5 Bukti Putri Kedua William-Kate Bisa Jadi Ratu Inggris?

Bayi Charlotte ada di urutan keempat pewaris takhta Britania Raya. Setelah Pangeran Charles, William, dan sang kakak, George.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 07 Mei 2015, 11:29 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2015, 11:29 WIB
[Bintang] Kenang Lady Diana Lewat Putri Kate Middleton dan William
Charlotte Elizabeth Diana (Via: dailymail.co.uk)

Liputan6.com, London - Pasangan Kerajaan Inggris Raya, William dan Kate Middleton baru saja memiliki anak kedua, seorang putri yang diberi nama Charlotte Elizabeth Diana.

Berdasarkan tradisi, bayi mungil tersebut ada di urutan keempat pewaris takhta Britania Raya. Setelah Pangeran Charles, William, dan sang kakak, George. Meski 'menyingkirkan' Pangeran Harry, yang kini terpental di posisi 5, antrean panjang itu membuatnya mungkin tak pernah jadi Ratu Inggris.

Secara historis, anak sulung biasanya mewarisi kekayaan, juga gelar. Sementara putra atau putri kedua dibesarkan untuk tidak mengincar takhta, melainkan mengejar karir di bidang lain, misalnya militer.

Mereka baru bisa bertakhta jika anak pertama meninggal dunia atau mundur karena sebab-sebab tertentu.

Namun bukan berarti Charlotte kecil tak punya peluang untuk memperoleh jabatan mentereng sebagai penguasa kerajaan Inggris, seperti kakaknya, George.

Setelah ditunggu-tunggu, akhirnya Duke dan Duches of Cambridge memberi nama putrinya yang lahir 2 Mei lalu dengan Charlotte Elizabeth Diana

Dari Henry VIII sampai Richard the Lionheart, berikut 5 'adik' yang justru menjadi penguasa dan mengubah sejarah, seperti Liputan6.com kutip sebagian dari LiveScience:

1. Raja Henry VIII

Raja Henry VIII yang memerintah Inggris dari tahun 1509 hingga 1547, mewarisi takhta karena kakak lelakinya, Arthur wafat pada 1502.

Nama Henry VIII terkenal dalam sejarah, terutama karena reputasinya sebagai 'tukang kawin'. Dari total 6 kali menikah, 4 di antaranya berakhir dengan perceraian atau pemenggalan terhadap pasangannya. Demikian menurut buku "The Six Wives of Henry VIII" (The Bodley Head, 1991). 

Raja Inggris Henry VIII (Wikipedia)

Raja Dinasti Tudor itu kemudian menikahi janda kakaknya, Catherine of Aragon. Namun, setelah beberapa tahun, pasangan tersebut tak kunjung dikaruniai putra, Henry mulai berpikir bahwa pernikahannya adalah kutukan sebab ia melanggar kitab suci dengan menikahi kerabatnya.

Henry menjadi yakin pernikahannya tidak sah, meskipun Paus di Roma menolak untuk membatalkannya. Perseteruan raja dengan Gereja Katolik mengarah berdirinya Gereja Inggris -- yang memisahkan diri dari Roma.

Selanjutnya: Ratu Elizabeth 1...

Ratu Elizabeth I


2. Ratu Elizabeth 1

Ratu Elizabeth 1 adalah salah satu penguasa yang paling lama memerintah di Inggris Raya. Ia adalah putri kedua Henry VIII, dari istri keduanya, Anne Boleyn.

Selain skandal pernikahan kedua orangtuanya, adalah jenis kelamin Elizabeth yang membuatnya tak dilirik jadi pewaris takhta.

Apalagi, ia yang lahir pada 7 September 1533 -- hanya 7,5 bulan setelah orangtuanya menikah -- meninggalkan tanda tanya besar. 

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/795103/big/043030800_1421239869-elizabeth_i.jpg

Namun, takdir berkata lain. Ia membalikkan upaya memulihkan Gereja Katolik di Inggris, yang dilakukan saudari tirinya Mary. Dengan bantuan bajak laut terkenal Sir Francis Drake, Elizabeth juga mengalahkan Armada Spanyol di laut.  

Ia juga mendukung upaya kolonialisasi oleh Inggris, salah satunya dengan menyetujui rencana Sir Walter Raleigh untuk mengkolonialisasi Roanoke, kini lepas pantai North Carolina. Perempuan berjuluk "The Virgin Queen" (Ratu Perawan) juga merestui perusahaan Inggris pertama di India, East India Company.

Saat mangkat pada 1603, ia telah memerintah Inggris selama 45 tahun. 

Selanjutnya: Richard the Lionheart...

Richard the Lionheart


3.  Richard the Lionheart

Putra kedua dari pasangan kuat, Eleanor of Aquitaine dan Henry II, Richard I mewarisi takhta pada 1189 -- setelah merebut tahta Inggris dari ayahnya dengan bekerja sama dengan Phillip II dari Prancis.

Richard I berjuluk ' Richard  the Lionheart' Richard sang Hati Singa karena keberaniannya di medan perang. Terutama Perang Salib. 

Raja Inggris Richard I (Wikipedia)

Namun, meski masyhur dalam pertempuran, ia bukanlah seorang pemimpin yang baik. Ia mewariskan kerajaan yang kesulitan keuangan, dengan pundi-pundi kosong, saat tewas akibat luka tertembus panah di Chalus, Prancis pada 1199.

Ia juga meninggalkan takhta untuk adiknya, John, yang menerapkan sistem pajak yang mencekik rakyat -- yang akhirnya memaksa para bangsawan memaksa sang raja menandatangani Magna Carta -- piagam yang membatasi kekuatasan para raja. 

Selanjutnya: George V...

George V


4. George V

George V yang berkuasa sejak 1910 sampai 1936 mewarisi kekuasaan akibat kakak lelakinya, Albert Victor, tewas akibat peneumonia saat masih kecil. 

Raja Inggris George V (Wikipedia)

Kala itu, nenek mereka Ratu Victoria masih menduduki singgasana. George V adalah sosok yang pendia, dan hobi mengoleksi perangko. Namun, ia mendapatkan hormat dari rakyatnya saat kerap memberanikan diri mengunjungi garis depan selama Perang Dunia I.

George VI

5. George VI

Sebagai putra kedua, Albert Frederick Arthur George nyaris tak dilirik sebagai calon raja. Ia tumbuh dalam bayang-bayang saudara lelakinya, sang putra mahkota, Edward.

Selama Perang Dunia I, pria yang dikenal sebagai Duke of York atau Bertie mengabdi di Angkatan Laut (Royal Navy) dan Angkatan Udara (Royal Air Force).

Selepas ayahnya meninggal, kakaknya mewarisi takhta sebagai Edward VIII.

Namun, belum sempat upacara pengobatan digelar. Pada 1 Desember 1936, Edward VIII memberitahukan pada PM Inggris kala itu Stanley Baldwin bahwa ia berniat menikahi kekasihnya, Wallis Warfield Simpson, perempuan kelahiran Amerika Serikat yang dua kali bercerai dengan suami sebelumnya.

Raja Inggris George VI (Wikipedia)

Geger pun terjadi. Kepala Gereja Inggris tak mengizinkan orang yang bercerai menikah lagi saat pasangannya masih hidup. Uskup Bradford pun mengeluarkan pernyataan menetang. Kabinet pun mengancam mundur.

Hingga akhirnya pada  Kamis pagi 10 Desember 1936, di depan saudara-saudaranya dan para pengacara, Edward VIII menyatakan mundur dari takhta.

"Saya, Edward VIII, Raja Inggris...dengan ini menyatakan keputusan saya yang tak bisa dibatalkan, untuk meninggalkan takhta untuk diri saya sendiri dan juga untuk anak keturunan saya," tulis dia dalam surat bertanggal 10 Desember 1936, seperti dikutip dari Vancouver Sun.

Adiknya kemudian dinobatkan sebagai penguasa baru Inggris dari Dinasti Windsor. Menjadi George VI -- ayah dari Ratu Elizabeth II.

Meski merasa terpaksa jadi raja dan semmpat berurai air mata, George VI yang gagap sukses mengantar Inggris melewati masa perang.

Kisah hidup George VI diangkat dalam Film "The King's Speech". (Ein/Tnt)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya