Pengungsi Anak Terjangkit Flu Babi

Anak-anak sengaja diselundupkan oleh orangtuanya dan dilepas begitu saja tanpa pendampingan sehingga merepotkan pihak lain.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 08 Jul 2014, 16:01 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2014, 16:01 WIB
Pengungsi Anak dari Amerika Tengah

Liputan6.com, Brownsville - Masalah penerobosan perbatasan negara memang sangat rumit. Berbagai aspek ada di dalamnya: hukum, kemanusiaan, kesehatan, bahkan politik. Lebih parah lagi jika anak-anak sengaja diselundupkan oleh orangtuanya dan dilepas begitu saja tanpa pendampingan sehingga merepotkan pihak lain.

Para penjaga perbatasan di Texas sedang dalam siaga tinggi setelah dua anak imigran dipastikan terjangkit flu babi setelah mereka tertangkap saat mencoba menyeberangi perbatasan dari Mexico. Demikianlah berita yang dilansir Daily Mail, 7 Juli 2014.

Anak-anak itu didiagnosa terjangkit virus H1N1 yang sangat menular pada hari Jumat lalu di dua tempat penahanan berbeda milik militer di seputar Brownsville (Texas).

Dua tempat itu, di Brownsville dan Fort Brown di dekatnya, ditutup hari ini dan para petugas perbatasan bergegas mencegah wabah dan mengisolasi 120 orang yang pernah berada di sekitar anak- anak itu.

Peristiwa ini terjadi beberapa hari setelah pihak berwenang di Texas mengulangi permohonan agar pemerintah federal mengambil langkah-langkah lebih jauh untuk mengamankan perbatasan karena sejumlah besar imigran tidak sah mengubah markas-markas militer menjadi tempat tinggal sementara bagi mereka.

Tim medis ditempatkan di dalam pusat-pusat penahanan untuk memeriksa kutu, keropeng, dan cacar air, namun tidak semua orang mendapatkan tanda lulus kesehatan.

Wakil Presiden untuk Dewan Patroli Perbatasan Nasional, Chris Cabrera mengatakan "Jika ada yang dibebaskan dan mereka kambuh lagi, penularannya cepat."

Tekanan Kepada Obama

Presiden Barack Obama berada di bawah tekanan luar biasa untuk menahan gelombang pendatang dari Amerika Selatan dan Tengah yang berbondong-bondong melintasi perbatasan untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Minggu lalu, Ketua Komite DPR untuk Keamanan Negeri, Michael McCaul (Republikan Texas) mengatakan bahwa markas-markas militer Amerika Serikat berubah menjadi "penampungan pengungsi", dan lanjutnya 'Tak pernah terpikir oleh saya untuk melihat yang seperti ini di AS."

Gubernur Texas, Rick Perry, yang juga seorang Republikan, menuntut, "Amankan perbatasan ini, Bapak Presiden," katanya dalam pidato terpisah.

McCaul juga menyatakan bahwa rangkaian tindakan eksekutif oleh Presiden telah mempermudah anak-anak kecil menetap di negara tersebut dan menjerumuskan mereka ke dalam risiko."

Seperti dikutip dari Fox News, "Anak-anak ini sering menderita dipukuli, dibiarkan kelaparan, jadi target serangan seksual, dan risiko diselundupkan."

Perry menambahkan "Membiarkan mereka tinggal di sini hanya akan menambah tekad kelompok orang lainnya untuk ikut melakukan tindakan berbahaya itu."

Pernyataan dari dua orang itu muncul pada saat kota-kota perbatasan menyaksikan gelombang manusia yang secara tidak sah menyeberangi perbatasan AS-Mexico dan berakhir di penjara sementara dan tempat-tempat tinggal asal-asalan sebelum mereka diproses dan dipulangkan atau dikirim ke tempat lain.

Sejumlah besar para imigran itu sekarang adalah anak-anak, tanpa disertai orangtuanya, dan mereka kemudian berakhir dalam tahanan seperti yang telah diumumkan besar-besaran di suatu bekas stasiun bis di McCallen, atau mereka ditemukan meninggal di padang gurun, seperti nasib seorang bocah perempuan yang ditemukan minggu ini.

Mereka yang berhasil menyintas perjalanan yang ganas itu dibawa ke bandara Houston dan diterbangkan ke penampungan-penampungan di segenap penjuru negeri, demikian menurut Buzzfeed.

Menurut situs tersebut, tempat itu, yang menjadi tempat persiapan yang jauh dari khalayak di bandara Bush Intercontinenal dimaksudkan untuk mengurangi waktu yang diperlukan untuk memindahkan tahanan anak-anak dari Dinas Pengungsi dan Penempatan Kembali yang menjalankan tempat-tempat penampungan itu.

Dari Negara Melarat

Anak-anak itu, yang kebanyakan berasal dari negara-negara Amerika Tengah yang melarat, mulai dibawa ke markas-markas militer di seantero negeri bulan lalu, demikian menurut Buzzfeed.

Markas-markas itu termasuk Fort Sill di Oklahoma dan Markas Angkatan Udara Lackland di Texas, demikian dilaporkan Fox News.

Nancy Pelosi (Demokrat asal California) pernah mengunjungi perbatasan yang bolong-bolong akibat gerusan sungai Rio Grande.

Di awal minggu ini President Obama meminta dana US$2 miliar sebagai dana darurat untuk membantu pembukaan pusat-pusat penahanan di seluruh negeri untuk menyediakan "keperluan manusiawi mendasar," demikian menurut juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest.

"Itulah sebabnya presiden meminta tambahan sumberdaya dari Kongres untuk membuka tempat-tempat penampungan di seluruh negeri, di mana orang-orang ini dapat ditampung dalam keadaan yang manusiawi."

Laporan Fox melanjutkan, agen-agen itu diharapkan memperkuat upaya patroli perbatasan, kata Gubernur Texas, Rick Perry. Ia juga menyerukan kepada Washington untuk melunasi dana sejumlah $500 juta yang dibayarkan oleh Texas untuk keamanan perbatasan selama 10 tahun terakhir ini.

"Kami sudah memenuhi tanggungjawab federal kami," kata Perry. Upaya Perry untuk menjadi calon presiden dari Partai Republik kandas dalam konvensi sewaktu pemilu tahun 2012 lalu.

Ketua Komisi Peradilan di legislatif, Bob Goodlatte (Republikan dari Virginia) juga menyerukan sikap lebih tegas atas anak-anak yang melintasi perbatasan tanpa orangtua mereka "yang sudah berada di dalam AS secara tidak sah," katanya kepada Fox.

Ia mengatakan bahwa para orangtua "berperan dalam menyelundupkan anak-anak kecil ke AS." Lebih dari 52.000 anak tanpa orangtua telah diciduk oleh patroli perbatasan sejak Oktober lalu dan angkanya semakin meningkat. (Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya