Liputan6.com, Kiev - Aktivis pro-Rusia menyerbu beberapa gedung pemerintahan di kota Luhansk, Ukraina timur. Para pengunjuk rasa itu menguasai beberapa gedung pemerintah dan juga kantor kejaksaan sebelum melepaskan tembakan senjata otomatis ke arah kantor polisi.
Presiden sementara Ukraina, Olexander Turchynov mengkritik polisi setempat yang disebut tidak bertindak.
Dikutip BBC, Rabu (30/4/2014), massa yang mengepung gedung itu meneriakkan "Rusia", "Rusia".
Dalam kesempatan terpisah, pemimpin militan pro-Rusia di kota Sloviansk mengatakan telah mencapai perkembangan yang memuaskan dalam perundingan dengan organisasi keamanan Eropa, OSCE, mengenai pembebasan 12 pengawas yang disandera sejak Jumat lalu.
Tetapi walikota Vyacheslav Ponomaryov tidak menyebutkan kapan waktu pembebasan.
Amerika Serikat menuduh Rusia mencoba 'merubah lanskap keamanan' Eropa Timur dan Tengah.
Dalam pidato di Dewan Atlantik di Washington, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry meminta Kremlin "untuk membiarkan Ukraina damai".
Terry memperingatkan "Kawasan NATO tidak boleh diganggu gugat dan kami akan membeli setiap inci."
Kelompok pro Rusia yang disebut Ukraina sebelumnya juga menyerang kantor pemerintah di Kostyantynivka.
Sekitar 20 gerilyawan bersenjatakan Kalashnikov menyerang dengan senapan-senapan dan mengenakan seragam tanpa lencana mengendalikan balai kota dan mengibarkan bendera "Republik Donetsk". Orang-orang bersenjata juga mendirikan perimeter di sekitar dekat kantor polisi.
Akibatnya Walikota Kharkiv bernama Hennadiy Kernes tertembak. Kondisi Hennadiy saat ini tengah kritis. Ia baru saja menjalani operasi selama 2 jam untuk menyembuhkan luka parah pada bagian dada dan perut.
Konflik ini mulai terjadi sejak Crimea melepaskan diri dari Ukraina dan beralih menjadi bagian Rusia. Sejak itu, Ukraina dirundung bentrokan hampir setiap hari.
Atas hal tersebut, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa memutuskan untuk memberikan sanksi tegas yang dinilai ikut campur dalam urusan dalam negeri Ukraina. Negeri Paman Sam memberikan sanksi kepada 7 pejabat Rusia dan 17 perusahaan yang punya hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kelompok Pro-Rusia Kuasai Gedung Pemerintahan Ukraina
Presiden sementara Ukraina, Olexander Turchynov mengkritik polisi setempat yang disebut tidak bertindak.
diperbarui 30 Apr 2014, 07:33 WIBDiterbitkan 30 Apr 2014, 07:33 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
7 Rekomendasi Drakor Superhero Terbaik, Wajib Ditonton
Baru 6 Hari Menjabat, Wali Kota Chilpancingo Meksiko Alejandro Arcos Meninggal Dunia
7 Potret Kamila Asy Syifa Istri Gus Zizan Sebelum Nikah, Hobi Travelling
Xiaomi 14T Series Tiba di Indonesia, Tulus Ikut Meriahkan Penjualan Perdana
Kondisi Terkini 12 Anak Panti Asuhan Korban Pelecehan Seksual Pemilik dan Pengasuh di Tangerang
VIDEO: Peringatan 7 Oktober, Israel Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Jadwal Arctic Open 2024 dan Daftar Wakil Indonesia, Awal Tur Eropa
LMAN Cetak PNBP Rp 3,2 Triliun hingga Oktober 2024
Momen Ultah Azizah Salsha Ternoda Rekaman Suara Diduga Pratama Arhan Minta Rachel Vennya Viralkan Kabar Perselingkuhan Istrinya
Penipuan Berkedok Acara Sepeda Gembira di Yogyakarta, Penyelenggara Sudah Urus Izin Sejak Juli
Epidemiolog Dicky Budiman Tangkis Omongan Dharma Pongrekun, Ini Fakta Tes PCR untuk COVID-19
Camat Terciduk Sembunyi di Bawah Meja, Menhub Uji Coba Pesawat Jumbo di IKN