Liputan6.com, Hong Kong - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhamad Iqbal menyatakan penyelidikan kasus pembunuhan terhadap TKI, Wiji Astutik Supardi terus diintensifkan Kepolisian Hong Kong. Ia menyebut 2 tersangka yang membunuh Wiji sudah ditangkap Otoritas setempat, termasuk pacar Wiji yang berkewarganegaraan Pakistan, Wahaj Fyas.
Iqbal mengatakan, dari investigasi yang dilakukan Polisi Hong Kong, WN Pakistan itu menyangkal telah membunuh sang kekasih. Namun ia mengakui telah menganiaya Wiji.
"Pada 10 Juni 2014 pukul 04.00 ditangkap 2 tersangka di Tuen Mun New Territories saat akan menyeberang ke China dengan kapal feri. Tersangka yang ditangkap bernama Wahaj Fyaz (30) WN Pakistan dan tersangka Shahbaz Khan (22) WN India," sebut Iqbal, Senin (15/6/2015).
"Rekonstruksi telah dilakukan tanggal 11 Juni pukul 15.00 waktu Hong Kong. Dalam rekonstruksi Wahaj Fyaz mengaku hanya menampar korban 2 kali dan menendang korban 1 kali," tambah dia.
Akibat keterangan itu, rencana untuk membawa jenazah Wiji ke Indonesia mengalami penundaan. Sebab, Polisi Hong Kong masih harus mencocokan keterangan Wahaj dengan hasil visum dari Dokter yang memeriksa jenazah Wiji.
"Info dari KJRI Hongkong bahwa jenazah Almarhum Wiji berada di Kwai Ching Public Mortuary. Otopsi telah dilakukan, namun jenazah masih belum dapat dipulangkan karena masih menunggu hasil penyebab kematian dari Coroner Court Hongkong dan Kepolisian setempat," jelas Iqbal.
Pada Februari 2015, Wiji pernah melapor ke kepolisian Mong Kok sebagai korban penganiayaan kekasihnya asal Pakistan itu. Namun ibu seorang anak ini, menarik laporannya, justru setelah polisi menangkap sang kekasih.
Wiji datang ke Hong Kong sebagai TKI pada 2007. Tetapi, perempuan asal Bantur, Malang, ini mengalami masalah ketenagakerjaan dengan majikannya. Sehingga pada 2008, KJRI tercatat pernah membuatkan SPLP atau surat pengganti paspor yang mengharuskan Wiji pulang ke Indonesia.
Kemudian Wiji diduga kabur dari KJRI dan mengajukan diri sebagai pengungsi ke Imigrasi Hong Kong. Dengan demikian, Wiji mendapatkan recognition paper sebagai ganti paspor Indonesia.
Menurut informasi dari KJRI Hong Kong, jenazah Wiji Astutik Supardi ditemukan di Mong Kok pada 8 Juni 2015 sekitar pukul 10.45 waktu setempat. Beberapa pejalan kaki yang melintas menemukan jasad Wiji dalam balutan matras. (Ger/Mut)
WN Pakistan Akui Aniaya TKI Wiji yang Tewas di Hong Kong
Akibat keterangan itu, rencana untuk membawa jenazah Wiji ke Indonesia mengalami penundaan.
diperbarui 15 Jun 2015, 15:00 WIBDiterbitkan 15 Jun 2015, 15:00 WIB
Ayah dari Wiji Astutik, WNI yang ditemukan tewas di sebuah trotoar kawasan Mong Kok, Hong Kong. (Liputan6.com/ Zainul Arifin)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
DPR Wajibkan Putar Lagu Indonesia Raya Wajib Tiap Jam 10 Pagi, Semua Wajib Sikap Sempurna
Apa Arti Thursday? Berikut Penjelasan dan Asal Usul Penamaannya
Sunarso Sebut AgenBRLink Jadi Cara BRI Tingkatkan Inklusi Keuangan di Daerah 3T
Israel Serang Area Dekat Bandara Beirut Lebanon Usai Perintahkan Evakuasi di 4 Wilayah
Petani Berterimakasih Ke Presiden Atas Pemutihan Hutang, Wamentan Sudaryono Siap Jalankan Prosesnya
Memahami Ujikom, Proses Penilaian untuk Mengukur Kemampuan Seseorang dalam Bekerja
Ciri-Ciri Orang dengan Otak Cerdas Meski Berpenampilan Sederhana
Rahasia Membuat Jengkol Empuk dan Bebas Bau
Cara Mengolah Cumi agar Empuk dan Bebas Amis
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global dan Geopolitik
30.812 Warga Kabupaten Sikka Terdampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
Universal Precaution adalah Strategi Perlindungan untuk Tenaga Kesehatan, Berikut Prinsip dan Penerapannya