Liputan6.com, Damaskus - Di tengah kecamuk konflik bersenjata, KBRI Damaskus menyelenggarakan Upacara Peringatan ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia di lapangan kedutaan. Bertindak sebagai pembina upacara, Duta Besar RI Damaskus Djoko Harjanto, dan para mahasiswa sebagai petugas upacara.
Sekitar 150 peserta upacara, terdiri dari staf KBRI, pelajar, TKW penghuni penampungan sementara (shelter), dan undangan warga lokal, terlihat berbaris rapi dan khidmat mengikuti jalannya upacara. Ketika bendera Merah Putih dinaikan dengan diiringi lagu kebangsaan "Indonesia Raya," sontak kesyahduan memuncak dan rasa haru memenuhi kompleks KBRI Damaskus.
Baca Juga
"Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan peristiwa singkat, tetapi sangat bersejarah. Melalui jembatan emas kemerdekaan, bangsa Indonesia telah membalikan keadaan dari yang semula buta huruf, terbelakang, dan miskin menjadi salah satu negara dengan pembangunan ekonomi, politik, dan demokrasi terbaik di dunia," kata Dubes Djoko menyampaikan amanat sebagai pembina upacara.
Advertisement
"Para pendiri bangsa pasti akan bangga melihat capaian Republik Indonesia pada ulang tahunnya yang ke-70 ini," tambah dia dalam keterangan tertulis, Senin (24/8/2015).
Setelah upacara, acara dilanjutkan dengan aubade lagu nasional Indonesia yang diiringi piano keyboard langsung oleh Dubes Djoko.
Di bawah kibaran bendera merah putih, lagu-lagu nasional Indonesia, seperti "Maju Tak Gentar," "Halo-halo Bandung," "Hari Merdeka," "Bagimu Negeri," berkumandang di langit Kota Damaskus, mengundang decak kagum dari para warga lokal.
"Saya baru kali ini menyaksikan suatu bangsa yang begitu mencintai negaranya, meskipun berada jauh di Suriah," Samir Makieh, pengacara retainer KBRI Damaskus, menyampaikan kekagumannya merasakan kekhidmatan ucapara dan semangat para WNI menyanyikan aubade lagu nasional.
Pada kesempatan itu pula, Dubes Djoko menyerahkan piagam penghargaan kepada para pegawai setempat atas dedikasinya kepada KBRI Damaskus, juga kepada para pengacara kedutaan tersebut atas prestasinya menyelesaikan ratusan masalah hukum para TKW di Suriah.
Rangkaian acara upacara bendera pun ditutup dengan pembacaan doa untuk kemajuan bangsa Indonesia dan perdamaian bagi negeri Suriah, dilanjutkan dengan bersalam-salaman di antara semua peserta upacara.
Ditambahkan oleh Pelaksana Penerangan Sosbud KBRI Damaskus AM Sidqi, penyelenggaraan upacara bendera di lapangan ini baru diadakan kembali selama masa krisis dan konflik bersenjata melanda Suriah.
"Melihat kondisi yang relatif aman dan sesuai arahan Dubes, kami sengaja menyelenggarakan upacara tahun ini di lapangan luar dan mengundang warga lokal agar menunjukan upacara kemerdekaan khas Indonesia lengkap dengan segala hiruk-pikuknya," jelas Sidqi. (Tnt/Sss)