Serangan Sekolah Peshawar Pembalasan Atas Nobel Malala?

Serangan sekolah Peshawar, Pakistan disebut-sebut berkaitan dengan penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2014, Malala Yousafzai.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 17 Des 2014, 14:35 WIB
Diterbitkan 17 Des 2014, 14:35 WIB
Malala Yousafzai,  aktivis muda Pakistan yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2014. Ia diduga menjadi salah satu alasan serangan sekolah Peshawar oleh Taliban. (Reuters)
Malala Yousafzai, aktivis muda Pakistan yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2014. Ia diduga menjadi salah satu alasan serangan sekolah Peshawar oleh Taliban. (Reuters)

Liputan6.com, Peshawar - Serangan sekolah Peshawar, Pakistan yang menelan 141 korban jiwa disebut-sebut berkaitan dengan aktivis muda Pakistan yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2014, Malala.

Kelompok Taliban itu kemungkinan melakukan kekejaman sebagai balas dendam karena kesuksesan gadis bernama lengkap Malala Yousafzai.

Hal itu dikemukakan oleh Ahmed Rashid, seorang ahli kelompok Taliban. Ia mengungkapkan bahwa orang-orang bersenjata itu mungkin telah berusaha untuk mengirim pesan ke orang-orang yang mendukung Malala sebagai pemenang Nobel perdamaian.

Malala merupakan seorang remaja berusia 17 tahun dari Kota Mingora, Distrik Swat, Provinsi Pakistan Khyber Pakhtunkhwa, yang memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi anak perempuan di wilayahnya.

Taliban yang menguasai wilayah tersebut melarang anak perempuan bersekolah. Namun Malala terus bergerak dan menyuarakan pentingnya pendidikan secara diam-diam. Hal itulah yang membuat kelompok militan itu geram, sehingga menembaknya di kepala pada Oktober tahun 2012 berujung kepindahannya ke Inggris untuk pemulihan.

Serangan ke sekolah Peshawar oleh orang-orang bersenjata dari kelompok Taliban yang berusaha menggulingkan pemerintah, juga mengirim puluhan orang ke rumah sakit. Sementara para orangtua panik dan ketakutan mencari anak-anak mereka.
 
Mayoritas korban dilaporkan siswa di sekolah umum yang dikelola Angkatan Darat setempat itu berada di cakupan kelas 1 sampai 10.

"Mereka membakar guru di depan siswa di kelas. Mereka benar-benar mengatur guru terbakar dengan bensin dan membuat anak-anak menonton," ungkap seorang sumber militer yang dirahasiakan identitasnya seperti dimuat New York Daily News, Rabu (17/12/2014).

Sumber tersebut juga mengatakan, para penyerang mengenakan seragam militer dan rompi bunuh diri. Mendengar peristiwa tersebut, pihak Gedung Putih pun mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai tindakan keji dan mengerikan.

"Doa kami untuk para korban meninggal, untuk keluarga mereka, dan orang-orang tercinta yang ditinggalkan," kata Presiden Barack Obama dalam sebuah pernyataan.

"Dengan menargetkan siswa dan guru dalam serangan keji ini, teroris sekali lagi menunjukkan kebobrokan mereka. Kami berdiri dengan orang-orang Pakistan, dan menegaskan kembali komitmen Amerika Serikat untuk mendukung Pemerintah Pakistan dalam upaya memerangi terorisme, ekstremisme dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," tambah Obama.

Malala pun menyampaikan bela sungkawanya terhadap para korban dalam serangan sekolah Peshawar itu.

"Hati saya hancur oleh tindakan yang tak masuk akal dan berdarah dingin  di Peshawar ini. Anak-anak tak berdosa di sekolah mereka dilibatkan dalam horor seperti ini. Saya mengutuk tindakan mengerikan dan pengecut ini, dan bersatu dengan pasukan pemerintah dan bersenjata Pakistan yang sejauh ini berupaya melawan kelompok bertindak keji itu," ucap Malal seperti dimuat The Guardian.

Menurut keterangan dari salah satu juru bicara Taliban Muhammad Umar Khorasani, serangan itu untuk membalas serangan militer terhadap ekstrimis Islam di Waziristan Utara dan di dekat Khyber.

"Kami memilih sekolah militer atas serangan itu, karena pemerintah menargetkan keluarga dan perempuan kami. Kami ingin mereka merasakan sakit," kata Khorasani seperti dikutip dari Internasional Bussiness Times. (Tnt/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya