Dubes Iran, Jokowi, dan Pendewasaan Demokrasi di Indonesia

Dalam wawancara khusus Liputan6.com, Dubes Iran Mahmoud Farazandeh berharap hubungan bilateral dengan Indonesia mengalami peningkatan.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 14 Nov 2014, 08:00 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2014, 08:00 WIB
Dubes Iran
Dubes Iran Mahmoud Farazandeh berharap hubungan bilateral dengan Indonesia mengalami peningkatan.

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 1.000 tahun lamanya, bahkan sebelum Indonesia dan Iran menjadi sebuah negara, dua bangsa telah menjalin ikatan sejarah, budaya, dan agama. Hubungan tersebut berjalan baik hingga saat ini, ketika Nusantara melahirkan pemimpin yang baru, Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mahmoud Farazandeh yakin, di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, hubungan 2 negara tak hanya lestari, tapi juga mengalami peningkatan.

"Saya berharap, hubungan bilateral 2 negara di semua bidang seperti politik, internasional, ekonomi, sosial dan budaya, dapat lebih optimal di bawah kepemimpinan Jokowi," kata dia dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com.

Pak Dubes ikut bersyukur, Indonesia berhasil melewati peristiwa bersejarah, suksesi kepemimpinan nasional melalui Pilpres 2014 dengan baik. Indonesia, menurut beliau, telah melalui tahap pendewasaan demokrasi.

"Saya ingin menyampaikan selamat kepada warga Indonesia. Kesimpulan dari Pilpres yang saya saksikan, Indonesia telah melewati tahapan pendewasaan demokrasi," kata dia.

Dubes yang akan akan segera mengakhiri masa tugasnya di Tanah Air ini menambahkan, Pilpres 2014 terselenggara dengan sangat demokratis. Dengan modal itu, ia yakin, Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi akan bergerak ke arah yang lebih maju.

"Di negara ini (Indonesia) telah terlaksana Pilpres yang mewakili keinginan dari rakyat yang memilih Presiden Joko Widodo atau Jokowi," sambung dia.

Kebetulan, kata Pak Dubes Farazandeh, Jokowi bukan sosok asing baginya. Ia sudah mengenal wong Solo itu sejak lama.



"Saya merasa terhormat karena telah mengenal Jokowi sejak 3 atau 3,5 tahun lalu sejak beliau menjadi Walikota Solo, kemudian datang ke Jakarta dan menjadi Gubernur DKI, lalu saat ini naik menjadi  presiden," jelasnya.

Dubes Iran yakin, Jokowi punya misi ketika ia naik menjadi orang nomor satu di Indonesia: untuk menyelamatkan negara, bangsa, dan rakyat Indonesia.

Namun, Dubes Farazandeh menyadari, tugas yang menanti Jokowi sangatlah berat. Memimpin Indonesia yang merupakan negara demokrasi terbesar ketiga, populasi nomor empat dunia, sekaligus negara dengan  penduduk muslim terbesar di dunia. "Saya mengharapkan ia sukses dalam tugas-tugas besar ini," harap Dubes Iran.

Sebelumnya, saat berkunjung ke Indonesia pada Maret 2014 lalu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan Menlu RI saat itu, Marty Natalegawa membahas upaya-upaya peningkatan kerja sama bilateral yang saling menguntungkan di bidang politik dan keamanan termasuk penanggulangan kejahatan transnasional terorganisir, perdagangan dan investasi, iptek, kebudayaan, pendidikan, kepemudaan dan olahraga serta people-to-people contact.

Indonesia dan Iran telah  membuka hubungan diplomatik sejak 1950. Hubungan ini semakin diperkuat dengan dibukanya Kedutaan Indonesia di Teheran dan Kedutaan Iran di Jakarta.

Selain itu, kedua negara juga bergabung ke dalam beberapa organisasi dunia. Di antaranya WTO, Gerakan Non Blok dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). (Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya