Liputan6.com, Agra - Taj Mahal, bangunan yang tersusun dari pualam putih yang diyakini sebagai simbol perasaan cinta mendalam Maharaja Shah Jahan pada istrinya Mumtaz Mahal, sejatinya menyimpan banyak rahasia.
Salah satunya, tentang keberadaan Taj Mahal Hitam atau The Black Taj Mahal.
Kini, rahasia lain terungkap dari monumen yang terletak di Agra, India itu. Kali ini ada di tamannya. Yang berkaitan dengan Sang Surya. Matahari.
Begini petunjuknya: jika seseorang tiba di Taj Mahal sebelum matahari terbit pada hari di mana terjadi titik balik matahari di musim panas (summer soltice) -- yang biasanya terjadi pada tanggal 21 Juni -- lalu berjalan ke bagian utara, ke tengah taman di mana 2 jalur bersinggungan dengan saluran air.
Titik balik matahari di musim panas (summer soltice) adalah hari yang memiliki siang yang lebih panjang, matahari pun muncul di titik tertinggi di langit. Sementara, titik balik matahari musim dingin (winter soltice) -- yang biasanya terjadi pada 21 Desember -- memiliki siang terpendek dalam setahun. Matahari kala itu muncul di titik terendah di langit.
Jika orang tersebut masuk ke saluran air, dan menoleh ke paviliun, ke arah timur laut, maka ia akan melihat matahari terbit secara langsung.
Ketika orang tersebut tetap berada di titik itu, di dalam saluran air sepanjang hari, niscaya matahari akan terlihat bergerak di belakangnya, dan kemudian sejajar dengan paviliun lain -- di barat laut. Â
Makam dan menara Taj Mahal terletak di antara dua paviliun tersebut. Dan matahari yang terbit dan tenggelam seakan membingkai mereka.
Meskipun berdiri di saluran air Taj Mahal sama sekali tak praktis, bahkan dilarang keras, pemandangan kala fajar dan senja adalah hal yang luar biasa untuk disaksikan.
Para peneliti fisika menguak temuan kesejajaran di antara titik balik matahari, saluran air, paviliun, dan jalur di taman-taman Taj Mahal. Amelia Carolina Sparavigna, dosen fisika dari Polytechnic University, Turin, Italia, melaporkan kesejajaran itu dalam artikel yang baru-baru ini dimuat di jurnal Philica.
'Taman Surgawi'
Advertisement
Baca Juga
Dinasti Mughal membangun taman-taman Taj Mahal dalam gaya "charbagh" -- sistem yang dikembangkan di Persia, termasuk di antaranya adalah dengan membagi taman menjadi 4 bagian.
"Diketahui bahwa taman-taman Mughal diciptakan dengan makna simbolis Taman Surgawi, dengan 4 kanal yang mengalirkan air dari sumbernya, ke 4 penjuru dunia," tulis Sparavigna, seperti Liputan6.com kutip dari situs sains LiveScience, Selasa (3/2/2015).
Berdasarkan hasil riset, kesejajaran tak hanya ditemukan di area sekitar Taj Mahal, namun juga dalam taman yang dibuat maharaja Mughal lainnya.
Meski kesejajaran di Taj Mahal punya makna simbolik, itu juga bisa berarti arsitek bangunan tersebut menggunakan titik balik matahari sebagai alat bantu pembangunan monumen tersebut -- yang terletak persis di sepanjang poros utara dan selatan.
"Pada dasarnya, para arsitek punya 6 arah utama: gabungan arah mata angin (utara-selatan, timur-barat). Dan empat lainnya terkait titik balik matahari di musim panas dan dingin," kata Sparavigna.
Dia menambahkan, kesejajaran yang terlihat di bangunan Taj Mahal -- dibandingkan dengan kesejajaran yang terlihat di taman-taman lainnya, sangatlah tepat.
Sparavigna menghasilkan temuannya dengan menggunakan aplikasi (app) baru Sun Calc, yang menggunakan citra satelit Google Earth untuk membantu memperhitungkan arah matahari terbit dan terbenam pada hari dan lokasi tertentu.
"Sebelum ada perangkat lunak dan satelit, kami harus menggunakan peta tradisional, dikombinasikan dengan survei lokal, dan persamaan untuk menentukan sudut matahari pada peta. Dengan satelit, kerja menjadi makin cepat dan menarik secara visual, "kata Sparavign. (Ein)
Advertisement