Liputan6.com, Dusseldorf - Kopilot Germanwings Penerbangan 9525, Andreas Lubitz menjadi fokus penyelidikan terkait kecelakaan pesawat yang menewaskan 150 orang tersebut. Ia diduga bunuh diri, dengan cara sengaja menabrakkan Airbus 320 itu ke Pegunungan Alpen, Prancis.
Berdasarkan analisis perangkat tablet miliknya, Lubitz diduga meneliti metode-metode bunuh diri di internet, beberapa hari sebelum penerbangan terakhirnya, Selasa 24 Maret 2015.
Jaksa Dusseldorf Christoph Kumpa mengatakan, suatu hari Lubitz juga mencari hal lain. "Selama beberapa menit ia melakukan pencarian di internet terkait pintu kokpit dan tindakan pengamanan," kata dia, seperti dikutip dari CNN, Jumat (3/4/2015).
Dari tablet yang diambil dari apartemen Lubitz di Dusseldorf diketahui sang kopilot menggunakannya antara tanggal 16-23 Maret 2015. Ia tak sempat menghapus sejarah penelusuran (search history) dalam perangkatnya itu.
Analisis polisi juga menemukan tersangka juga mencari tahu mengenai perawatan medis.
Selain terus menelusuri bukti-bukti fisik yang didapat dari lokasi kejadian, para penyelidik juga fokus menelaah kesehatan sang kopilot, untuk menguak kemungkinan motifnya.
Jaksa Dusseldorf, Ralf Herrenbrueck, mengatakan Lubitz pernah mendapatkan pengobatan psikoterapi, dan mendapat catatan bahwa ia "memiliki kecenderungan untuk bunuh diri" selama beberapa tahun sebelum menjadi pilot.
Juga dikabarkan terungkap pula kata-kata terakhir dari Lubitz. Ketika diminta kapten pilot Patrick Sonderheimer untuk mempersiapkan pendaratan lantaran pesawat sudah dekat di tempat tujuan, Dusseldorf Jerman. Kopilot berusia 27 tahun itu menjawab 'Semoga' dan 'Lihat saja nanti'.
Lubitz kemudian mempersilakan Sonderheimer untuk keluar dari kokpit pesawat dan menuju toilet. Kopilot menanggapi keluhan sang kapten pilot yang mengaku belum sempat ke 'kamar kecil' sejak tiba di Bandara Keberangkatan di Barcelona, Spanyol.
Sonderheimer selanjutnya meninggalkan kursi dan keluar kokpit. Namun ketika hendak kembali, pintu ruang kemudi terkunci. Si kapten pilot berteriak minta pintu dibuka, menggedor pintu kokpit dengan benda keras, tapi Lubitz diam saja.
Kotak Hitam Kedua
Baca Juga
Kabar penting terkait Germanwings muncul di tengah penyelidikan yang fokus pada Andreas Lubitz: kotak hitam kedua atau flight data recorder (FDR) ditemukan pada Kamis 2 April 2015.
Sebelumnya, tim SAR yang menyisir lokasi kejadian menemukan alat perekam kokpit atau cockpit voice recorder (CVR), tak lama setelah kecelakaan terjadi.
FDR penting dalam penyelidikan karena mengandung informasi penting antara lain waktu transmisi radio, kecepatan pesawat, ketinggian, maupun arah penerbangan. (Ein)
Advertisement