Liputan6.com, Kairo - Dunia internasional mencecam keras vonis 7 tahun penjara yang dijatuhkan kepada 3 jurnalis Al-Jazeera oleh Pengadilan Mesir. 3 wartawan media asal Qatar itu, yakni Peter Greste, Mohammed Fahmy dan Baher Mohamed dihukum atas tuduhan menyebarkan berita palsu dan mendukung gerakan Islam terlarang.
Selain itu, seperti dimuat BBC, Selasa (24/6/2014), salah satu terdakwa, Mohamed dikenai tambahan tiga tahun penjara atas kepemilikian senjata api.
Sejumlah petinggi negara melayangkan protes kepada pemerintah Mesir. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry mengatakan hukuman Mesir tersebut merupakan sebuah kekejaman.
Kerry mengatakan, dirinya langsung melakukan pertemuan dengan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi dan menanyakan hukuman tersebut. Pada kesempatan itu, Menteri Kabinet Obama tersebut meminta al-Sisi untuk memikirkan kecaman dunia.
Dalam pernyataan resminya, Gedung Putih menilai pemenjaraan terhadap jurnalis lantaran menyajikan laporan yang dinilai tidak sesuai dengan Mesir merupakan kemunduran bagi demokrasi di Negeri Piramida.
Kelompok hak asasi manusia Amnesty menilai vonis itu sarat akan dendam pemerintah Mesir kepada Aljazeera dan Qatar yang dikenal sebagai pendukung Ikhwanul Muslimin.
Al-Jazeera yang berpusat di Qatar itu juga dilarang beroperasi di Mesir setelah pihak berwenang melayangkan tuduhan siaran mereka mendukung mantan presiden Mohammed Morsi dan Ikhwanul Muslimin.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menegaskan pihaknya kecewa atas hukuman tersebut. Terlebih, Peter Greste, yang merupakan mantan wartawan BBC merupakan warga Negeri Kanguru.
"Kami sangat kecewa atas hukuman yang dijatuhkan itu, kami terkejut," ungkap Bishop.
Meski demikian, Kementerian Luar Negeri menolak menindaklanjuti sejumlah protes dari luar negeri dan menegaskan bahwa tak ada campur tangan pemerintah atas keputusan tersebut.
"Kami menolak setiap komentar dari pihak asing yang meragukan independensi dari peradilan Mesir dan keadilan putusan tersebut," demikian pernyataan Mesir.
Dunia Kutuk Vonis Penjara Jurnalis Al-Jazeera oleh Mesir
Gedung Putih menilai pemenjaraan terhadap jurnalis asing itu merupakan kemunduran bagi demokrasi di Negeri Piramida.
diperbarui 24 Jun 2014, 03:50 WIBDiterbitkan 24 Jun 2014, 03:50 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cuaca Besok Minggu 29 Desember 2024: Jabodetabek Diprediksi Berawan Pagi hingga Malam Hari
5 Zodiak yang Paling Sulit Memaafkan, Jangan Pernah Menyakitinya
Harga Emas Melonjak 28% sepanjang 2024, Ini Rekor Tertingginya
80 Kata-Kata Selamat Hari Minggu yang Memotivasi, Bisa Jadi Caption Media Sosial
IHSG Menguat 0,75 Persen pada 23-27 Desember 2024, Investor Asing Beli Saham Rp 128,78 Miliar
VIDEO: Enam Tips Wajib Untuk Jaga Kesehatan Tubuh di Musim Liburan Panjang
Tak Hanya jadi Koleksi, NFT juga Bermanfaat untuk Sederet Hal Ini
Asal-usul Sayyang Pattuduq, Tradisi Arak-arakan dengan Kuda Penari Khas Tanah Mandar
Kerabat Bashar al-Assad Ditangkap Saat Berusaha Terbang dari Lebanon
Film 2nd Miracle In Cell No. 7 Disambut Antusiasme Ryu Seung Ryong, Kal So Won hingga Lee Hwan Kyung
iPhone 18 Pro bakal Jadi HP Pertama Apple dengan Fitur ala Kamera DSLR, Apa Itu?
Informasi dari Kamar Ganti Kerap Bocor, Manchester United Punya Musuh dalam Selimut