Malaysia Airlines MH370 Menghujam Samudra pada Sudut 90 Derajat?

MH370 menghilang karena diduga jatuh di Samudra Hindia pada sudut 90 derajat. Tegak lurus. Tanpa sempat meninggalkan jejak dan pertanda.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 11 Jun 2015, 12:54 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2015, 12:54 WIB
Teori baru jatuhnya MH370 di Samudera Hindia
Teori baru jatuhnya MH370 di Samudera Hindia

Liputan6.com, Doha - Pencarian Malaysia Airlines MH370 terus dilakukan hingga kini, di tengah cuaca buruk dan harapan yang makin menipis. Sudah setahun lebih sejak Boeing 777 tersebut hilang bersama 239 orang di dalamnya, Sabtu 8 Maret 2014. Korban selamat mustahil ditemukan.

MH370 yang hilang secara misterius dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Beijing, China memicu sejumlah teori konspirasi. Dari dugaan sabotase, api yang muncul tiba-tiba di pesawat, ditembak jatuh, kendali pesawat diretas, cuaca buruk, bunuh diri pilot, hingga unsur terorisme.

Dan kini, sejumlah ahli matematika mengklaim, Boeing 777 tersebut menghilang tanpa jejak karena jatuh di Samudra Hindia pada sudut 90 derajat. Tegak lurus.

Ahli matematika dari Texas A&M University di Qatar, Goong Chen mengatakan, bukti bahwa MH370 jatuh dalam kondisi vertikal sangat kuat.

Posisi jatuh di mana hidung pesawat menghujam samudra membuat badan pesawat utuh. Juga menjelaskan mengapa tak ada satupun puing dan bahan bakar yang bisa menjadi petunjuk keberadaan MH370.

Tak seperti dalam kecelakaan Air France Penerbangan 447 pada 1 Juni 2009. Kala itu 3.500 puing ditemukan mengambang dan segera dievakuasi -- meski dibutuhkan waktu 2 tahun hingga badan pesawat diangkat.

"Apa pastinya yang terjadi di saat-saat terakhir MH370 tetap menjadi misteri hingga suatu ketika kotak hitam ditemukan dan diterjemahkan," kata Chen, yang memimpin simulasi komputer forensik, seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Kamis (11/6/2015).

"Namun, forensik mendukung kuat dugaan bahwa MH370 jatuh ke air dalam kondisi menukik tajam, dengan hidung yang kali pertama menghantam samudra," kata dia.

Menurut simulasi dinamika fluida, jatuh secara vertikal memicu lebih sedikit resistensi. Chen mengatakan, dengan posisi jatuh seperti itu, sayap pesawat akan pecah seketika, namun, bagian lain dari MH370 tetap utuh. Puing yang besar dan berat mungkin tenggelam di dasar samudra.

Meluncur ke dalam air adalah manuver terampil yang pernah dilakukan Kapten Chesley Sullenberger saat mendaratkan pesawat US Airways Penerbangan 1549 ke Sungai Hudson di New York pada 2009. Sebanyak 115 penumpang dievakuasi dalam kondisi cedera, namun hanya 1 orang yang diharuskan menginap di rumah sakit. Kejadian tersebut dijuluki "Miracle on the Hudson" dan sang kapten dielu-elukan sebagai pahlawan.

Namun, skrenario pendaratan tersebut mungkin tak sengaja dilakukan oleh MH370. Sebab, "mendaratkan peawat besar di Samudra Hindia nan luas -- bukan di sungai seperti US Airways -- pasti akan melibatkan ombak setinggi beberapa meter, yang berpotensi membuat burung besi itu pecah dan bocor.

Chen yang bekerja di Jurusan Matematika di Texas A&M University sejak 1987, memimpin tim periset dari Texas A&M, Penn State, Virginia Tech, MIT, dan Qatar Environment and Energy Research Institute.

Ahli matematika dari Texas A&M University di Qatar, Goong Chen

Hasil riset yang mereka simpulkan dipublikasikan jurnal dalam Notices of the American Mathematical Society edisi April 2015.

Studi matematika tersebut dilakukan tak lama setelah Presiden maskapai Emirates, Tim Clack menyebut, Pemerintah Australia diduga akan menghentikan pencarian.

"Hanya soal waktu sebelum pencarian dihentikan," kata dia di tengah pertemuan tahunan International Air Transport Association di Miami, Amerika Serikat,

"Apakah kita punya solusi? Apakah kita punya penjelasan? Apa penyebabnya? Apa alasannya? Tak ada. Semua itu membuat kita melakukan hal yang sia-sia. Kasus Amelia Earhart (yang hilang tanpa jejak) kembali terulang."

Earhart menghilang pada 1937, saat mencoba terbang sendirian mengelilingi dunia. Pesawatnya tak pernah ditemukan.

Pada bulan April tahun ini, Malaysia, Australia dan China mengumumkan bahwa zona pencarian MH370 akan diperluas 2 kali lipat, termasuk area terpencil di Samudera Hindia bagian selatan, menjadi 120.000 km persegi.

Namun, pencarian di tengah Samudra bukan perkara mudah. Foto-foto ini menjelaskan alasannya:

Ombak raksasa yang menghantam kapal tim pencari:

Pencarian MH370 di tengah cuaca buruk (ATSB)

 

Pencarian dihadang cuaca buruk dan membatasi jarak pandang:

Pencarian MH370 di tengah cuaca buruk (ATSB)

Air laut memasuki buritan kapal tim pencari MH370:

Pencarian MH370 di tengah cuaca buruk (AFP)

Baca juga: Fenomenal! Rumus Fisika Ini Kuak Misteri Malaysia Airlines MH370

(Ein/Tnt)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya