Kulit Secara Alami

Daripada menggunakan suntik putih yang berisiko, ada banyak cara aman untuk mencerahkan dan merawat kesehatan kulit secara alami, antara lain:

1. Eksfoliasi Rutin

Lakukan eksfoliasi 1-2 kali seminggu untuk mengangkat sel kulit mati dan mencerahkan kulit. Gunakan scrub lembut atau bahan alami seperti oatmeal atau gula halus yang dicampur madu.

2. Gunakan Sunscreen

Aplikasikan sunscreen dengan SPF minimal 30 setiap hari untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV yang bisa menyebabkan penggelapan kulit.

3. Konsumsi Makanan Kaya Antioksidan

Perbanyak konsumsi buah dan sayur yang kaya antioksidan seperti jeruk, stroberi, bayam, dan brokoli untuk melindungi kulit dari kerusakan radikal bebas.

4. Gunakan Masker Alami

Aplikasikan masker alami seperti yogurt, madu, atau jus lemon secara rutin untuk membantu mencerahkan dan melembabkan kulit.

5. Perbanyak Minum Air Putih

Minum minimal 8 gelas air sehari untuk menjaga hidrasi kulit dari dalam dan membantu proses detoksifikasi tubuh.

6. Tidur Cukup

Usahakan tidur 7-8 jam sehari untuk memberi waktu kulit beregenerasi dan memperbaiki diri.

7. Olahraga Teratur

Lakukan olahraga minimal 30 menit sehari untuk melancarkan sirkulasi darah dan memberi nutrisi pada kulit.

8. Gunakan Produk Skincare yang Tepat

Pilih produk skincare yang mengandung bahan pencerah alami seperti vitamin C, niacinamide, atau alpha arbutin. Pastikan produk cocok dengan jenis kulit Anda.

9. Hindari Rokok dan Alkohol

Rokok dan alkohol bisa mempercepat penuaan kulit dan membuatnya kusam. Hindari atau kurangi konsumsinya untuk kesehatan kulit.

10. Kelola Stres

Stres berlebihan bisa mempengaruhi kesehatan kulit. Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk mengelola stres.

Ingat, proses mencerahkan kulit secara alami membutuhkan waktu dan kesabaran. Namun hasilnya akan lebih aman dan sehat bagi kulit Anda dalam jangka panjang.

Mitos dan Fakta Seputar Suntik Putih

Berikut beberapa mitos dan fakta seputar suntik putih yang perlu Anda ketahui:

Mitos: Suntik putih aman karena menggunakan bahan alami

Fakta: Meskipun beberapa bahan dalam suntik putih berasal dari alam, tidak berarti aman jika disuntikkan langsung ke dalam tubuh. Dosis tinggi bahan aktif bisa membahayakan organ dalam.

Mitos: Hasil suntik putih permanen

Fakta: Efek suntik putih hanya bertahan sementara, biasanya 3-6 bulan. Setelah itu perlu dilakukan suntikan ulang untuk mempertahankan hasilnya.

Mitos: Suntik putih bisa menghilangkan tanda penuaan

Fakta: Suntik putih hanya mencerahkan warna kulit, tidak menghilangkan kerutan atau tanda penuaan lainnya. Justru penggunaan jangka panjang bisa mempercepat penuaan kulit.

Mitos: Semakin sering suntik putih, semakin bagus hasilnya

Fakta: Penggunaan suntik putih berlebihan justru bisa merusak kulit dan kesehatan. Ada batas maksimal yang aman untuk frekuensi dan dosis suntikan.

Mitos: Suntik putih aman dilakukan di salon kecantikan

Fakta: Suntik putih seharusnya hanya dilakukan oleh tenaga medis profesional di klinik resmi untuk meminimalkan risiko komplikasi.

Mitos: Suntik putih bisa menyembuhkan masalah kulit seperti jerawat

Fakta: Suntik putih tidak dirancang untuk mengobati masalah kulit spesifik. Justru bisa memperparah kondisi kulit bermasalah jika tidak ditangani dengan tepat.

Mitos: Efek samping suntik putih hanya sementara

Fakta: Beberapa efek samping suntik putih bisa bersifat jangka panjang atau bahkan permanen, terutama jika terjadi kerusakan organ dalam.

Memahami fakta-fakta ini penting agar kita bisa mengambil keputusan yang tepat terkait perawatan kulit. Selalu utamakan kesehatan dan keamanan dalam memilih metode perawatan kecantikan.

Hal yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Suntik Putih

Jika Anda masih mempertimbangkan untuk melakukan suntik putih meskipun sudah mengetahui risikonya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Konsultasi dengan Dokter Kulit

Lakukan konsultasi menyeluruh dengan dokter kulit berpengalaman. Diskusikan kondisi kulit, riwayat kesehatan, serta risiko dan manfaat prosedur ini untuk Anda.

2. Pilih Klinik Terpercaya

Jika memutuskan untuk melakukan suntik putih, pastikan dilakukan di klinik resmi yang memiliki izin dan reputasi baik. Hindari melakukan prosedur di salon atau tempat yang tidak memiliki fasilitas medis memadai.

3. Cek Kandungan Produk

Tanyakan secara detail kandungan produk suntik putih yang akan digunakan. Pastikan tidak ada bahan yang Anda alergi atau berpotensi membahayakan kesehatan Anda.

4. Pertimbangkan Biaya

Suntik putih bukanlah prosedur murah dan perlu dilakukan berulang untuk mempertahankan hasilnya. Pertimbangkan apakah Anda siap dengan komitmen finansial jangka panjang ini.

5. Pahami Proses Perawatan Pasca Suntik

Tanyakan pada dokter tentang perawatan yang diperlukan setelah prosedur suntik putih. Pastikan Anda siap mengikuti semua instruksi untuk meminimalkan risiko efek samping.

6. Pertimbangkan Alternatif yang Lebih Aman

Sebelum memutuskan melakukan suntik putih, pertimbangkan kembali alternatif yang lebih aman seperti perawatan kulit alami atau produk skincare yang sudah teruji klinis.

7. Siapkan Mental

Sadari bahwa hasil suntik putih mungkin tidak sesuai ekspektasi dan ada risiko efek samping. Pastikan Anda siap mental menghadapi kemungkinan terburuk.

8. Cek Riwayat Kesehatan

Pastikan Anda tidak memiliki kondisi kesehatan yang bisa meningkatkan risiko komplikasi dari suntik putih, seperti gangguan pembekuan darah atau penyakit autoimun.

9. Jangan Tergiur Harga Murah

Waspadalah terhadap penawaran suntik putih dengan harga yang terlalu murah. Ini bisa mengindikasikan penggunaan produk palsu atau prosedur yang tidak aman.

10. Siapkan Rencana Darurat

Pastikan Anda tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi reaksi alergi atau efek samping serius setelah prosedur.

Ingat, keputusan untuk melakukan suntik putih sebaiknya diambil setelah pertimbangan matang dan konsultasi dengan profesional medis. Kesehatan dan keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama dalam setiap perawatan kecantikan.

FAQ Seputar Suntik Putih

1. Apakah suntik putih aman dilakukan?

Suntik putih memiliki risiko efek samping yang cukup serius dan belum ada penelitian jangka panjang yang membuktikan keamanannya. Oleh karena itu, prosedur ini tidak direkomendasikan oleh sebagian besar ahli kesehatan kulit.

2. Berapa lama efek suntik putih bertahan?

Efek suntik putih biasanya bertahan sekitar 3-6 bulan, tergantung individu dan jenis produk yang digunakan. Setelah itu perlu dilakukan suntikan ulang untuk mempertahankan hasilnya.

3. Apakah suntik putih bisa menghilangkan bekas jerawat?

Suntik putih tidak dirancang khusus untuk menghilangkan bekas jerawat. Meskipun mungkin bisa sedikit mencerahkan bekas jerawat, ada metode lain yang lebih efektif dan aman untuk mengatasi masalah ini.

4. Berapa biaya suntik putih?

Biaya suntik putih bervariasi tergantung klinik dan jenis produk yang digunakan, bisa berkisar antara 1-5 juta rupiah per sesi. Perlu diingat bahwa prosedur ini perlu dilakukan berulang untuk mempertahankan hasilnya.

5. Apakah ada batasan usia untuk melakukan suntik putih?

Secara umum, suntik putih tidak direkomendasikan untuk anak di bawah usia 18 tahun. Namun, mengingat risikonya, sebaiknya prosedur ini dihindari oleh semua kelompok usia.

6. Apakah suntik putih bisa dilakukan saat hamil atau menyusui?

Suntik putih sangat tidak dianjurkan bagi wanita hamil atau menyusui karena berisiko membahayakan janin atau bayi.

7. Apakah ada efek samping jang ka panjang dari suntik putih?

Ya, penggunaan suntik putih jangka panjang bisa menimbulkan beberapa efek samping serius seperti kerusakan ginjal dan hati, gangguan hormon, serta peningkatan risiko kanker kulit. Selain itu, penggunaan berlebihan juga bisa menyebabkan kulit menjadi tipis, kering, dan lebih rentan terhadap kerusakan.

8. Apakah suntik putih bisa menghilangkan tanda penuaan?

Suntik putih tidak dirancang untuk mengatasi tanda-tanda penuaan seperti kerutan atau garis halus. Justru, penggunaan jangka panjang bisa mempercepat proses penuaan kulit karena merusak struktur alami kulit.

9. Bagaimana cara membedakan produk suntik putih asli dan palsu?

Sangat sulit membedakan produk suntik putih asli dan palsu karena banyak produk yang beredar di pasaran tidak memiliki izin resmi. Cara terbaik adalah menghindari penggunaan suntik putih sama sekali dan memilih metode perawatan kulit yang lebih aman.

10. Apakah ada alternatif yang lebih aman dari suntik putih?

Ya, ada banyak alternatif yang lebih aman untuk mencerahkan kulit, seperti penggunaan produk skincare yang mengandung vitamin C, niacinamide, atau alpha arbutin. Selain itu, perawatan kulit alami seperti eksfoliasi rutin, penggunaan sunscreen, dan pola hidup sehat juga bisa membantu mencerahkan kulit secara alami dan aman.

Perawatan Kulit Pasca Suntik Putih

Bagi mereka yang sudah terlanjur melakukan suntik putih, perawatan pasca prosedur sangat penting untuk meminimalkan risiko efek samping dan memaksimalkan hasil. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kulit pasca suntik putih:

1. Hindari Paparan Sinar Matahari

Kulit yang baru disuntik putih sangat sensitif terhadap sinar UV. Hindari paparan langsung sinar matahari setidaknya selama 2 minggu pasca prosedur. Jika terpaksa keluar rumah, gunakan sunscreen dengan SPF minimal 50 dan kenakan pakaian yang melindungi kulit seperti topi lebar dan baju lengan panjang. Paparan sinar matahari yang berlebihan bisa menyebabkan iritasi, kemerahan, atau bahkan hiperpigmentasi pada kulit yang baru disuntik putih.

2. Jaga Kebersihan Kulit

Pastikan untuk selalu menjaga kebersihan kulit pasca suntik putih. Gunakan pembersih wajah yang lembut dan non-irritating. Hindari penggunaan produk yang mengandung alkohol atau bahan kimia keras yang bisa mengiritasi kulit. Bersihkan wajah dengan lembut menggunakan gerakan memutar dan hindari menggosok kulit terlalu keras. Setelah membersihkan wajah, keringkan dengan cara menepuk-nepuk lembut menggunakan handuk bersih, jangan digosok.

3. Hindari Makeup untuk Sementara

Sebaiknya hindari penggunaan makeup setidaknya selama 24-48 jam pasca suntik putih. Hal ini untuk memberi kesempatan pada kulit untuk pulih dan menghindari risiko infeksi atau iritasi. Setelah periode ini, pastikan untuk menggunakan produk makeup yang non-comedogenic dan hypoallergenic untuk meminimalkan risiko iritasi. Selalu bersihkan makeup dengan tuntas sebelum tidur untuk mencegah penyumbatan pori-pori.

4. Gunakan Pelembab yang Tepat

Kulit pasca suntik putih cenderung lebih kering dan sensitif. Gunakan pelembab yang lembut dan non-irritating untuk menjaga kelembaban kulit. Pilih pelembab yang mengandung bahan-bahan menenangkan seperti aloe vera atau chamomile. Hindari pelembab yang mengandung fragrance atau bahan aktif yang terlalu kuat karena bisa mengiritasi kulit. Aplikasikan pelembab secara teratur, terutama setelah membersihkan wajah atau mandi.

5. Hindari Aktivitas yang Membuat Berkeringat Berlebihan

Sebaiknya hindari aktivitas yang membuat berkeringat berlebihan seperti olahraga berat atau sauna setidaknya selama 48 jam pasca suntik putih. Keringat berlebihan bisa mengiritasi kulit yang masih sensitif dan meningkatkan risiko infeksi. Jika terpaksa berkeringat, segera bersihkan wajah dengan air bersih dan keringkan dengan lembut. Jangan biarkan keringat mengering di wajah karena bisa menyebabkan iritasi.

6. Konsumsi Air Putih yang Cukup

Minum air putih yang cukup sangat penting untuk menjaga hidrasi kulit dari dalam. Konsumsi minimal 8 gelas air sehari untuk membantu proses detoksifikasi tubuh dan menjaga kelembaban kulit. Air juga membantu mengangkut nutrisi ke sel-sel kulit dan membuang racun dari tubuh. Kulit yang terhidrasi dengan baik akan terlihat lebih sehat, cerah, dan elastis.

7. Perhatikan Pola Makan

Konsumsi makanan yang kaya antioksidan dan nutrisi penting untuk kesehatan kulit. Perbanyak konsumsi buah dan sayur berwarna-warni, ikan berlemak yang kaya omega-3, serta kacang-kacangan. Hindari makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh karena bisa memicu peradangan dan mempercepat penuaan kulit. Batasi juga konsumsi alkohol dan kafein yang bisa mendehi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya