Liputan6.com, Stone Town: Bentrokan antara pendukung partai oposisi Civic United Front (CUF) atau Front Persatuan Rakyat dengan aparat keamanan Zanzibar kembali pecah. Bentrokan kemarin berawal ketika ribuan pendukung CUF, yang umumnya para pemuda, berkumpul di markas besar partai mereka menjelang pengumuman hasil pemilihan umum. Namun, beberapa jam sebelum pengumuman, polisi yang didukung tentara mengepung sejumlah markas partai itu.
Dengan menggunakan gas air mata dan meriam air, polisi berusaha membubarkan kerumunan pendukung Partai CUF yang mulai membakar beberapa ban bekas. Jalan masuk menuju ke Kota Stone Town juga ditutup aparat untuk menghalangi para pendukung lain bergabung. Selain itu, polisi juga menyisir permukiman dan menangkap sejumlah warga. Setidaknya 12 orang dilarikan ke rumah sakit akibat bentrokan itu.
Di wilayah Pemba, pulau kedua di Zanzibar, lima pendukung Partai CUF dan empat anggota satgas partai itu tewas saat terjadi bentrokan. Bentrokan antara aparat dengan anggota serta pendukung Partai CUF itu terjadi di dekat Desa Konde. Saksi mata menuturkan, aparat terlihat memukuli para pendukung partai oposisi itu. Sementara di pulau utama Unguja, bentrokan serupa terjadi sejak pagi hari.
Hasil pemilu Zanzibar yang diumumkan radio milik pemerintah, menyatakan bahwa Partai Chama Cha Mapinduzi (CCM) atau Partai Revolusioner memenangkan 30 kursi di parlemen. Sedangkan Front Persatuan Rakyat mendapatkan 19 kursi. Sementara posisi untuk satu kursi lagi dianulir. Komisi Pemilu Zanzibar juga mengumumkan kemenangan Presiden Amani Abeid Karume sebagai pemenang pemilu presiden. Rencananya, Karume akan dilantik untuk meneruskan jabatannya dalam sebuah acara hari ini.
Pengumuman itu langsung dirayakan Partai CCM. Ratusan pendukung partai berkuasa itu turun ke jalan-jelan untuk merayakan kemenangan. Sementara Pemimpin CUF Seif Shariff Hamad menuding Partai CCM melakukan kecurangan. Baginya, ini adalah kekalahan yang ketiga secara berturut-turut.
Sehari sebelumnya, pendukung partai oposisi telah merayakan sinyal kemenangan mereka dalam pemilu parlemen dan presiden yang berlangsung Ahad silam. Hamad mengklaim bahwa dirinya telah dipilih oleh sekitar 61 persen pemberi suara yang memilihnya sebagai presiden [baca: Bentrokan di Tanzania Berlanjut].
Zanzibar sendiri adalah sebuah kepulauan yang terletak di sebelah timur pesisir Afrika. Secara hukum, kepulauan ini termasuk dalam wilayah Tanzania, dengan Stone Town sebagai kota utama sekaligus pusat ekonomi Zanzibar. Kendati demikian, sebagai wilayah yang punya hak otonom, kepulauan ini memiliki presiden sendiri sebagai kepala pemerintah yang mengurus hal-hal seputar wilayah kepulauan itu.
Presiden Zanzibar yang sekarang, Amani Abeid Karume, diangkat sebagai presiden pada 29 Oktober 2000. Namun, berbagai pihak mempertanyakan kejujuran pemilu ketika itu. Protes pun berlangsung di jalan-jalan Stone Town. Selain menuntut diadakannya pemilu ulang, pendukung partai oposisi ini juga menuntut perubahan undang-undang yang mengatur kembali hubungan antara Zanzibar dengan Tanzania.
Setiap kali aksi protes berlangsung, aparat keamanan selalu menindaknya dengan kekerasan. Dalam sebuah aksi protes pada Januari 2001, polisi Zanzibar menewaskan sedikitnya 27 demonstran. Sejarah pemilu di Zanzibar memang tidak pernah ada yang mulus. Dalam pemilu 1995, 2000 dan yang baru saja usai, isu kecurangan serta aksi kekerasan selalu menyertai.(ADO/Uri)
Dengan menggunakan gas air mata dan meriam air, polisi berusaha membubarkan kerumunan pendukung Partai CUF yang mulai membakar beberapa ban bekas. Jalan masuk menuju ke Kota Stone Town juga ditutup aparat untuk menghalangi para pendukung lain bergabung. Selain itu, polisi juga menyisir permukiman dan menangkap sejumlah warga. Setidaknya 12 orang dilarikan ke rumah sakit akibat bentrokan itu.
Di wilayah Pemba, pulau kedua di Zanzibar, lima pendukung Partai CUF dan empat anggota satgas partai itu tewas saat terjadi bentrokan. Bentrokan antara aparat dengan anggota serta pendukung Partai CUF itu terjadi di dekat Desa Konde. Saksi mata menuturkan, aparat terlihat memukuli para pendukung partai oposisi itu. Sementara di pulau utama Unguja, bentrokan serupa terjadi sejak pagi hari.
Hasil pemilu Zanzibar yang diumumkan radio milik pemerintah, menyatakan bahwa Partai Chama Cha Mapinduzi (CCM) atau Partai Revolusioner memenangkan 30 kursi di parlemen. Sedangkan Front Persatuan Rakyat mendapatkan 19 kursi. Sementara posisi untuk satu kursi lagi dianulir. Komisi Pemilu Zanzibar juga mengumumkan kemenangan Presiden Amani Abeid Karume sebagai pemenang pemilu presiden. Rencananya, Karume akan dilantik untuk meneruskan jabatannya dalam sebuah acara hari ini.
Pengumuman itu langsung dirayakan Partai CCM. Ratusan pendukung partai berkuasa itu turun ke jalan-jelan untuk merayakan kemenangan. Sementara Pemimpin CUF Seif Shariff Hamad menuding Partai CCM melakukan kecurangan. Baginya, ini adalah kekalahan yang ketiga secara berturut-turut.
Sehari sebelumnya, pendukung partai oposisi telah merayakan sinyal kemenangan mereka dalam pemilu parlemen dan presiden yang berlangsung Ahad silam. Hamad mengklaim bahwa dirinya telah dipilih oleh sekitar 61 persen pemberi suara yang memilihnya sebagai presiden [baca: Bentrokan di Tanzania Berlanjut].
Zanzibar sendiri adalah sebuah kepulauan yang terletak di sebelah timur pesisir Afrika. Secara hukum, kepulauan ini termasuk dalam wilayah Tanzania, dengan Stone Town sebagai kota utama sekaligus pusat ekonomi Zanzibar. Kendati demikian, sebagai wilayah yang punya hak otonom, kepulauan ini memiliki presiden sendiri sebagai kepala pemerintah yang mengurus hal-hal seputar wilayah kepulauan itu.
Presiden Zanzibar yang sekarang, Amani Abeid Karume, diangkat sebagai presiden pada 29 Oktober 2000. Namun, berbagai pihak mempertanyakan kejujuran pemilu ketika itu. Protes pun berlangsung di jalan-jalan Stone Town. Selain menuntut diadakannya pemilu ulang, pendukung partai oposisi ini juga menuntut perubahan undang-undang yang mengatur kembali hubungan antara Zanzibar dengan Tanzania.
Setiap kali aksi protes berlangsung, aparat keamanan selalu menindaknya dengan kekerasan. Dalam sebuah aksi protes pada Januari 2001, polisi Zanzibar menewaskan sedikitnya 27 demonstran. Sejarah pemilu di Zanzibar memang tidak pernah ada yang mulus. Dalam pemilu 1995, 2000 dan yang baru saja usai, isu kecurangan serta aksi kekerasan selalu menyertai.(ADO/Uri)