Twitter Blokir 18 Ribu Akun Terkait ISIS

Pakar Amerika mengatakan perang melawan para militan ISIS di internet, termasuk Twitter.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 29 Jan 2015, 08:04 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2015, 08:04 WIB
Salah satu media sosial yang digunakan ISIS. (VOA)
Salah satu media sosial yang digunakan ISIS. (VOA)

Liputan6.com, New York - J.M Berger seorang ilmuwan dari Brookings Institution melacak para militan ISIS di media sosial. Ia mengaku pada Selasa 27 Januari waktu setempat, banyak menemukan akun-akun yang diyakini kuat dimiliki oleh para pendukung kelompok tersebut.

"Para pendukung ISIS mendapat tekanan berat di mana para pengguna internetnya yang paling aktif dan berpengaruh menghadapi sejumlah pemblokiran," kata dia kepada anggota legislatif Amerika seperti dimuat VOA News, Kamis (29/1/2015).

Sejauh ini, beber dia, Twitter telah memblokir hampir 800 akun sejak musim gugur tahun lalu, yang telah dipastikan milik ISIS. Tapi menurut survei berikutnya oleh Berger dan pakar lainnya Jonathan Morgan, pemblokiran ini mungkin baru permulaan saja.

Karena hampir 18 ribu akun yang terkait dengan jaringan jihad itu diblokir pada periode yang sama.

"Meskipun puluhan ribu akun Twitter (pendukung militan) itu masih aktif, para penasihat kelompok ISIS di internet menyebut pemblokiran sangat merugikan. Kelompok ISIS sebelumnya bisa beroperasi di media sosial dengan cukup bebas," ujar Berger kepada Komisi Hubungan Luar Negeri AS.

Tapi setelah ISIS merilis video pemenggalan wartawan Amerika James Foley yang mengerikan, Burger mengatakan Twitter, Facebook dan YouTube telah memberlakukan aturan-aturan yang lebih ketat untuk mencegah pemasangan-pemasangan posting yang mendukung teroris.

Pemblokiran itu, kata Berger, menarget sebagian besar akun Twitter yang aktif, menghambat upaya-upaya propaganda kelompok ISIS tapi membiarkan akun yang kurang aktif supaya badan-badan intelijen bisa mengawasi pendukung kelompok itu.

Berger yakin kondisi saat ini mendekati tekanan yang tepat atas jaringan ISIS, memperlemah kemampuannya untuk mencapai tujuan-tujuannya. Serta memungkinkan Amerika untuk mengeksploitasi sumber intelijen dari jaringan anggota dan pendukungnya di internet.

"Sekurangnya ada sekitar 45 ribu akun Twitter yang digunakan oleh pendukung ISIS, termasuk akun-akun yang dibuat dan diblokir dalam beberapa bulan terakhir," jelas dia.

"Kelompok ISIS menunjukkan keahlian khusus untuk memanfaatkan media sosial dan para komandan Amerika yang memimpin serangan udara internasional, terhadap para pelaku Jihad di Irak dan Suriah telah menyampaikan keprihatinan mengenai dampak propaganda tersebut," tambah dia.

Menurut Berger, akun-akun yang berkicau yang paling aktif bertindak secara terkoordinir untuk meningkatkan pesan ISIS. Mereka memasang di Twitter tautan-tautan dan hashtag yang diarahkan pada propaganda kelompok militan itu dengan kecepatan yang luar biasa. Sehingga keberadaannya mudah dicari.

Studi yang disampaikan Berger itu, didanai oleh Google Ideas dan akan diterbitkan bulan Maret mendatang. (Tnt)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya