Pilot AS Tewas Akibat Topan Phanfone Mematikan di Jepang

Phanfone sudah diturunkan dari status sebelumnya sebagai super-topan. Namun, BMKG Jepang memperingatkan, ia masih berbahaya.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 06 Okt 2014, 11:29 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2014, 11:29 WIB
Topan  Phanfone di Jepang
Topan Phanfone di Jepang (Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Badai hebat melanda Jepang. Membuat aktivitas di sebagian Negeri Sakura lumpuh akibat terpaan angin kencang bercampur hujan lebat.

Topan Phanfon juga merenggut setidaknya 1 nyawa. Seorang penerbang Amerika Serikat yang ditugaskan di pangkalan Okinawa tewas tersapu ombak ganas.

Seperti dimuat BBC, Senin (5/10/2014), pilot AS itu adalah 1 dari 3 personel yang tersapu gelombang tinggi yang dipicu topan dari selatan Pulau Okinawa -- di mana pangkalan militer AS berada. Dua lainnya masih hilang.

"Saat kejadian, 3 prajurit itu sedang berfoto dengan latar belakang ombak tinggi yang dipicu oleh topan," kata juru bicara polisi seperti dimuat Japan Times. "Satu ditemukan tewas, 2 lainnya hilang."

Di tempat terpisah, seorang mahasiswa yang sedang surfing, menunggang ombak di lautan Prefektur Kanagawa di selatan Tokyo. 

Sementara itu ribuan rumah mati listrik. Dua maskapai terbesar Jepang juga membatalkan penerbangannya. Terdata lebih dari 174 penerbangan domestik dibatalkan.

Badai, dengan kecepatan angin mencapai 180 km/jam juga menghentikan pencarian orang yang hilang dalam setelah letusan gunung berapi Ontake.

Jepang rata-rata mengalami 11 topan dalam setahun. Demikian data Badan Meteorologi Jepang.

Phanfone sudah diturunkan dari status sebelumnya sebagai super-topan. Namun BMKG Jepang memperingatkan, ia masih berbahaya.

Departemen Transportasi setempat memperingatkan, curah hujan 100 mm juga berpotensi turun di Tokyo dalam waktu 24 jam. Sejumlah sekolah diliburkan Senin ini, 2 perusahaan mobil di Jepang juga menghentikan produksi, bersiap menghadapi badai.

Hujan deras juga menunda pelaksanaan Grand Prix Formula Satu Jepang Minggu kemarin. Pebalap Prancis Jules Bianchi dilarikan ke rumah sakit setelah kehilangan kontrol kemudi yang membuat mobilnya tabrakan di tengah kondisi basah.

Sementara itu, 12 orang masih dinyatakan hilang terkait erupsi Ontake Jepang. Gunung yang terletak 200 kilometer di barat Tokyo meletus Sabtu 27 September 2014 dan menewaskan 51 orang -- kebanyakan adalah pendaki. Hingga kini asap beracun masih berhembus di dekat puncak. (Tnt)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya