PM Xanana: Negara Asia Harus Hindari Pengaruh Negara Powerful

Perdana Menteri Republik Demokratis Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao berpendapat negara Asia harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Okt 2014, 08:17 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2014, 08:17 WIB
Xanana Gusmao
PM Timor Leste Xanana Gusmao. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Denpasar - Perdana Menteri Republik Demokratis Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao mengatakan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara harus mempunyai posisi jelas, yakni dapat menempatkan diri di antara negara-negara atau perhimpunan negara, guna menghadapi tuntutan dunia.

"Dalam dunia global yang menuntut setiap negara untuk merespons dengan lebih baik dan aktif terhadap isu-isu krusial yang dihadapi masyarakat, kita (ASEAN) harus mempertimbangkan bagaimana posisi wilayah ini sehubungan dengan tuntutan dunia tersebut," kata Xanana Gusmao dalam Forum Demokrasi Bali ketujuh di Nusa Dua, Denpasar, Jumat 10 Oktober 2014.

Menurut dia, ketegasan untuk menentukan sikap dan posisi ASEAN di dunia internasional sangatlah penting karena negara-negara Asia Tenggara harus menjadi tuan atas nasibnya sendiri.

"Kita harus menjadi tuan dari nasib kita sendiri sehingga kita tidak harus terus dikejutkan oleh evaluasi yang dibuat oleh negara-negara berkuasa tentang kita," ujar dia.

"Pers internasional tidak dapat berhenti meneliti dan membuka titik-titik kelemahan kita, dan menempatkan kita (negara Asia Tenggara) sebagai negara-negara yang resisten terhadap demokrasi, dengan standar yang digunakan dalam laporan yang ditulis oleh para ahli dan jurnalis," lanjutnya.

Ia menilai kawasan Asia Tenggara masih rentan dalam banyak aspek, khususnya aspek lingkungan politik.

"Tak satu pun dari negara-negara ASEAN dapat menghindari kritik eksternal, khususnya yang berkaitan dengan sistem pemerintahan, yang harus kita akui, tidak homogen di antara kita," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Xanana, negara-negara Asia, khususnya di kawasan Asia Tenggara, harus mencari cara untuk menghindari pengaruh kuat dari negara-negara "powerful".

"Kita harus mempertimbangkan bagaimana kita dapat menghindari pengaruh negara-negara powerful, karena mereka sangat terorganisir dan terlatih dalam hal ini, yaitu dalam mempromosikan atau memprovokasi kelemahan negara Asia untuk mengguncang ekonomi dan proses yang kita bangun, dan menghancurkan masyarakat kita," kata PM Timor Leste itu.

Selanjutnya, Xanana berpendapat bahwa ASEAN harus bahkan bisa memiliki badan politik, pada tingkat tertinggi, untuk bertukar pandangan dan mengakomodasi perspektif yang sangat penting bagi integritas ASEAN, serta kredibilitasnya saat ini dan vitalitas di masa depan. (Ant)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya